Sukses

Harga Tiket Pesawat Mahal, Jokowi Minta Erick Thohir Tambah Armada Garuda

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengamini, telah mendengar tingginya harga tiket pesawat. Menurut dia, tindakan cepat sudah dilakukan dengan memerintahkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir segera bertindak.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengamini, telah mendengar tingginya harga tiket pesawat. Menurut dia, tindakan cepat sudah dilakukan dengan memerintahkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir segera bertindak.

"Di lapangan yang saya dengar keluhan harga tiket pesawat telah tinggi, udah langsung saya reaksi. Pak Menhub saya perintah segera ini diselesaikan. Garuda, menteri BUMN juga saya sampaikan segera tambah pesawatnya," kata Jokowi pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2022 di Istana Negara Jakarta, Kamis (18/8/2022).

Menurut Jokowi, respon cepat terhadap dua menterinya agar harga tiket pesawat bisa kembali pada keadaan normal. Meskipun, diyakini Jokowi hal itu tidak mudah karena harga avtur internasional juga tengah tinggi.

"Sekali lagi, ini dunia berada pada keadaan yang tidak normal sehingga harus bekerja makro mikro dan detail angka-angkanya," tegas Jokowi.

Jokowi mendorong, kerja lapangan harus dilakukan oleh tim pengendali inflasi daerah (TPID) dan pusat (TPIP) untuk mengerti dan melihat barang-barang mana yang menjadi masalah. Sebab, inflasi akan menjadi momok semua negara di tengah ancaman krisis dunia akibat pandemi juga perang Ukraina dan Rusia.

"Saya meyakini kalau kerja sama yang tadi saya sampaikan, provinsi kabupaten kota gubernur bupati walikota TPID TPIP rampung semua, maka untuk mengembalikan lagi ke angka (inflasi) dibawah 3 persen selesai, wong barangnya juga ada," Jokowi menutup.

Sebagai informasi, saat ini tingkat inflasi Indonesia ada di angka 4,94 persen. Menurut kepala negara, angka tersebut relatif lebih kecil ketimbang negara-negara lain yang sudah masuk di atas angka 6 persen, seperti Uni Eropa dari 7,9 persen ke 8,9 persen. Kemudian Amerika dari 9,1 persen dan kini berada di angka 8 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waspadai Inflasi

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengigatkan, betapa pentingnya cara kerja yang tidak biasa kepada jajaran kabinetnya. Menurut dia, situasi dunia yang penuh ancaman akibat badai pandemi dan perang Ukraina dan Rusia menjadi alasan mengapa Indonesia tidak dalam posisi aman.

"Sudah berkali-kali saya sampaikan bahwa situasi yang kita hadapi ini ada situasi yang tidak mudah, dunia menghadapi situasi yang sangat sulit. Semua negara menghadapi situasi yang sangat-sangat sulit, kita tidak boleh bekerja standar nggak bisa lagi karena keadaannya tidak normal," kata Jokowi pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2022 di Istana Negara Jakarta, Kamis (18/8/2022).

Jokowi melarang jajaran di kabinetnya, termasuk para kepala daerah, kepala badan dan instansi lain untuk bekerja sesuai rutinitas. Dia ingin, jajarannya membuang standar baku atau pakem yang biasa digunakan mereka sebelum adanya krisis.

"Nggak bisa para menteri, gubernur, bupati, wali kota nggak bisa lagi kita bekerja melihat makronya saja, enggak akan jalan percaya saya. Makro dilihat mikro dilihat, lebih lagi harus detail juga dilihat lewat angka-angka dan data-data," tegas Jokowi.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.