Sukses

Anies Baswedan Nyapres 2024, Prasetyo Edi Pertanyakan soal Partai

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mempertanyakan dukungan partai politik yang akan mengusung Anies Baswedan jika ia ingin mencalonkan diri sebagai calon presiden.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mempertanyakan dukungan partai politik yang akan mengusung Anies Baswedan jika ia ingin mencalonkan diri sebagai calon presiden.

“Sebagai warga negara sah sah saja kalau untuk mencalonkan diri untuk capres. Pertanyaannya, apakah sudah siap dengan partainya,” kata Pras kepada wartawan, Jumat, (16/9/2022).

Meskipun demikian, Pras meminta publik untuk melihat kinerja Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta di mana ada 23 janji politik Anies yang belum terealisasi. 

“Bisa melihat (kinerja) lah ya, gitu saja. Ya dari 23 janji kan ada banyak yang enggak terselesaikan,” tambah Pras.

Sebagai contoh, Pras menyoroti masalah DP Rp0, kemacetan, dan banjir. Masalah-masalah tersebut tidak bisa diselesaikan oleh Anies Baswedan.

“DP Rp0 belum selesai, masalah penanganan banjir, kemacetan belum selesai. Masalah hulu hilir, gitul lo. Malah dia membuat terobosan-terobosan yang menjadi Jakarta macet, harusnya menyelesaikan macet, itu masalah trotoar yang sebegitu besarnya. Yang seperti itu lah yang dia harus koreksi. Ya kalau kita sebagai manusia sebagai pemerintah dikoreksi kan namanya ya baik gitu masih ada yang mau koreksi. Ya kalau enggak mau dikoreksi ya salah juga sebagai pemerintah,” tambah Pras.

Lebih lanjut, Pras tidak berkomentar lebih lanjut terkait dukungan NasDem untuk Anies Baswedan.

“Saya nggak ikut. Itu masalah internal mereka, (saya) nggak perlu komen partai lain. Itu sah sah saja tapi tergantung partainya partai mana. Kan gitu,” kata Pras.

Sementara anggota DPR Fraksi PDIP Adian Napitupulu mengatakan, di era reformasi ini memang banyak orang yang merasa dirinya pantas sebagai calon presiden. Namun, hal itu kembali lagi apakah rakyat akan memilih atau tidak.

"Problem setelah reformasi semua orang bisa menganggap dirinya pantas menjadi capres tapi menurut saya hakim tertinggi adalah rakyat," ujar Adian di Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/9/2022).

Adian mengingatkan meskipun seseorang maju sebagai calon presiden telah memegang semua partai politik, tidak akan menjamin bakal menang Pilpres.

"Dia mau punya seluruh partai sekalipun kalau rakyat tidak memilihnya bisa saja tidak menang," tegasnya.

Kata Adian, rakyat lah yang memegang kekuatan. Sebab rakyat yang akan menentukan siapa pemimpinnya di masa depan.

"Saya lebih percaya kepada kekuatan rakyat itu dan kesadaran kolektif rakyat bagaimana dengan logika rakyat dia akan menentukan siapa yang layak menjadi pemimpinnya," tegasnya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Anies Baswedan Nyatakan Siap Calonkan Diri sebagai Presiden di 2024

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan siap maju dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) sebagai calon presiden (capres) pada 2024. Hal ini, diungkapkan Anies saat diwawancara oleh sebuah media asing saat berada di Singapura.

"Saya siap mencalonkan diri sebagai presiden jika sebuah partai mencalonkan saya," kata Anies kepada Reuters seperti dikutip dari Taipeitimes, Jumat (16/9/2022).

Anies bakal mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2022 mendatang. Selama beberapa bulan belakangan, namanya selalu muncul dalam berbagai survei independen sebagai salah satu tokoh yang diperkirakan bakal mengikuti Pilpres 2024.

Menanggapi hal tersebut, Anies mengatakan survei tersebut cukup mencengangkan, lantaran ia belum berkampanye. Selain itu, dia masih menjabat sebagai orang nomor satu di Ibu Kota. Menurut Anies, survei itu justru memberikannya tambahan kepercayaan.

