Sukses

Update Covid-19 Rabu 3 Agustus 2022: Positif 6.222.788, Sembuh 6.014.885, Meninggal 157.046

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Selasa, 2 Agustus 2022, pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Rabu (3/8/2022) pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta Kasus harian positif Covid-19 di Indonesia kembali terjadi kenaikan. Jumlah pasien terpapar virus Corona hingga hari ini, Senin (3/8/2022) bertambah 6.167, sehingga total kasus positif terhitung sejak Maret 2020 menjadi 6.222.788 orang.

Seiring kenaikan jumlah pasien positif, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 juga mengungkap adanya penambahan pasien sembuh dan dinyatakan negatif virus Corona

Kasus sembuh tersebut naik sebanyak 4.340, maka angka kumulatif kasus sembuh dari paparan virus Corona di Indonesia hingga saat ini menyentuh angka 6.014.885 jiwa.  

Sementara itu, pasien meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 juga dilaporkan Satgas Covid-19 terus bertambah.

Tercatat jumlah keseluruhan warga yang berpulang hari ini dilaporkan mencapai 157.046 kasus, setelah terjadi penambahan 18 orang.   

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Selasa, 2 Agustus 2022, pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Rabu (3/8/2022) pada jam yang sama. 

Seiring kenaikan kasus Covid-19, kasus kematian atau meninggal dunia akibat Covid-19 atau virus corona varian Omicron BA.4 dan BA.5 di Tanah Air kembali meningkat. Tercatat pada Selasa 2 Juli 2022, sebanyak 24 orang meninggal dunia. Angka tersebut menjadi tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan, perlu adanya kewaspadaan dari masyarakat terkait tingginya angka kematian tersebut.

Pertama adalah trend kecenderungan kenaikan kematian di Indonesia secara terus menerus. Sepanjang Juni 2022 angka kematian harian selalu di bawah 10 orang, di bulan Juli jadi di atas 10 orang dan di bulan Agustus ini melewati 20 orang.

"Jadi kita belum tahu bagaimana di hari-hari ke depan ini," kata Tjandra Yoga Aditama, kepada wartawan, Rabu (3/8/2022).

Kemudian, angka kematian di berbagai negara juga meningkat. Dalam seminggu terakhir angka kematian harian di Australia rata-rata adalah 94 orang, angka tertinggi negara itu selama pandemi ini.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Angka Kematian di Jepang per 1 Juli 2022

Selanjutnya, Jepang pada 1 Juli 2022 ada 21 orang yang meninggal karena Covid-19, dan pada 1 Agustus angkanya meningkat menjadi 94 kematian, naik hampir lima kali lipat.

"India pada 1 Juni 2022 mencatat lima kematian dan pada 1 Agustus 2022 naik tinggi menjadi 34 orang," ungkapnya.

Tjandra Yoga Aditama menuturkan, sejak awal disampaikan bahwa satu nyawa yang meninggal sangatlah berharga dan tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan Covid-19.

"Karena tiga hal itu maka kita perlu meningkatkan kewaspadaan," tegasnya.

Dalam meningkatkan kewaspadaan, dia menjelaskan terdapa lima hal, diantaranya, surveilan epidemiologik dijalankan dengan baik, sehingga data dari seluruh pelosok negeri dapat di kompilasi dan di analisa dengan baik.

"Kemampuan testing harus ditingkatkan agar di dapat angka riil jumlah kasus di masyarakat. Kemudian, telusur atau tracing juga harus ditingkatkan, agar dari setiap kasus didapat dua informasi, dari mana tertular dan kemana saja menularkannya," ucapnya.

Dan paling penting, vaksinasi booster yang masih dibawah 30 persen jelas harus ditingkatkan semaksimal mungkin. Serta, sekitar sepertiga penduduk kita yang belum divaksinasi ke dua harus di kejar benar.

Tak hanya itu, melakukan komunikasi risiko dengan baik agar masyarakat mendapat informasi yang tepat, agar masyarakat termotivasi melakukan prokes dengan baik.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

"Kalau masyarakat masih cuek protokol kesehatan dan cuek vaksin booster maka kemungkinan kasus akan terus melonjak. Ojo kesusu (jangan tergesa-gesa) lepas masker," tutur Moeldoko.

Sebagai informasi, data Kementerian Kesehatan per 27 Juni 2022 menunjukkan, positivity rate Indonesia masih di bawah standar WHO, yakni 2,7 persen.

Sementara untuk jumlah kasus COVID-19, terjadi penambahan sebanyak 1.445 kasus. DKI Jakarta menjadi provinsi yang melaporkan penambahan kasus terbanyak, yakni 838 kasus. Dari jumlah tersebut, 791 merupakan transmisi lokal dan 47 lainnya Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Kenaikan positivity rate dan kasus COVID19 diakibatkan varian baru yang sudah masuk ke Indonesia. Yakni, Omicron BA.4 dan BA.5.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.