Sukses

BNPB Imbau Warga Bojong Koneng Bogor Waspada Gerakan Tanah Susulan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau agar pemerintah daerah dan warga tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana tanah bergerak susulan.

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini waspada potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kabupaten Bogor pada 17-19 September 2022. Hujan itu dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu siang hingga malam hari.

Sementara berdasarkan analisis gerakan tanah dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kecamatan Babakan Madang termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi.

Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau agar pemerintah daerah dan warga tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana tanah bergerak susulan.

"Masyarakat bisa melakukan evakuasi di tempat yang lebih aman hingga situasi kondusif sesuai dengan arahan pemerintah daerah setempat," tulis Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam siaran tertulisnya, Jakarta, Minggu (18/9/2022).

Peringatan ini menyusul curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir, memicu terjadinya pergerakan tanah di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat, bencana yang terjadi di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang tersebut menyebabkan tujuh unit rumah warga rusak berat.

"Selain itu, sebanyak 38 unit rumah terdampak dan 88 unit rumah terancam kejadian ini," ungkap BNPB.

Saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor terus melakukan pendataan serta membangun tenda pengungsian bagi para warga terdampak.

"Kondisi mutakhir saat ini pergerakan tanah masih terjadi, dan pihak PLN telah memutus aliran listrik. BPBD dan tim gabungan setempat melakukan pembangunan akses jalan darurat dikarenakan akses jalan desa terisolir," jelas Abdul Muhari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jalan Baru Dibangun

Kades Bojong Koneng Rusdi Anwar mengatakan pergerakan tanah yang memicu jalan amblas dan rumah warga terdampak terjadi pada Rabu sore (14/9/2022). Kedalaman pergerakan tanah bervariasi sekitar 20-100 sentimeter.

"Jalan sementara waktu tidak dapat dilalui. Kemudian tujuh rumah yang terdampak bencana alam ini," ucap Rusdi, Kamis (15/9/2022).

Rusdi mengungkapkan kerusakan infrastruktur jalan yang baru selesai dibangun dari program Satu Miliar Satu Desa (SamiSade) ini membuat aktivitas ribuan warga di dua RW terganggu.

Namun demikian, aparatur di wilayah dan pemerintah daerah akan segera mengupayakan perbaikan jalan agar bisa dilintasi orang maupun kendaraan.

"Nanti segera akan diperbaiki, sementara diurug material lalu ditambal," ucap Rusdi.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko menyebutkan jalan sepanjang 1 kilometer rusak parah, beberapa unit rumah dan vila rusak berat akibat tanah bergerak.

Sementara warga yang terdampak pergerakan tanah sebanyak 177 kepala keluarga atau 500 jiwa.

"Rumah yang rusak berat sementara waktu akan kami ungsikan di tenda dan nanti disiapkan dapur umum oleh Dinas Sosial," ujar Aris kepada awak media.

3 dari 3 halaman

Tanggap Darurat

Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan menetapkan status tanggap darurat bencana dampak pergerakan tanah di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kebijakan ini ditandatangani pada 15 September 2022 dalam surat Keputusan Bupati Nomor 360/19/Kep-TD/BPBD.

"Hari ini (kemarin) status tanggap darurat sudah saya tanda tangani. Langkah ini kami ambil untuk memaksimalkan penanganan pasca bencana," ucap Iwan Setiawan dalam keterangannya, Bogor, Kamis (15/9/2022).

Status tanggap darurat tersebut berlangsung selama 14 hari, yakni dari 15-29 September 2022.

Selama masa tanggap darurat bencana, BPBD dan organisasi perangkat daerah bekerja bersama untuk menangani dampak pergerakan tanah, termasuk mendistribusikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana.

Iwan menambahkan bahwa pihak BPBD juga berkoordinasi dengan tim SAR, Kepolisian dan TNI untuk terus memantau dampak bencana serta mengevakuasi korban bencana.

"Kami akan memberikan sewa tempat tinggal sementara. Kalau ada rumah rusak akan diperbaiki dan yang berbahaya direlokasi. Kami bisa gunakan anggaran BTT untuk membantu warga terdampak," jelas Iwan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.