Sukses

Psikolog: Hindari Pelecehan Seksual di Dunia Digital

Hellen menerangkan, pelecehan seksual online merupakan perilaku, ucapan, komentar, tulisan terkait seks yang tidak diinginkan oleh salah satu pihak.

Liputan6.com, Jakarta - Senior Trainer dan Psikolog Sejiwa Hellen Citra Dewi mengingatkan bahaya kekerasan seksual atau perilaku merendahkan, menyerang, mengancam hingga memaksa seseorang terkait dengan seksual.

Hellen menerangkan, pelecehan seksual online adalah perilaku, ucapan, komentar, tulisan terkait seks yang tidak diinginkan oleh salah satu pihak. Di antaranya, komentar cabul, pengiriman konten seksual, komentar menghina bahkan merendahkan, menyebarkan konten yang dimiliki korban tanpa persetujuan.

"Kekerasan seksual memberikan dampak buruk yang luar biasa. Tidak ada yang 100 persen aman di dunia digital, peran kita adalah meminimalisir resikonya sekecil mungkin," ujar Hellen dalam diskusi Waspada Kejahatan Seksual di Ruang Digital, Senin (15/8/2022).

Pelecehan seksual di dunia digital, menurut Hellen, memiliki spektrum tingkah laku yang luas. Perhatian dan tingkah laku yang tidak diinginkan berupa komentar, ajakan, permintaan, hingga ancaman.

"Dan yang dialami di platform digital tersebut membuat seseorang merasa terancam, dieksploitasi, dipaksa, dipermalukan, didiskriminasi, dan dijadikan objek sasaran” kata Hellen dalam Webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital2022.

Sedangkan Ketua Aspikom Wilayah NTT 2022-2025 Yermia Djefri Manafe menambahkan, ruang bermedia digital adalah ruang praktek berbudaya Pancasila yang merupakan nilai luhur berbangsa dan bernegara. Cinta produk dalam negeri juga merupakan bentuk penerapan nilai Pancasila dalam kehidupan bermedia digital.

"Waspada kejahatan seksual di ruang digital, jangan membagikan konten yang berbau aksi seksual di ruang digital, berani mengatakan tidak untuk ajakan seksual, berani melapor kepada pihak berwajib, mengantisipasi perilaku sendiri terkait tindakan seksual. Mari mengisi ruang digital," tutur Yermia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Etika di Ruang Digital

Adapun Koordinator Mafindo Indria Trisni Puspita berujar, etika kehidupan tidak hanya diperlukan dalam kehidupan dan interaksi di dunia nyata. Kehidupan dan interaksi di ruang digital pun tetap harus menerapkan etika.

"Disebut dengan NETIKET atau network etiket atau etika berinteraksi dalam hal berjejaring sosial. Banyak efek negatif yang bisa terjadi akibat dampak dari internet antara lain: bullying, ujaran kebencian, dll. Hal seperti ini yang harus dihindari caranya dengan menerapkan netiket terutama dalam kaitannya dengan tindakan seksual di ruang digital," imbuh Indria.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.