Sukses

6.124 Personel Disiagakan Kawal Demo Penolakan Kenaikan Harga BBM di Jakarta, Bekasi dan Depok

Gelombang unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih terus berlanjut. Mulai dari mahasiswa hingga buruh.

 

Liputan6.com, Jakarta Gelombang aksi unjuk rasa yang menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih terus berlanjut. Aksi massa yang turun ke jalan guna memprotes kebijakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi tersebut dilakukan mulai dari mahasiswa hingga buruh.

Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan mencatat sebanyak 2000 orang akan turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi di berbagai titik pada Kamis (15/9/2022) ini.

Berdasarkan informasi yang diterima Polda Metro Jaya terdapat enam titik konsentrasi massa yang menolak kenaikan harga BBM tersebar di Jakarta, Bekasi dan Depok, Jawa Barat.

"Jumlah titik aksi enam titik dengan jumlah massa sekira 2000 orang. Unjuk rasa mengangkat isu penolakan kenaikan harga BBM dan Omnibuslaw," kata Zulpan dalam keterangan tertulis, Kamis (15/3/2022).

Zulpan menerangkan, konsentrasi massa di Jakarta terbagi menjadi dua titik yakni, di kawasan Patung Arjuna Wiwaha atau kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat dan Gedung DPR, MPR dan DPD.

Adapun, sekira 400 mahasiswa akan berkumpul di Patung Kuda, Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat.

Mereka berasal dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Bina Sarana Informatika, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia dan Front Aksi Mahasiswa UPB.

Lebih lanjut Zulpan menjelaskan, massa dari Front Aksi Mahasiswa UPB juga menggelar aksi di Gedung DPR, MPR RI Sementara itu, untuk unjuk rasa juga dilakukan oleh Forum Buruh Depok di Kantor DPRD Kota Depok, Jawa Barat.

"Ini estimasi massa sekira 700 orang," ujar Zulpan.

Terkait adanya aksi massa yang menolak kenaikan harga BBM tersebut, Zulpan mengungkapkan, sebanyak 6.124 personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi unjuk rasa tersebut.

"Jumlah personel pengamanan 6.124," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BEM SI Kembali Demo BBM, Ini Pengalihan Arus Lalu Lintas di Istana

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) kembali berdemo protes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, (15/9/2022).

"Betul sekali (unjuk rasa hari ini), estimasi 1.000," kata Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal saat dikonfirmasi.

Luthfi menjelaskan, ada tiga tuntutan utama dalam demo hari ini. Pertama, menuntut dan mendesak pemerintah untuk mencabut keputusan terkait kenaikan harga BBM bersubsidi.

Kedua, mendesak pemerintah agar menunda proyek strategis nasional (PSN) yang tidak berdampak langsung kepada rakyat. Kemudian, mengalihkan anggarannya ke subsidi BBM yang lebih berdampak kepada masyarakat.

"Menuntut dan mendesak pemerintah untuk menerapkan regulasi pemakaian BBM bersubsidi secara tegas," ucap Luthfi.

Sementara dengan rencana aksi yang dijadwalkan bakal digelar sekitar pukul 10.00 Wib dengan titik kumpul di Istana Negara, Jakarta Pusat.

Adapun pihak kepolisian lewat akun instagram @TMCPoldaMetro telah menyiapkan sejumlah skema pengalihan arus lalu lintas, diantaranya:

1. Arus lalu lintas dari arah Bundaran HI menuju Jalan Merdeka Barat dialihkan ke Jalan Budi Kemuliaan atau Jalan Merdeka Selatan.

2. Arus lalu lintas dari arah Tugu Tani menuju Jalan Merdeka Utara dialihkan ke Jalan Perwira (situasional).

3. Arus lalu lintas dari arah Jalan Hayam Wuruk menuju Jalan Majapahit/Jalan Merdeka Utara dialihkan ke Jalan Juanda atau ke Jalan Suryopranoto.

4. Arus lalu lintas dari Jalan Abdul Muis menuju Jalan Gajah Mada dialihkan ke Jalan Tanah Abang Satu.

3 dari 3 halaman

Jokowi Hitung Kenaikan Harga BBM Bikin Inflasi Melambung 1,8 Persen

Presiden Jokowi mengatakan bahwa situasi saat ini masih belum normal. Masih ada tantangan yang harus dihadapi sebagai dampak dari pandemi Covid-19, perang antara Ukraina dan Rusia dan lainnya. Semuanya itu mengakibatkan krisis pangan, krisis energi hingga krisis keuangan.

Di beberapa negara, harga bahan bakar minyak (BBM) sudah berada di angka Rp 17.000 per liter hingga Rp 30.000 per liter. Bahkan harga gas di Eropa naik 6 kali hingga 7 kali lipat dari kondisi normal.

Oleh karena itu, ia melihat langkah kenaikan harga BBM di Indonesia tidak bisa dicegah lagi. Subsidi BBM yang sudah membengkak ini tidak bisa dibiarkan terus membengkak. "Kita tahan-tahan saat itu subsidi BBM kita agar tidak membengkak lagi ternyata tidak bisa kita lakukan," ujar Jokowi, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 12 September 2022.

Dia membeberkan sebelumnya subsidi BBM sebesar Rp 152 triliun kemudian naik 3 kali lebih menjadi Rp 502 triliun. Namun demikian diperkirakan subsidi BBM akan habis di Oktober 2022.

"Setelah kita lihat lebih detail itu kuota subsidinya hanya untuk 23 juta kl Pertalite dan 15,1 juta kl untuk Solar dan setelah dikalkulasi ini hanya bisa sampai pada awal Oktober. Kalau sampai akhir tahun sampai akhir Desember kebutuhan kita menjadi 29,1 juta kl untuk Pertalite da 17,4 kl untuk Solar ini estimasi akan kuran," jelas dia.

Oleh karena itu ada penyesuaian harga BBM, Jokowi meminta kepada jajarannya yakni provinsi kabupaten dan kota untuk ikut serta secara detail bersama pemerintah pusat membantu masyarakat yang terdampak karena kenaikan harga BBM ini.

"Saya kira bapak ibu sudah tahu semuanya, dan untuk membantu adanya kenaikan BBM ini saya minta bersama pemerintah pusat membantu yang terdampak," kata dia.

Sementara itu, dirinya melihat akan adanya dampak terhadap inflasi yang diperkirakan akan tambah 1,8 persen. Akan tetapi dia berharap inflasi akan terkendali di bawah 5 persen.

"Oleh sebab itu saya minta gubernur, bupati, walikota agar daerah bersama pemerintah pusat kerja bersama-sama seperti saat kita bekerja secara serentak dalam mengatasi Covid-19. Saya yakin Insya Allah bisa kita lakukan sehingga inflasi tahun ini kita harapkan bisa dikendalikan dibawa 5 persen," tutur Kepala Negara.

Dengan catatan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil sebanyak 2 persen digunakan untuk subsidi dalam rangka menyelesaikan akibat dari penyesuaian harga BBM.

"2 persen bentuknya bisa Bansos, terutama pada rakyat yang sangat membutuhkan, nelayan misalnya harian menggunakan solar, ini bisa dibantu dengan mensubsidi mereka. Ojek misalnya ini juga menggunakan BB, bisa dibantu dari subsidi ini. Juga UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) bis ajuga dibantu dalam pembelian bahan baku yang naik karena kemarin ada penyesuaian harga BBM," kata dia.

"Transportasi umum juga bisa dibantu kenaikan tarifnya berapa aja dibantu, bukan total dibantu tetapi kenaikan tarif yang terjadi bisa dibantu lewat subsidi," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.