Sukses

Konsumsi Jemaah Haji Tinggalkan Sampah 11 Ribu Ton

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyiapkan konsumsi untuk jemaah haji selama berada di Jeddah, Makkah, Madinah, dan Masyair.

Liputan6.com, Jakarta - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyiapkan konsumsi untuk jemaah haji selama berada di Jeddah, Makkah, Madinah, dan Masyair. Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Subhan Cholid mengatakan, PPIH bekerjasama dengan 46 perusahaan terkait konsumsi.

"Total jumlah makanan yang kita sediakan yakni 11.047.135 boks, dengan jumlah 35.088.810 botol air minum," kata Subhan usai rapat evaluasi terhadap penyelenggaraan ibadah haji 2022 di Jeddah, Jumat 29 Juli 2022.

Dia menerangkan, untuk menjaga sterilisasi dan kesehatan, PPIH membagikan 9 botol per hari kepada jemaah haji.

Sampah terkait konsumsi jemaah haji pun tidak terhindarkan. "Sampah yang ditinggalkan seberat 11.696.910 kilogram, itu sampahnya saja," kata dia.

Subhan menjelaskan, Kementerian Agama (Kemenag) mendapatkan kuota 100.051 jemaah haji pada 2022. Dari kuota itu, dialokasikan untuk jemaah reguler 92.825 orang dan haji khusus 7.226 orang.

Pengumuman terkait kepastian penyelenggaraan haji itu pertama disampaikan Arab Saudi pada awal Ramadan tahun ini. Arab Saudi akan menyelenggarakan ibadah haji dengan total kuota 1.000.000 jemaah. Lalu pada 17 Ramadan, Arab Saudi mengumumkan kepastian kuota jemaah haji Indonesia sebanyak 100.051.

"Tanggal 17 Ramadan itu merupakan H-47 dari keberangkatan kloter pertama. Kemudian, jika dipotong libur Lebaran selama 10 hari, total persiapan yang kita lakukan itu 37 hari," kata dia.

Subhan mengatakan, pada situasi normal, satu bulan setelah penyelenggaraan haji, yakni pada 15 Muharam, pemerintah Indonesia sudah mendapatkan undangan untuk membahas persiapan ibadah haji tahun berikutnya.

Indonesia, kata dia, selalu mendapatkan giliran pertama, yakni pada Rabiul Awal atau bulan maulid Nabi Muhammad. Sehingga, ada waktu yang cukup panjang, dari bulan Maulid sampai Syawal untuk menyiapkan ibadah haji.

"Nah, tahun ini, kita baru mulai H-37. Kita meyakini karena ini adalah tamu Allah dan kita hanya sekadar melaksanakan syariat, Alhamdulillah bisa menyelenggarakan ibadah haji," ujar Subhan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masa Haji Akan Berakhir, Kualitas Katering Jemaah Tetap Dipantau

Kementerian Agama (Kemenag) menyambangi dapur katering yang melayani jemaah haji Indonesia di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi.

Kunjungan tersebut untuk memastikan kualitas katering untuk jemaah tetap terjaga jelang berakhirnya masa operasional haji.

"Kami memastikan layanan kepada jemaah, khususnya katering. Meski jalan sekian lama, kami tetap menjaga kualitas dan kesungguhan, baik seluruh stakeholder, petugas, penyedia layanan termasuk dapur yang di bandara," kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid saat mengunjungi dapur katering jemaah haji Indonesia di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi.

Dari hasil pengecekan, dia mengatakan, dapur katering masih terus menjaga kualitas bahan baku. Namun demikian, menurut dia, masih ada yang perlu diperbaiki.

"Kita ingin jemaah haji menikmati produk Indonesia di Arab Saudi. Kita dapatkan baru satu yang betul-betul Indonesia banget, itu pun bukan makanan utama melainkan pendamping," ucap Subhan.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pun mendorong pengusaha atau produsen di Tanah Air men-supply bahan baku untuk menbanjiri pasar di Arab Saudi. Sebab, PPIH ingin menyajikan menu dalam spesifikasi yang sama untuk seluruh jemaah haji.

"Kita memerlukan jumlah sajian yang cukup banyak. Kita saat ini saja membutuhkan 92.825 sajian yang dikalikan dengan jumlah hari. Satu orang menerima 119 kali makan. Jika dikalikan 92.825, kita menbutuhkan sekian juta boks. Praktis, kita pun membutuhkan bahan baku untuk penuhi jumlah itu," kata dia.

3 dari 3 halaman

Sajikan Menu Berbeda Selama 7 Hari

Subhan menerangkan, pihak katering sudah bekerja luar biasa menyajikan menu untuk melayani jemaah. Mereka menyajikan menu yang berbeda selama 7 hari.

"Jadi, menu yang sama bakal bertemu di hari ke-delapan. Ini tidak mudah, sebab stok bahan baku di pasaran tidak seperti di pasar kita," kata Subhan.

"Kita memenuhi jumlah yang banyak dengan menu berbeda. Kita memastikan layanan ke jemaah, tetap terjaga kualitasnya meski kita sudah di ujung penyelenggaraan," sambung dia.

Subhan mengaku sudah berdiskusi dengan jemaah haji soal katering. Karena keinginan jemaah bermacam-macam dari segi rasa, maka jalan tengah pun diambil.

"Misalnya, untuk memenuhi orang yang suka pedas, kami akan sediakan sambel sachet. Ini jadi catatan kami. Kalau sekarang yang manis sudah kami sediakan kecap. Yang asin nanti akan disediakan garam sachet, mungkin ditambah merica juga," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.