"Survei yang tidak diminta ini terjadi bahkan sebelum saya berkampanye, saya pikir mereka memberi saya lebih banyak kredibilitas," kata Anies.

Dalam survei, analis mengatakan Anies menjadi salah satu calon presiden terpopuler di Jakarta. Selain itu, menjabat sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta juga dianggap sebagai posisi batu loncatan menuju kursi kepresidenan.

Salah satunya, seperti Presiden Joko Widodo yang dulu juga merupakan Gubernur DKI Jakarta sebelum memenangkan gelaran Pilpres pada 2014.

Dikutip dari Taipei Times, Reuters juga menyinggung soal Anies yang terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta setelah mendapatkan dukungan dari kelompok Islam garis keras saat berhadapan dengan Basuki Tjahaja Purnama di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 lalu.

Pada saat itu, Anies yang diketahui menganut Islam moderat, dinilai tak berbuat banyak untuk memperbaiki keretakan agama dan komunal yang melebar di negara Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia. Namun, Anies mengatakan kebijakannya sebagai gubernur telah "mempersatukan rakyat Jakarta".

"Dulu, orang berasumsi tentang saya dan apa yang saya perjuangkan dan apa yang akan saya lakukan di kantor. Sekarang, saya telah menjabat selama lima tahun, jadi nilailah saya berdasarkan kenyataan dan rekam jejak," kata dia.

3 dari 3 halaman

Hasil Survei SMRC

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Prospek Anies Baswedan di Pilpres 2024” menyebutkan dukungan publik pada Anies Baswedan dan Prabowo Subianto bersaing ketat.

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menyebutkan, simulasi Pilpres di mana yang bertarung hanya Anies dan Prabowo. Pada kelompok pemilih yang tahu Anies dan Prabowo, Anies mendapatkan dukungan 38 persen dan Prabowo 41,5 persen. Masih ada 20,4 persen yang belum menjawab.

“Dukungan pada dua tokoh ini tidak berbeda signifikan secara statistic, sehingga belum bisa ditentukan siapa pemenang di antara keduanya,” kata Deni dalam keterangannya, Kamis (8/9/2022).

Lebih jauh, Deni menjelaskan faktor mengapa Anies terlihat kompetitif menghadapi Prabowo, tapi berat dalam menghadapi Ganjar.

“Ini terkait dengan tingkat kedisukaan Anies (74 persen) yang sedikit di atas atau hampir sama dengan Prabowo (71 persen), tapi cukup jauh di bawah Ganjar (83 persen),” pungkasnya.

Adapun survei dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi dipilih secara random sebanyak 1220 responden. Margin of error survei sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).

Deni mengungkapkan peluang Anies Baswedan untuk menjadi presiden terbuka jika Ganjar Pranowo tidak ikut dalam pemilihan presiden.

Dalam temuannya, Deni menunjukkan, jika pemilihan presiden diadakan sekarang dan yang maju ada 3 calon, Anies vs Ganjar vs Prabowo, dan semua pemilih tahu ketiga calon tersebut, Ganjar mendapat dukungan 44,6 persen, unggul signifikan atas Prabowo (25,7 persen) dan Anies (21,7 persen). Yang tidak menjawab 8 persen.

“Selisih suara Prabowo dan Anies tidak signifikan secara statistik sehingga tidak bisa disimpulkan siapa yang lebih unggul dari keduanya,” jelas Deni dalam keterangannya, Kamis (8/9/2022).

Deni menyatakan bahwa hasil simulasi tiga calon ini menunjukkan tidak ada tokoh yang mendapatkan suara lebih dari 50 persen. Karena itu, Pilpres kemungkinan akan terjadi dalam dua putaran.

“Seandainya yang maju ke putaran kedua adalah Anies melawan Ganjar dan semua pemilih tahu keduanya, Ganjar mendapat dukungan 56,4 persen, unggul signifikan atas Anies Baswedan yang mendapat dukungan 32,6 persen. Yang tidak menjawab 11 persen,” kata dia.

Reporter: Lydia Fransisca, Ahda Bayhaqi/Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.