Sukses

Tanggapi Isu Reshuffle, Menkominfo: Kata Siapa? Ngarang Aja

Menkominfo Johnny G Plate menolak berkomentar lebih lanjut terkait isu reshuffle kabinet. Dia pun menutup kaca mobilnya dan pergi meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menepis isu dirinya akan terkena reshuffle atau perombakan kabinet. Dia meminta awak media untuk tidak asal mengarang isu.

"Kata siapa?" kata Johnny kepada wartawan di Istana Kepreasidenan Jakarta, Senin (19/9/2022).

"Ngarang aja kamu ini," sambung dia.

Johnny menolak berkomentar lebih lanjut terkait isu reshuffle kabinet. Dia pun menutup kaca mobilnya dan pergi meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Sebelumnya, Bjorka mengklaim telah menerima informasi dari "teman yang bekerja di Istana" bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan segera mengganti Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate.

"Baik sekali, Pak Presiden. Pastikan penggantinya adalah orang yang tech-savvy, bukan orang bodoh dari partai, politik, atau angkatan bersenjata, karena semua itu akan sia-sia," kata Bjorka.

Terakhir, ia juga mengomentari soal Jokowi yang membentuk tim khusus untuk memburunya.

"Ya, semoga bermanfaat. Jangan ragu untuk menghubungi saya jika Anda membutuhkan bantuan memecahkan masalah ini. Saya senang hati untuk membantu," pungkasnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Beda Keterangan Menko Polhukam dan Menkominfo soal Kebocoran Rahasia Negara

Sebelumnya, hacker Bjorka mengklaim telah membocorkan dokumen-dokumen kepresidenan, termasuk surat-surat rahasia dari Badan Intelijen Negara (BIN). Hal ini pun menimbulkan polemik karena Bjorka berhasil membobol data pribadi sejumlah pejabat negara. B

Bjorka mengunggah sejumlah dokumen yang diklaim milik Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada periode 2019- 2021.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamaman (Menko Polhukam) Mahfud Md mengaku, sampai detik ini belum ada rahasia negara yang bocor terkait dokumen penting negara yang diklaim Bjorka. Tetapi, pemerintah bakal serius menangani masalah Bjorka tersebut.

Hal itu disampaikan Mahfud Md saat jumpa pers bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (14/9/2022).

"Kita akan serius menangani dan sudah mulai menangani masalah ini tetapi juga publik atau masyarakat harus tenang karena sebenarnya sampai detik ini itu belum ada rahasia negara yang bocor," kata Mahfud.

Mahfud bercerita, pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) WikiLeaks pernah membocorkan pembicaraan SBY dengan Perdana Menteri Australia yang tersebar sampai Singapura. Namun, beda dengan itu, dalam kasus Bjorka data-data yang diungkap ke publik hanya bersifat umum.

3 dari 3 halaman

Dokumen yang Dipublikasi Bjorka Tidak Membahayakan

Menurutnya, motif Bjorka mengungkap dokumen negara tidak perlu dikhawatirkan. Dia melihat, dokumen yang dipublikasi Bjorka tidak membahayakan.

"Motifnya kan ternyata juga gado-gado. Ada yang motif politik, motif ekonomi, motif jual beli dan sebagainya. Sehingga juga ya motif-motif kayak gitu itu sebenarnya tidak ada yang terlalu membahayakan," ucapnya.

Data pribadi sejumlah pejabat negara berhasil dibobol oleh Hacker Bjorka. Bahkan Bjorka mengunggah sejumlah dokumen yang diklaim milik Presiden Jokowi pada periode 2019-2021.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyebut, bahwa dokumen yang beredar adalah data-data lama.

"Di rapat dibicarakan bahwa memang ada data-data yang beredar oleh ya salah satunya oleh Bjorka tetapi data-data itu setelah ditelaah sementara adalah data-data umum," kata Johnny usai rapat dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin 12 September 2022.

"Bukan data-data spesifik dan data-data yang terupdate sekarang. Sebagian data-data yang lama," sambungnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.