Sukses

Anies Buka Kembali Kawasan Kota Tua, Namanya Kembali Jadi Batavia

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berujar ingin Kota Tua dikenal kembali sebagai 'Batavia'. Kota yang mencerminkan masa lalu, namun menghadirkan konsep kawasan kota modern wisata masa depan.

 

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka kembali kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (10/9/2022). Diketahui, kawasan Kota Tua sempat ditutup karena revitalisasi untuk mengembalikan nilai sejarah yang ada di kawasan itu.

Anies berujar ingin Kota Tua dikenal kembali sebagai 'Batavia'. Kota yang mencerminkan masa lalu, namun menghadirkan konsep kawasan kota modern wisata masa depan.

"Kawasan ini disebut Kota Tua, tapi ini kita rancang ulang sehingga Kota Tua ini menjadi kota masa depan, namanya Batavia, mencerminkan masa lalu tapi konsepnya mencerminkan kota modern masa depan," kata Anies di lokasi.

Selain itu, Anies mengatakan semua fasilitas telah diubah dan diprioritaskan untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda. Tak hanya itu, dia mengingatkan bahwa kawasan Kota Tua Jakarta juga telah ditetapkan sebagai kawasan rendah emisi atau low emmission zone (LEZ).

"Jadi dilakukan konversi semua yang untuk roda, diubah menjadi jalan untuk kaki dan sepeda. Kawasan emisi rendah diterapkan Februari tahun lalu, jadi sudah satu setengah tahun kota tua sebagai kawasan zona emisi rendah," jelas dia.

Anies menyampaikan revitalisasi juga menjadikan Kota Tua semakin terhubung dengan transportasi umum terintegrasi di Jakarta seperti, bus Transjakarta dan kereta api commuter line.

Dia menyebut ke depan kawasan Kota Tua juga direncanakan bakal terintegrasi dengan sejumlah transportasi umum lainnya seperti mikrotrans dan Moda Raya Terpadu (MRT).

Pada hari ini pun pembangunan MRT yang direncanakan juga resmi dinyatakan bakal dilaksanakan. Anies turut datang dalam peletakan batu pertama atau groundbreaking CP202 MRT Jakarta yang akan terhubung ke Kota Tua tersebut.

Peletakan batu pertama dilakukan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Duta Besar Jepang Kanasugi Kenji.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemprov DKI Habiskan Puluhan Miliar Sulap Kota Tua Jadi Zona Rendah Emisi

Pemerintah Provinsi alias Pemprov DKI Jakarta menyebutkan, anggaran merevitalisasi Kota Tua di Jakarta Barat mencapai puluhan miliar. Revitalisasi ini bertujuan untuk menyulap kawasan Kota Tua Jakarta menjadi zona rendah emisi.

"Kenapa bisa hingga puluhan miliar, karena digunakan untuk menyulap Kota Tua menjadi kawasan pedestrian untuk menunjang penerapan zona rendah emisi atau low emission zone (LEZ)," kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho seperti dikutip dari Antara, Minggu 28 Agutus 2022.

Hari menerangkan, revitalisasi tersebut di antaranya adalah pembuatan trotoar, selter busway, air mancur, dan penataan lampu.

Dia menegaskan bahwa anggaran puluhan miliar yang digunakan dalam revitalisasi Kota Tua Jakarta ini bukan berasal dari APBD DKI Jakarta, tetapi dari pihak swasta ketika meminta izin lokasi melalui penerbitan Surat Persetujuan Prinsip Pembebasan Lahan (SP3L).

SP3L sendiri merupakan kewajiban bagi pihak swasta atau pengembang yang melakukan pembangunan kawasan di atas 5.000 meter di Jakarta.

"Anggaran revitalisasi ini berasal dari skema Surat Persetujuan Penunjukan Penggunaan Lokasi atau Lahan (SP3L) dari tiga swasta PT MEA, PT Aruna, dan PT PJP," ujar Hari.

Lebih lanjut, Hari menerangkan bahwa revitalisasi Kota Tua Jakarta belum sepenuhnya selesai.

"Masih ada beberapa sudut wilayah yang harus dipoles lagi. Selter itu tinggal dirapihkan sedikit saja, paling seminggu kelar dan yang lainnya tinggal tahap finishing," tutur Hari.

3 dari 3 halaman

Fasilitas Pejalan Kaki Semakin Luas

Total luas fasilitas pejalan kaki yang tersedia setelah revitalisasi mencapai 329 ribu meter persegi.

Jalanan di depan Stasiun Jakarta Kota, misalnya, kini telah disulap menjadi kawasan pejalan kaki yang luas dari sebelumnya merupakan akses kendaraan bermotor.

Hari menuturkan revitalisasi Kota Tua memakan waktu lama karena sejumlah faktor. Pertama, dangkalnya pondasi trotoar pernah menyebabkan tanah longsor sehingga harus dilakukan perubahan pondasi di bagian dalam, serta juga terdapat beberapa rancangan yang mengalami perubahan.

Kedua, pemerintah DKI perlu memindahkan utilitas PT Kereta Api Indonesia (KAI) termasuk utilitas air bersihnya.

"Itu yang membuat lama. Harusnya sudah selesai. Tapi ini sudah tak lama paling sepekan," ucap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.