Sukses

Golkar Yakin PKS Gabung KIB Usai Lirik Airlangga Jadi Bakal Capres

Golkar melihat PKS sudah 10 tahun di luar kekuasaan pemerintah. Dia yakin, sebuah parpol tidak ingin berlama-lama di luar pemerintahan.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi salah satu bakal calon presiden (capres) yang dipertimbangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketua DPP Golkar Lamhot Sinaga mengakui pihaknya selama ini memang sudah berkomunikasi sejak lama dengan PKS.

Komunikasi makin intens santara Golkar dan PKS jelang Pemilu 2024. 

"Tetapi seiringnya dengan dinamisnya fluktuasi koalisi ini ya sampai hari ini memang belum ada keterikatan antara Golkar dan PKS," jelas Lamhot saat dihubungi merdeka.com, Selasa (20/9/2022).

Lamhot menambahkan, Golkar melihat PKS sudah 10 tahun di luar kekuasaan pemerintah. Dia yakin, sebuah parpol tidak ingin berlama-lama di luar pemerintahan.

"PKS kan punya target bahwa pilpres yang akan datang mereka mengusung calon yang menang. Jadi mereka ingin berada di pemerintahan," katanya.

Dengan dasar itu, Lamhot yakin, PKS akan bersama dengan Golkar menghadapi Pemilu 2024. "Dan mungkin juga sekaligus merepat bergabung dengan KIB," imbuhnya.

Lamhot menilai, komunikasi antara Golkar dan PKS bahkan sudah terbangun sebelum terbentuknya KIB. Namun lagi-lagi, belum ada komitmen antara satu dan lainnya. "Kan pada waktu KIB belum terbentuk PKS dengan Golkar sudah lama membangun komunikasi," tegas dia lagi.

Mengenai saat ini PKS lebih dekat dengan poros NasDem, Golkar yakin, pada akhirnya partai pimpinan Ahmad Syaikhu tersebut akan bergabung dengan KIB yang dipimpin oleh Golkar.

Sebab, KIB belum membahas Capres dan Cawapres hingga saat ini. Meskipun, Golkar telah mencalonkan Airlangga sebagai Capres.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Yakin KIB Bergabung KIB

Sementara poros lain sudah menggadang sejumlah nama untuk menjadi capres. NasDem misalnya dengan Anies Baswedan, atau Demokrat dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Itu yang membuat awalnya komunikasi dengan PKS mentok. Karena punya jagoan capres masing-masing.

"Memang pada saat itu komunikasi antara PKS dengan Golkar agak terkendala, tapi dalam konteks KIB, Golkar kita tidak memaksakan walaupun di internal Golkar bulat ya. Tapi kemudian kami punya kesepakatan bahwa tahapan itu akan kita bahas di akhir," ujar dia.

Lamhot yakin, PKS pada akhirnya bakal gabung dengan KIB. Sebab, poros NasDem dan Demokrat menurut dia, tengah memaksakan capresnya masing-masing. Beda dengan KIB.

"Demokrat masih memaksakan AHY, ya sementara PKS dan NasDem juga sudah punya pasangan masing-masing. Itulah kelemahan kalau parpol selalu mematok pasangan capresnya," tegas dia.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.