Sukses

Top 3 News: Mahfud Md Persilahkan Bubarkan Kompolnas

Saat RDP, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa mempertanyakan tugas dan fungsi Kompolnas kepada Ketua Kompolnas Mahfud Md.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 news hari ini terkait usulan Komisi III DPR RI saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kompolnas, Komnas HAM, dan LPSK terkait kasus pembunuhan berencana Irjen Ferdy Sambo.

RDP tersebut pun dihujani dengan interupsi. Saat RDP, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa mempertanyakan tugas dan fungsi Kompolnas kepada Ketua Kompolnas Mahfud Md.

Mahfud Md lantas menjawab bahwa Kompolnas bertugas ikut mengawasi Polri sebagai mitra eksternal, memberi rekomendasi dan menerjemahkan yang dikatakan presiden kepada publik.

Desmond lantas mempertanyakan soal eksistensi Kompolnas yang ia anggap telah salah dalam memberi penjelasan awal di kasus Brigadir J. Menjawab hal tersebut, Mahfud mempersilakan DPR apabila ingin membubarkan Kompolnas.

Kemudian, isi pesan ancaman pembunuhan yang diterima Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, semalam sebelum yang bersangkutan meninggal dunia diungkap Komisioner Komnas HAM Choirul Anam.

Diketahui, Brigadir J meninggal dunia akibat dibunuh oleh atasannya sendiri, Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga Jakarta.

Anam mengaku, ancaman tersebut didapat dari Vera, kekasih Brigadir J yang mendapat pengakuan ancaman itu dari Yosua.

Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait ratusan orang yang mengatasnamakan komunitas korban investasi PT Simbiotik Multitalenta Indonesia (PT SMI), yakni robot Trading Forex dengan nama dagang NET89, menggelar aksi protes meminta pengembalian dana mereka yang nominalnya total mencapai Rp 300 miliar.

Linda, salah satu nasabah NET89 mengatakan, dirinya hanya meminta uang yang sudah dia investasikan selama ini, jelas wujudnya untuk kemudian dikembalikan.

Sementara, dalam keterangan persnya, Tim kuasa hukum ratusan korban menceritakan, sejak diluncurkannya konsep Robot Trading melalui penjualan eBook yang dikemas dalam sistem penjualan berjenjang atau Multi Level Marketing, dalam pelaksanaannya seolah-olah (NET89) bekerja sama dengan beberapa broker dimulai dari Max Global, Global Premier, Zen Trade, dan BethleAsterFx, serta dilengkapi dengan broker HotForex yang khusus melayani nominal tertentu.

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Senin 22 Agustus 2022:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Komisi III Usul Kompolnas Dibubarkan, Mahfud Md: Terserah, Silakan Saja

Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi III DPR RI dengan Kompolnas, Komnas HAM, dan LPSK terkait kasus pembunuhan berencana Irjen Ferdy Sambo, diisi hujan interupsi.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Desmond J Mahesa, mempertanyakan tugas dan fungsi Kompolnas. "Pak Mahfud tugas Kompolnas itu apa sih?" kata Desmond, Senin 22 Agustus 2022.

Ketua Kompolnas Mahfud Md lantas menjawab bahwa Kompolnas bertugas ikut mengawasi Polri sebagai mitra eksternal, memberi rekomendasi dan menerjemahkan yang dikatakan presiden kepada publik.

"Eksternal Polri, jadi dia mitra. Saya waktu pertemuan pertama saya bilang, Pak Kapolri saya tidak akan menjadi seperti dulu seperti musuh, kita kerja sama saja kalau punya masukan kita sampaikan apakah ada keluhan apa itu sejak awal Kapolri dilantik saya bilang begitu," kata Mahfud.

Menjawab hal tersebut, Mahfud mempersilakan DPR apabila ingin membubarkan Kompolnas.

 

Selengkapnya...

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

2. Ini Isi Pesan Ancaman Pembunuhan ke Brigadir J

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengungkapkan isi pesan ancaman pembunuhan yang diterima Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, semalam sebelum yang bersangkutan meninggal dunia.

Diketahui, Brigadir J meninggal dunia akibat dibunuh oleh atasannya sendiri, Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga Jakarta.

Anam mengaku, ancaman itu didapat dari Vera, kekasih Brigadir J yang mendapat pengakuan ancaman itu dari Yosua. Dia pun merinci perkataan tersebut di hadapan rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

"Yosua dilarang naik ke atas menemui Ibu P karena membuat Ibu P sakit, kalau naik ke atas akan dibunuh, itu jam 7 malam," kata Anam menirukan isi pesan yang diterima Vera dari Yosua saat diinterogasi Komnas HAM pada awal penyelidikan kasus dugaan kematian janggal ini.

Dia lalu kembali bertanya kepada Vera terkait yang mengirim pesan ancaman tersebut, dan disebut adalah squad.

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Merasa Ditipu Ratusan Miliar, Ratusan Nasabah Investasi NET89 Geruduk Kantor Perusahaan

Ratusan orang yang mengatasnamakan komunitas korban investasi PT Simbiotik Multitalenta Indonesia (PT SMI), yakni robot Trading Forex dengan nama dagang NET89, menggelar aksi protes meminta pengembalian dana mereka yang nominalnya total mencapai Rp 300 miliar, Senin 22 Agustus 2022.

Sejak jam 10 pagi, massa yang mengenakan kaos putih tersebut, sudah berkumpul di kantor pusat NET89 yang berada di kawasan Foresta BSD Kabupaten Tangerang.

Dengan membawa spanduk berisikan tuntutan, mereka meminta bertemu dengan pemilik ataupun pengelola perusahaan investasi tersebut. 

Linda, salah satu nasabah NET89, mengatakan, dirinya hanya meminta uang yang sudah dia investasikan selama ini, jelas wujudnya untuk kemudian dikembalikan.

Pasalnya, sudah lebih dari 7 bulan, perusahaan tersebut tidak memberikan kejelasan tentang nasib uang yang sudah mereka investasikan. 

"Tolong pak, membuka hati nuraninya, untuk membayar hak-hak membernya, tolong," ujar Linda, saat ditemui seusai aksi berlangsung.

 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.