Sukses

Sahroni: Begal yang Nekat Wajib Dilumpuhkan Daripada Warga dan Polisi Jadi Korban

Kapolresta Tangerang, Kombes Raden Romdhon Natakusuma, memerintahkan jajarannya agar tidak sungkan menembak pelaku begal dan pencurian yang menggunakan kekerasan. Hal ini kemudian mendapatkan tanggapan dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI asal Fraksi Partai Nasdem Ahmad Sahroni.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolresta Tangerang, Kombes Raden Romdhon Natakusuma, memerintahkan jajarannya agar tidak sungkan menembak pelaku begal dan pencurian yang menggunakan kekerasan.

Menurut Raden, kasus-kasus kriminal tersebut sudah meresahkan warga Kota Tangerang sehingga perlu ditindak tegas. Raden mengatakan tindakan tegas patut dilakukan guna memberikan efek jera dan mengurangi kasus kriminal serupa. Selain itu juga demi keamanan dan kenyamanan masyarakat Kota Tangerang.

Hal ini kemudian mendapatkan tanggapan dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI asal Fraksi Partai Nasdem Ahmad Sahroni. Menurutnya, perintah tersebut memang dibutuhkan, mengingat makin maraknya kasus kekerasan begal di Tangerang.

“Saya pribadi mendukung arahan ini, karena memang sudah sangat mengkhawatirkan sekali fenomena begal itu, termasuk juga di Tangerang. Selain itu, memang tindakan begal yang kerap kali sadis dan tidak memiliki rasa kasihan terhadap korbannya menunjukkan pada kita bahwa polisi sudah harus mengambil langkah-langkah yang sangat tegas," ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (26/7/2022).

"Jangan sampai ada masyarakat dan petugas polisi yang jadi korban luka atau jiwa oleh ulah begal,” tambah Sahroni.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus Hati-Hati

Selanjutnya, Sahroni juga mengingatkan kepada jajaran kepolisian, bahwa meskipun memang urgensinya tinggi, namun dalam hal melakukan penembakan langsung di TKP, polisi harus sangat berhati-hati.

“Namun dalam prakteknya, tentu polisi harus sangat berhati-hati ya, tembak hanya untuk melumpuhkan saja, bukan untuk menyebabkan kecacatan parah apalagi kematian."

"Jadi ini harus dilihat sebagai edukasi, dan menunjukkan kegetasan agar para pelaku begal bisa berpikir puluhan kali sebelum melaksanakan aksinya,” demikian Sahroni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.