Sukses

Alasan Anggaran Proyek MRT Fase 2 Membengkak Jadi Rp 25,3 Triliun

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Silvia Halim mengungkapkan alasan pembengkakan anggaran untuk proyek MRT Jakarta (MRTJ) Fase 2.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Silvia Halim mengungkapkan alasan pembengkakan anggaran untuk proyek MRT Jakarta (MRTJ) Fase 2. Proyek ini sebelumnya dianggarkan Rp 22,6 triliun dan kini menjadi Rp 25,3 triliun.

Silvi menerangkan, pembengkakan ini disebabkan perubahan panjang jalur. Mulanya, pembangunan direncanakan sepanjang 7,8 km dengan tujuh stasiun dan satu stasiun on ground dan Depo, dimulai dari Bundaran HI sampai Kampung Bandan.

Kini, pembangunan dilakukan sepanjang 12,3 km dengan sembilan stasiun underground dan satu stasiun on ground dan Depo. Dimulai dari Bundaran HI sampai Kampung Bandan dan Kota sampai Ancol Barat.

"Iya, biaya pembangunan Fase 2 MRT terjadi peningkatan. Estimasi awalnya Rp 22,6 triliun sekarang menjadi di Rp 25,3 triliun. Nah kenapa? Pertama, perlu kami sampaikan bahwa estimasi Rp 22,6 triliun ini adalah estimasi yang dilakukan pada 2018. Waktu itu masih di tahap perencanaan dan waktu itu pun jalurnya yang kami bicarakan itu dari Bundaran HI sampai ke Kampung Bandan," kata Silvia kepada wartawan di Head Office MRT Jakarta, Wisma Nusantara, Selasa (20/9/2022).

Faktor selanjutnya adalah kenaikan harga rata-rata raw material (bahan baku) lebih dari 50 persen sejak 2018 karena krisis rantai pasok dan permintaan tinggi sehubungan dengan pemulihan pascapandemi. Selain itu, kelangkaan semiconduktor, inflasi akibat perang Ukraina-Rusia, dan kenaikan harga minyak dan energi dunia.

"Sekarang yang kami bicarakan di Rp 25,3 triliun adalah estimasi ter-latest yang kita punyai di tahun 2022 ini. Di mana di dalamnya sudah kita antisipasi kelanjutannya ke Ancol," kata Silvia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Anies Sebut MRT Bundaran HI-Kota Tua Selesai 2028

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pembangunan jalur kereta cepat Mass Rapid Transit (MRT) fase 2A Bundaran HI sampai Kota akan rampung pada 2028. Hal itu disampaikannya ketika menyaksikan groundbreaking CP202 MRT Jakarta Fase 2A di Plaza Beos, Kota Tua, Jakarta Barat pada Sabtu 10 September 2022.

"Kita mengharapkan nanti akan bisa dari kawasan Lebak Bulus ke kawasan Kota Tua tersambung. Menurut proyeksi, diperkirakan tahun 2028 ini semua akan selesai di Kota Tua," kata Anies.

Adapun panjang lintasan Fase 2A adalah 5,8 km dan terdiri dari tiga paket pekerjaan dengan enam stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan satu stasiun at grade (Kota).

Untuk paket pertama, paket CP20, akan mulai dari Thamrin sampai Monas dengan panjang jalur 2,62 km dan dua stasiun bawah tanah.

"Kontraknya telah ditandatangani pada tanggal 14 Februari 2020. Pekerjaannya dimulai pada tanggal 15 Juli 2020 dan saat ini progressnya telah mencapai 42,7 persen," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Mohamad Aprindy.

Untuk paket CP203, menghubungkan Glodok dan Kota sepanjang 1,3 km dengan dua stasiun di bawah tanah. Kontraknya telah ditandatangani pada 20 April 2021 dan pekerjaannya dimulai tanggal 18 September 2021. Hingga saat ini, pengerjaannya telah mencapai 15 persen.

"Dengan dimulainya paket 202 pada hari ini, tentunya akan menghubungkan Harmoni sampai dengan Sawah Besar sepanjang 1,8 km dengan 3 stasiun di bawah tanah," tambah Aprindy.

 

3 dari 4 halaman

Tantangan Pembangunan

Lebih lanjut, Aprindy menyampaikan bahwa pembangunan Fase 2A, khususnya CP202, memiliki sejumlah tantangan.

“Paket proyek ini memiliki karakteristik yang unik dengan lahan pembangunan terbatas dan jalur yang dibelah oleh kanal. Oleh karena itu, stasiun dan terowongan yang ada dalam paket kontrak ini, akan dibangun bertumpuk empat atau istilahnya stacked station dan stacked tunnel. Selain tantangan teknis tersebut, lokasi pembangunan yang berada di kawasan bersejarah Jakarta yang banyak dikelilingi oleh bangunan cagar budaya membuat kami harus benar-benar memperhatikan aspek ini, termasuk banyak bekerja sama dan berkoordinasi intensif dengan instansi terkait, baik dari pemerintah maupun perguruan tinggi,” jelas Aprindy.

Menurut Anies, pembangunan kereta bawah tanah ini mencerminkan Jakarta yang menjadi kota modern di Asia Tenggara.

"Jakarta sebagai kota modern yang nantinya menjadi pusat kegiatan perekonomian bukan hanya Indonesia, tapi juga kawasan Asia Tenggara. Kita harus menyiapkan transportasi massal yang bisa menjangkau seluruh wilayah di Jakarta (termasuk Kota Tua). Alhamdulillah, perkembangan selama ini dengan mengintegrasikan transportasi umum massal, 92 persen wilayah Jakarta telah terjangkau oleh kendaraan umum," kata Anies.

 

4 dari 4 halaman

3 Tahun Beroperasi, Penumpang MRT Jakarta Tembus 51 Juta

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Mohammad Aprindy mengabarkan, okupansi penumpang MRT Jakarta Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI) sejak pertama kali beroperasi per Maret 2019 mencapai sekitar 51 juta orang.

"Secara kumulatif sejak Maret 2019, telah mencapai dekati 51 juta penumpang yang telah memanfaatkan MRT Jakarta kita," ujar Aprindy dalam acara Groundbreaking Contract Package 202 MRT Jakarta Fase 2A di Kota Tua, Jakarta, Sabtu (10/9/2022).

Tak hanya kumulatif, ia menyampaikan, jumlah penumpang rata-rata MRT Jakarta secara harian pun bertambah lebih dari dua kali lipat.

"Sampai Agustus 2022, rata-rata penumpang kita 55 ribu penumpang per hari. Tahun lalu masih 25 ribu per hari," terang Aprindy.

PT MRT Jakarta (Perseroda) sendiri saat ini tengah melanjutkan pengerjaan proyek MRT Jakarta Fase 2A yang menghubungkan antara Bundara HI dengan Jakarta Kota.

Jakarta Kota dipilih sebagai salah satu titik utama, karena itu akan terintegrasi dengan layanan KRL Commuter Line untuk membentuk sebuah transit oriented development (tod). Nantinya, rute layanan MRT Jakarta akan terus dilanjutkan hingga kawasan Ancol, Jakarta Utara.

"Saat ini MRT Jakarta sedang lanjutkan pembangunan Fase 2A, kelanjutan fase 1 yang sudah beroperasi sejak 2019. Kontak paket 2 progresnya sekitar 42,7 persen," kata Aprindy.

 

 

 

Reporter: Lydia Fransisca

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.