Sukses

Kunjungi PP Muhammadiyah, PKS Minta Masukan soal Pemilu 2024

Ketua DPP PKS Bidang Humas Ahmad Mabruri menuturkan, kunjungan ke PP Muhammadiyah dalam rangka menguatkan jalinan kebangsaan yang dirajut PKS dengan berbagai elemen.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka silahturahmi kebangsaan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mengunjungi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Jakarta, Jumat (29/7/2022).

Presiden PKS Ahmad Syaikhu akan memimpin rombongan PKS, bersama Sekretaris Jenderal Habib Abu Bakar Alhabsyi, Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman, Ketua DPP Bidang Pembangunan Keumatan dan Dakwah Ali Akhmadi, Ketua DPP Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga Kurniasih Mufidayati, para Wasekjen dan Kantor Staf Presiden PKS.

Ketua DPP PKS Bidang Humas Ahmad Mabruri menuturkan, kunjungan ke PP Muhammadiyah dalam rangka menguatkan jalinan kebangsaan yang dirajut PKS dengan berbagai elemen.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu saat berkunjung ke Yogyakarta beberapa waktu lalu. PKS juga sudah melakukan hubungan silaturahmi ke PP Muhammadiyah di Yogyakarta dan ditemui langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Mabruri menyebut kunjungan ke PP Muhammadiyah kali ini adalah kunjungan lanjutan sebagai bagian dalam meminta masukan dan nasihat atas kondisi dan situasi kebangsaan

"Sebagai partai yang membawa misi pelayanan tentunya memiliki kesamaan dengan ruh Muhammadiyah yang menerapkan spirit Al Maun. Sebab itu sebagai partai yang lahir di era reformasi, PKS amat perlu untuk meminta nasihat dan masukan dari PP Muhammadiyah, cendekiawan Muhammadiyah agar PKS bisa terus bersama memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan dengan jalur masing-masing," ucap Mabruri dalam keterangannya, Jumat (29/7).

PKS juga akan meminta nasihat kepada PP Muhammadiyah. Salah satunya terkait Pemilu 2024 agar tidak terjadi polarisasi di masyarakat.

"Selain itu, PKS juga meminta masukan terkait proses penyelenggaraan pemilu 2024 kepada PP Muhammadiyah agar ke depannya tidak terbagi polarisasi dua kutub pasca-Pemilu seperti yang terjadi usai Pemilu 2019, sebab energi bangsa ini akan terkuras dan akan terus dihabiskan pada hal tidak substansial karena terjadi polarisasi sebagaimana yang terjadi di Pemilu 2019," terang Mabruri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Koalisi PKS di Pemilu 2024

Sebelumnya, Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid mengklaim, pembicaraan partainya dengan Demokrat dan NasDem terkait koalisi di Pemilu 2024 lebih maju dibandingkan dengan parpol lainnya.

"Saat ini kita komunikasi dengan NasDem dan Demokrat lebih maju daripada komunikasi dengan partai lain," kata dia, di Kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa 26 Juli 2022.

Akan tetapi, Kholid menekankan PKS belum memutuskan untuk membangun koalisi secara resmi, baik dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), koalisi semut merah, maupun koalisi bersama NasDem-Demokrat.

"Saat ini belum ada kata close, dan masih membuka dengan partai lainnya," jelas dia.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.