Sukses

Jokowi: Hukum Harus Ditegakkan Seadil-adilnya Tanpa Pandang Bulu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan perlindungan hukum, sosial, politik, dan ekonomi untuk masyarakat harus terus diperkuat.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan perlindungan hukum, sosial, politik, dan ekonomi untuk masyarakat harus terus diperkuat. Dia juga menegaskan bahwa hukum harus ditegakkan dengan adil tanpa pandang bulu.

"Pemenuhan hak sipil dan praktik demokrasi, hak politik perempuan dan kelompok marjinal, harus terus kita jamin. Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya, tanpa pandang bulu," kata Jokowi saat menyampaikan Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI, Selasa (16/8/2022).

Dia menyebut keamanan, ketertiban sosial, dan stabilitas politik adalah kunci. Jokowi menuturkan bahwa negara harus menjamin rasa aman dan keadilan untuk masyarakat.

"Rasa aman dan rasa keadilan harus dijamin oleh negara, khususnya oleh aparat penegak hukum dan lembaga peradilan," ujar Jokowi.

Dalam kesempatan ini, Jokowi memastikan bahwa pemberantasan korupsi terus menjadi prioritas utama. Untuk itu, Polri, Kejaksaan, dan KPK terus bergerak mengungkap korupsi besar di Indonesia, seperti kasus Jiwasraya, ASABRI, dan Garuda.

"Penyelamatan aset negara yang tertunda, seperti kasus BLBI, terus dikejar, dan sudah menunjukkan hasil," kata Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi: Jangan Ada Lagi Politik Identitas, Politisasi Agama dan Polarisasi di Pemilu

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dukungan penuh untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelenggarakan Pemilu 2024.

Hal tersebut disampaikam Jokowi dalam pidato kenegaraan presiden di sidang tahunan MPR 2022. "Tahapan Pemilu yang sedang dipersiapkan oleh KPU harus kita dukung sepenuhnya," kata Jokowi.

Jokowi menegaskan tidak boleh ada lagi permainan politik identitas dan politisasi dalam pertarungan pemilu 2024. "Saya ingatkan, jangan ada lagi politik identitas. Jangan ada lagi politisasi agama. Jangan ada lagi polarisasi sosial," tegasnya.

Menurut Jokowi, sudah saatnya pesta demokrasi mengajarkan semua pihak untuk dewasa dan menjauhi polarisasi. “Demokrasi kita harus semakin dewasa. Konsolidasi nasional harus diperkuat,” kata dia.

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan terima kasih pada tokoh masyarakat dan agama yang membantu menjaga demokrasi. "Terima kasih kepada ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh kebudayaan, yang berkontribusi besar memperkokoh fondasi kebangsaan, serta merawat persatuan dan kesatuan nasional," kata dia.

"Saya juga mengharapkan dukungan dari semua lembaga negara untuk menjaga dan membangun demokrasi di negeri tercinta ini, untuk memperkokoh ideologi bangsa," pungkas Jokowi.

 

3 dari 3 halaman

Jokowi Sebut 553 Juta Jiwa di Dunia Terancam Alami Kemiskinan Ekstrem

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan saat ini semua negara, termasuk Indonesia sedang menghadapi ujian. Menurut dia, sebanyak 553 juta jiwa di dunia terancam mengalami kemiskinan ekstrem.

Jokowi menyampaikan perang Rusia-Ukraina yang meletus tiba-tiba, membuat krisis pangan, energi, dan keuangan tak terhindarkan lagi. Sebanyak 107 negara terdampak krisis, sebagian di antaranya diperkirakan jatuh bangkrut.

"Perekonomian dunia belum sepenuhnya bangkit. Tiba-tiba meletus perang di Ukraina, sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi," kata Jokowi saat menyampaikan Sidang Tahunan MPR di Gedung Parlemen Jakarta, Selasa (16/8/2022).

"Diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem, dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangandan kelaparan," sambungnya.

Dia mengatakan ujian ini tidak mudah bagi dunia dan Indonesia. Jokowi menekankan semua ujian ini harus dihadapidengan kehati-hatian dan dengan kewaspadaan.

Kendati begitu, dia bersyukur Indonesia mampu menjadi salah satu negara yang mampu menghadapi krisis global ini. Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19.

"(Indonesia) termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan," ujarnya.

Selain itu, Indonesia juga bergahil mengendalikan inflasi di kisaran 4,9 persen. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7 persen.

"Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9 persen," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.