Sukses

BNPT Gunakan Pinjaman Luar Negeri Rp 2,3 T untuk Deteksi Teroris

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memaparkan Program Penanggulangan Terorisme Tahun 2023-2025 dalam RDP dengan Komisi III DPR RI.

Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memaparkan Program Penanggulangan Terorisme Tahun 2023-2025 dalam RDP dengan Komisi III DPR RI. Salah satu pembahasan adalah pinjaman luar negeri senilai US$ 160 juta atau senilai Rp 2,3 triliun.

Menurut Kepala BNPT Boy Rafli Amar, pinjaman tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan penanggulanan terorisme secara optimal, termasuk deteksi teroris di ruang publik secara cepat dan terintegratif.

“Harus melakukan pemberdayaan seluruh potensi negara. Itu antara lain memaksimalkan anggaran termasuk di dalamnya pinjaman luar negeri,” kata Boy dalam keterangannya, Kamis (1/9/2022).

Dalam fokus rencana program pemberdayaan di tahun 2023, dibutuhkan pinjaman luar negeri sebesar USD 160 juta. Pinjaman bersifat multiyears selama 3 tahun.

Pinjaman luar negeri ini akan digunakan BNPT dalam penguatan kapasitas institusi pada 3 poin besar penggunaan anggaran yaitu pertama: pengembangan Pusat Analisis dan Pengendalian Krisis untuk anggaran tahun 2023 hingga 2025. Kedua pengadaan peralatan surveillance dan early warning system. Ketiga, pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Kerja Sama (Pusdiklat) Terorisme dan Kerja Sama Internasional.

“Penguatan sarana Pusat Analisi dan Pengendalian Krisis dibutuhkan supaya petugas dapat melakukan monitoring secara langsung dan cepat bila terjadi serangan terorisme,” kata Boy.

Menurut Boy Rafli, saat terjadi krisis di tempat-tempat tertentu dalam konteks serangan terorisme, BNPT bisa melakukan monitoring langsung secara realtime terhadap petugas-petugas yang ada di lapangan.

“Ini memerlukan sarana teknologi yang tidak murah memang," kata Boy Rafli.

Sedangkan pengadaan peralatan di bidang surveillance dan early warning system berguna untuk mendeteksi DPO tersangka teroris yang berkeliaran di ruang publik.

"Dengan mengintegrasikan data Dukcapil, kita ingin melakukan deteksi lokasi-lokasi publik seperti terminal, bandara. Bagaimana jika nanti ada DPO, ada yang perlu dideteksi di gate atau di border-border dengan peralatan yang terintegrasi dengan lembaga terkait. Ini akan mampu menjadi bagian deteksi kita," katanya.

Boy Rafli menegaskan rancangan program kerja yang disusun BNPT pada 2023 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BNPT dalam pencegahan, pengawasan, koordinasi dan penanggulangan terorisme.

BNPT akan berupaya sekuat tenaga agar program-program di bidang pencegahan dan penanggulangan ini menghasilkan output yang maksimal.

"Kami berupaya agar program-program pencegahan ini semakin memasifkan kesadaran masyarakat," kata Komjen Boy Rafli di depan para Anggota DPR.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ajak Masyarakat Minimalisasi Aksi Terorisme

BNPT mengajak seluruh elemen masyarakat tanpa kecuali untuk bahu membahu bergotong-royong dalam rangka meminimalisasi potensi aksi terorisme.

Menurut Boy, kesadaran masyarakat menjadi salah satu hal yang penting dalam penanggulangan terorisme. Terorisme merupakan kejahatan luar biasa yang perlu ditangani secara persisten dan kolaboratif melibatkan berbagai elemen.

Lebih lanjut Boy Rafli menyatakan sebagai lembaga yang mengemban fungsi koordinasi, BNPT menjadikan upaya penanggulangan terorisme ini sebagai prioritas. “Buktinya, total anggaran yang digelontorkan untuk penanggulangan mencapai lebih dari setengah porsi anggaran yang diterima lembaga, yakni Rp 254 miliar. Jumlah anggaran total yang diterima BNPT pada 2023 adalah Rp 431 miliar,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Adies Kadir menilai berkurangnya ancaman radikalisme dan terorisme sebagai sesuatu yang patut diapresiasi. Ia mengingatkan semua pihak, termasuk BNPT, agar tetap waspada.

"Turunnya angka radikalisme itu membanggakan kita. Kita tidak boleh lengah karena tetap saja kewaspadaan yang tinggi harus kita lakukan dari tahun ke tahun," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.