Sukses

Resmikan Tugu Kongres Santri Pancasila, Kepala BPIP: Peran Santri dan Ulama Aceh Sangat Besar

BPIP meresmikan Tugu Kongres Santri Pancasila di Meulaboh, Aceh Barat, Kamis (29/9/2022).

Liputan6.com, Aceh Barat Menanamkan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila terus dilakukan Badan Pembinaan ideologi Pancasila (BPIP) dengan berbagai cara. Salah satunya dengan meresmikan Tugu Kongres Santri Pancasila di Meulaboh, Aceh Barat, Kamis (29/9/2022). Tugu yang berdiri di depan Masjid Agung Baitul Makmur, Kota Meulaboh, Aceh Barat ini menjadi simbol perjuangan para Ulama dan Santri Aceh dalam mempertahankan keutuhan NKRI dan ideologi Pancasila.

Dalam sambutannya, Kepala BPIP, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. mengungkapkan bahwa memori dan semangat jasa para pahlawan Aceh, khususnya para Santri dan Ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia terdapat pada tugu tersebut.

"Bapak Dr. Mr. H. Muhammad Hasan berperan aktif dalam merumuskan sila-sila dalam Pancasila. Tak lupa juga warga Aceh merasa bangga karena tak sampai empat bulan setelah penggalangan dana, pesawat pertama Indonesia berhasil dibeli, itulah salah satu peran besar Aceh untuk perjuangan diplomatik Internasional melalui pembuatan pesawat," tutur Yudian.

Bagi Prof. Yudian, masyarakat Aceh seyogyanya menaruh rasa bangga terhadap bangsa Indonesia. Sejarah mencatat, bagaimana perjuangan pendahulu saat memperjuangkan kemerdekaan NKRI begitu besar rasa ikhlasnya dan rela berkorbannya untuk bangsa dan negara.

“Bangsa kita adalah bangsa yang besar dan hebat. Bayangkan, proklamasi kita waktunya hanya 59 detik. Hasilnya, 42 negara (kerajaan/kesultanan) bersatu menjadi Republik Indonesia. Tidak pernah terjadi, para sultan menyerahkan kekuasaannya demi konstitusional," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Makna Persatuan dengan Bingkai Lokal

Gubernur NAD yang diwakili Staf Ahli Bidang Keistimewaan Aceh, SDM, dan Kerja Sama, Ir. Iskandar Sukri mengungkapkan, adanya Tugu Kongres Santri Pancasila ini penting dalam memaknai persatuan dalam bingkai nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Aceh.

"Ini membuktikan bahwa para Ulama dan Santri di Aceh mencintai Indonesia dan tugu ini menjadi simbol persatuan di Aceh yang tetap menjalankan syariah dan muamalah dalam naungan ideologi Pancasila," tuturnya.

Ia pun menambahkan bahwa peresmian tugu ini menjadi momentum semangat untuk masyarakat Aceh bangkit dan bersatu dalam membangun dan menjaga persatuan NKRI.

"Aceh tidak terpisahkan dengan Islam. Perjuangan Aceh didasari semangat mempertahankan negara. Kami berharap ini tidak hanya seremonial, tapi momentum hari ini harus jadi kebangkitan dalam membangun bangsa untuk bersatu," tegasnya.

Bangunan tugu yang diresmikan kepala BPIP itu terdiri dari 5 (lima) pilar yang menandakan isi sila dalam pancasila yang tertanam didalam jiwa Santri dan Ulama, selain itu terdapat logo pemerintah, rencong dan tulisan di tugu tersebut.

Sementara itu, Bupati Aceh Barat, H. Ramli MS berpesan kepada 297 Keuchik (Kepala Desa) yang baru dilantik pada hari yang sama untuk bergotong royong dalam pembangunan dan menjaga keutuhan NKRI dan ideologi Pancasila.

"Masyarakat Aceh barat harus memiliki jiwa patriotisme seperti para pahlawan Aceh terdahulu dalam menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, maka dari itu saya titip kepada para Keuchik yang baru di lantik, untuk sama-sama bergotong royong menjaga Aceh Barat untuk semakin maju," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi dan Komunikasi, Ir. Prakoso. M.M, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo dan Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama, Elfrida Herawati Siregar, S.P., M.M.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini