Sukses

Survei CSIS: Pemilu 2024 Diisi Hampir 60 Persen Generasi Z dan Milenial

Lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) hari ini, Senin (26/9/2022) mengadakan diskusi publik yang membahas survei nasional dengan tema Pemilih Muda dan Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) hari ini, Senin (26/9/2022) mengadakan diskusi publik yang membahas survei nasional dengan tema Pemilih Muda dan Pemilu 2024: Dinamika dan Preferensi Sosial Politik Pasca Pandemi di Auditorium Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta Pusat.

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes mengatakan, pemilihan umum atau Pemilu 2024 mendatang akan didominasi oleh kaum generasi Z dan milenial yang rentang usianya 17-39 tahun mendekati 60% berdasarkan periode survei pada 8-13 Agustus 2022.

"Proposi pemilih muda yang rentang usianya 17-39 tahun ini diprediksi akan mendekati 60%," ujar Arya saat diskusi publik di Auditorium CSIS, Jakarta, Senin (26/9/2022).

60% tersebut berasal dari penduduk Indonesia berusia 17-39 tahun yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

Dengan latar belakang mempunyai hak pilih sebesar 688 dari 1.192 sampe Pemilu 2014 dan sebesar 981 dari 1.192 sample telah melakukan Pemilu 2019.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan jika partai-partai tidak hati-hati maka dalam 20 tahun ke depan akan dihuni oleh generasi tua yang nantinya akan kembali saat masa penjajahan Jepang, sehingga semakin sulit untuk produktif.

"Ini kalau kita gak hati-hati dalam 20 tahun ke depan ini, bisa-bisa akan semakin banyak generasi tua ya dan kita akan kayak Jepang gitu. Agak sukit lagi untuk kita bisa produktif," kata Herzaky saat menanggapi hasil survei di CSIS Jakarta, Senin (26/9/2022).

Herzaky juga memaparkan bahwa momen pemilu 2024 yang mana hampir 60% didominasi generasi Z dan milenial adalah momentum penting yang sangat kritis yang harus dioptimalkan sebaik mungkin.

"Pada saat-sata seperti inilah momen penting yang sangat kritis yang perlu dioptimalkan sebaik mungkin," jelas Herzaky.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Survei Charta Politika

Sebelumnya, Lembaga Survei Charta Politika Indonesia merilis survei terbaru terkait elektabilitas calon presiden (capres).

Dalam simulasi 3 nama, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tetap jauh di atas Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, dalam simulasi tersebut elektabilitas Ganjar berada di angka 37,5 persen.

Sementara di bawahnya Prabowo Subianto mendapat 30,5 persen dan terakhir Anies Baswedan 25,2 persen.

"Sampai dengan periode survei dilakukan, Ganjar Pranowo menjadi pilihan tertinggi publik sebagai calon presiden," kata Yunarto dalam rilis survei, Kamis 22 September 2022.

Selain simulasi 3 nama, nama Ganjar juga berada di urutan teratas dalam simulasi 10 nama. Elektabilitas Ganjar terpaut jauh di angka 31,3 persen, disusul Prabowo dengan perolehan 24,4 persen dan Anies 20,6 persen.

"Sementara pada simulasi 27 nama, Ganjar Pranowo juga teratas dengan 28,5 persen dan Prabowo 23,4 persen, disusul Anies di belakangnya dengan 19,6 persen, lalu tokoh-tokoh lainnya," kata Yunarto.

 

3 dari 3 halaman

75 Persen Responden Mengetahui Ada Pemilu

Yunarto menjelaskan, tingginya elektabilitas Ganjar tak lepas dari banyaknya dukungan masyarakat terhadap Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu di 4 zona wilayah berbeda se-Indonesia.

"Dari responden Jateng dan DIY sebanyak 67 persennya mendukung Ganjar menjadi presiden apabila pemilihan dilakukan hari ini. Kemudian di Jawa Timur 25,8 persen, lalu di Bali, NTB, dan NTT 53,3 persen, dan juga di Maluku serta Papua dengan 30 persen dukungan," imbuhnya.

Dalam hasil survei ini, Yunarto menyatakan bahwa pengetahuan publik terhadap Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 terbilang tinggi.

Berdasarkan survei, sebanyak 75 persen dari total responden mengetahui perhelatan demokrasi tersebut.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan secara tatap muka pada 6 - 13 September 2022. Para responden merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah memiliki hak pilih dalam Pemilu, yakni WNI berusia minimal 17 tahun.

Responden dipilih melalui metode Multistage Random Sampling sebanyak total 1220 responden. Margin of erorr survei ini sebesar 2,82 persen dengan quality control dari 20 persen responden.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.