Sukses

Update Covid-19 Jumat 9 September: Positif 6.387.944, Sembuh 6.194.953, Meninggal 157.741

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Kamis, 8 September 2022, pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Jumat (9/9/2022) pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pasien Covid-19 di Tanah Air dilaporkan bertambah 2.804 orang per hari ini, Jumat (9/9/2022). Sehingga total akumulatif kasus positif terhitung sejak Maret 2020 mencapai 6.387.944 orang. 

Seiring kenaikan jumlah pasien positif, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 juga mengungkap adanya penambahan pasien sembuh dan dinyatakan negatif virus Corona

Kasus sembuh tersebut bertambah 5.346 orang. Dengan begitu, maka angka kumulatif kasus sembuh dari paparan virus Corona di Indonesia hingga saat ini telah mencapai 6.194.953 jiwa.   

Sementara itu, pasien meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 juga dilaporkan bertambah. Satgas Covid-19 melaporkan, total akumulatif kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 157.741 jiwa, setelah ada penambahan 12 orang.   

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Kamis, 8 September 2022, pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Jumat (9/9/2022) pada jam yang sama. 

Sementara itu, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melaporkan sebanyak 61.011.471 jiwa telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau mengalami penambahan harian sebanyak 99.437 jiwa pada Minggu hingga pukul 12.00 WIB.

Seperti dilansir dari Antara, adapun mereka yang telah mendapat vaksin dosis kedua pada Minggu bertambah 22.894 jiwa, sehingga total menjadi 171.087.767 jiwa sejak program vaksinasi digulirkan.

Sementara, penduduk Indonesia yang telah mendapat vaksinasi covid-19 dosis pertama sudah menyentuh 203.417.526 jiwa atau bertambah 20.322 pada hari ini.

Mereka yang telah mendapat vaksinasi dosis keempat, utamanya tenaga kesehatan dan lansia, sudah mencapai 401.979 atau mengalami penambahan sebanyak 21.253 jiwa. Pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi bagi 234.666.020 jiwa.

Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) Bayu Satria Wiratama menekankan, cakupan vaksinasi dan tingginya jumlah testing merupakan penentu aman tidaknya masyarakat banyak melakukan mobilitas dari penularan COVID-19.  

“Di Indonesia tingkat kematiannya sudah rendah, ini patut kita apresiasi bahwa program vaksinasinya sudah berhasil,” kata Bayu.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

6 1 Juta Warga Sudah Divaksinasi Covid-19 Dosis Ketiga

Indonesia diyakini bisa menghindari gelombang ketiga Covid-19 jika vaksinasi berjalan maksimal. Untuk memenuhi target vaksinasi 70% penduduk pada akhir 2021, perlu dukungan penuh dari masyarakat. 

Total sasaran vaksinasi nasional sebanyak 208.265.720 orang. Sedangkan vaksinasi dosis pertama hingga Senin, 22 September 2022, pukul 18.00 WIB sudah mencapai 135.087.931. Sedangkan vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 89.892.161.

Jika masyarakat yang divaksin terus bertambah, Indonesia kemungkinan bisa menghindari gelombang ketiga.

"Selain vaksinasi, banyak orang yang sudah memiliki antibodi Covid-19 karena terinfeksi. Kenaikan kasus (mungkin) tidak setinggi saat libur Natal atau Idulfitri lalu (tahun 2020)," kata ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan kepada wartawan, Senin, 22 September 2021. 

Iwan mengatakan cakupan vaksinasi seluruh penduduk harus diusahakan supaya Indonesia bisa segera mengubah epidemi Covid-19 menjadi fase endemi.

3 dari 3 halaman

Penyebab Masyarakat Enggan Vaksinasi

Menurutnya, salah satu penyebab sebagian masyarakat masih enggan mengikuti vaksinasi karena terpapar hoaks terkait efek samping dan manfaat vaksin.

Iwan menilai melawan hoaks harus dengan strategi tepat. Dia juga melihat ada sebagian masyarakat yang memang antivaksin, namun jumlahnya tidak banyak. Dia mengatakan, tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang antivaksin atau tidak percaya vaksin.

"Harus orang yang sesuai, yang didengarkan oleh orang-orang yang percaya hoaks tersebut," pungkasnya.

Sementara itu, Guru Besar Sosiologi Universitas Gajah Mada (UGM) Sunyoto Usman menilai tidak mudah bagi orang awam untuk memahami bahaya virus Covid-19.

"Baru ketahuan dampak negatifnya setelah ada yang terpapar," kata Sunyoto.

Menurut dia, perlu literasi mengenai Covid-19 dari pemerintah, tokoh masyarakat, sekolah, kampus, media massa, hingga ormas untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang antivaksin atau mereka yang percaya hoaks.

"Jangan buat acara yang stimulan kerumunan," pungkas Sunyoto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.