Sukses

Megawati Tiba di Sekolah Partai, Akan Beri Arahan ke Kepala Daerah Kader PDIP

Megawati dijadwalkan bakal memberikan kepala daerah yang merupakan kader PDIP dari seluruh Indonesia dalam sebuah agenda rapat koordinasi dengan tema Kebijakan Pembangunan Trisakti.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tiba di Sekolah Partai PDIP. Kedatangannya didampingi Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Megawati tiba sekira pukul 13.00 WIB dan disambut Ketua Bappilu Bambang Wuryanto dan Ketua DPP Eriko Sotarduga.

Sambil berjalan, Megawati tampak mendapatkan laporan dari para kader PDIP tentang jalannya sekolah partai yang sudah berlangsung sejak pagi hari tadi.

Megawati dijadwalkan bakal memberikan kepala daerah yang merupakan kader PDIP dari seluruh Indonesia dalam sebuah agenda rapat koordinasi dengan tema Kebijakan Pembangunan Trisakti.

Hadir 93 kepala daerah untuk mendengarkan paparan Ketua Umum PDIP dan sejumlah nara sumber. Tampak antara lain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Medan Bobby Nasution, Gubernur Maluku Murad Ismail, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming, dan Gubernur Bali Wayan Koster.

Sebagai informasi, sejumlah menteri dari kader PDI Perjuangan disebut juha hadir hari ini. Selain Yasonna Laoly, ada Mensos Tri Rismaharini, dan Menpan-RB Azwar Annas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PDIP Gelar Rapat Konsolidasi Hari Ini

PDI Perjuangan menggelar konsolidasi para kepala daerah di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Kamis (22/9/2022). Acara itu bakal hadir 93 kepala daerah PDIP dalam konsolidasi gelombang pertama.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, bakal ada pengarahan khusus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada para kepala daerah.

"Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri akan memberikan pengarahan khusus kepada para kepala daerah. Tujuannya untuk mengonsolidasi kebijakan kepala daerah baik yang bersifat vertikal maupun horisontal dalam menjawab berbagai tantangan perekonomian nasional saat ini," ujar Hasto dalam keterangannya, Kamis (22/9/2022).

Rapat konsolidasi para kepala daerah ini digelar karena PDIP ingin para eksekutif yang diusung melakukan langkah mempercepat gerak perekonomian akibat pandemi Covid-19 dan tekanan global dampak perang Rusia-Ukraina.

"Rapat akan dimulai pukul 10.00 WIB dipimpin langsung oleh Ibu Ketua Umum. Sekaligus Beliau akan memberikan pengarahan. Sekjen PDI Perjuangan bersama sejumlah menteri seperti Bu Risma dan Pak Anas juga akan menyampaikan paparan di rapat hari ini," jelas Hasto.

3 dari 4 halaman

Alasan PDIP Sulit Koalisi dengan Demokrat

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkap sejumlah alasan partainya sulit berkoalisi dengan Partai Demokrat di Pemilu 2024.

Dia mengatakan, PDIP merasa memiliki kebijakan, agenda dan suasana kebatinan pemilih yang berbeda. Apalagi diperuncing dengan pernyataan keras Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Ya ketika Rakernas II kan saya tegaskan bahwa ada dari aspek policy, dari aspek suasana kebatinan basis pemilih, dan kemudian juga bagaimana agenda bagi masa depan, itu kan berbeda," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu (21/9/2022).

Dia lantas menyinggung soal SBY yang mengaku mau turun gunung pada pemilu mendatang karena diduga ada kecurangan.

Menurut dia, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bukan sosok suka naik turun gunung layaknya SBY.

"Ibu Mega misalnya sosok yang terus memberikan inspirasi, yang memberikan guideline. Ibu Mega bukan sosok yang suka naik gunung kemudian turun gunung, itu kan sudah berbeda. Sementara pak SBY kan turun gunung berkali-kali," tutur Hasto.

Agenda kepartaian PDIP dan Demokrat hari ini pun berbeda. PDIP fokus turun ke bawah untuk membantu rakyat dan menjauhkan diri dari dinamika kontestasi politik yang tidak perlu.

"Sehingga dalam konteks seperti itu saudara-saudara sekalian, mari kita sebaiknya perkuat energi positif bagi bangsa. Saat ini fokus kita adalah untuk membantu rakyat turun ke bawah, jauhkan dari dinamika kontestasi yang tidak perlu," kata Hasto.

"Bangsa ini dalam pendidikan saja ketinggalan dari Singapura, maka mari kita kedepankan suasana gotong royong, kita secara positif bagi bangsa dan negara untuk kemajuan bangsa. Ini yang didorong oleh PDI-Perjuangan. Mengapa hari ini kami mengadakan kaderisasi, karena kami ingin mendidik kader-kader partai kami untuk menggelorakan energi positif itu," tutupnya

4 dari 4 halaman

PDIP Sindir Pemimpin yang Bicara Kecurangan

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menuturkan, seorang pemimpin harus bicara masa depan untuk menyelesaikan masalah hari ini dan akan datang. Menurut dia, tidak pantas sudah bicara kecurangan padahal Pemilu 2024 belum dimulai.

"Saudara sekalian yang namanya pemimpin berbicara memadukan masa lalu untuk menyelesaikan masalah sekarang dan masa depan. Membangun masa depan, itu namanya pemimpin," ujar Hasto Kristiyanto di hadapan kader PDIP dalam kegiatan Pendidikan Kader Pratama (PKP) yang diinisiasi oleh DPC PDIP Kota Tangerang Selatan di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/9/2022).

Hasto pun menyindir seorang pemimpin yang sudah bicara kecurangan pemilu lebih dini. Meski kontestasi Pemilu 2024 juga masih jauh.

"Kalau pemimpin bicaranya ini terjadi kecurangan pemilu, ini ada kecurangan pemilu, padahal pemilunya saja belum berjalan. Tapi akhirnya sudah dijawab beliau sendiri, karena beliau mengatakan yang sering melakukan kecurangan pemilu, dahulunya melakukan kecurangan," ujarnya.

Hasto pun meminta kader PDIP tidak diam menghadiri narasi kecurangan pemilu yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.

Hanya saja kader PDIP diminta tidak emosi saat melakukan pembelaan. Hasto meminta kader banteng mengedepankan intelektual dalam berpolitik seperti pesan Proklamator Sukarno.

"Jadi, meskipun saat ini ada yang mengatakan pemilu curang, kita diam, tetapi ketika itu ditujukan kepada Pak Jokowi yang tugasnya saat ini berat. Kita membela Pak Jokowi saudara sekalian," kata Hasto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.