Sukses

Wagub DKI Klaim Penanggulangan Banjir di 92 RT di Jakarta Sudah Cepat

Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan BPBD sangat cepat dalam merespons penaggulangan banjir baru-baru ini. Sebab ada 92 RT yang mengalami banjir, dan itu semua sudah teratasi dengan cepat.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur atau Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengapresiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam responsnya terhadap penanggulangan genangan banjir baru-baru ini. Sebab ada 92 RT yang mengalami banjir, dan itu semua sudah teratasi dengan cepat.

Hal ini dikatakan Riza, saat menghadiri Rapat Kordinasi Daerah (Rakorda) Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta 2022. Kegiatan ini sebagai respons menghadapi bencana di Jakarta.

"Saya menyampaikan apresiasi atas cepatnya penanggulangan genangan yang terjadi baru-baru ini dengan ketinggian air lebih dari 40 cm di 92 RT di Jakarta (Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat) atau sekitar 0,3% dari 30.470 RT yang ada di DKI Jakarta," kata Riza dikutip melalui akun resmi @arizapatria, Selasa (19/7/2022).

Terima kasih atas kerja keras, keikhlasan dan komitmen saudara-saudara kita dalam menanggulangi bencana di DKI Jakarta," tambahnya.

Riza menjelaskan butuh manajemen yang efektif dan komitmen, serta keseriusan yang tinggi antarlembaga penanggulangan bencana di Jakarta. Mengingat kata dia, Jakarta memiliki kerentanan terhadap berbagai jenis bencana.

"Apalagi kawasan Jakarta juga dekat dengan jalur gempa Selat Sunda dan Sesar Baribis, serta dilalui oleh 13 aliran sungai yang membelah Jakarta. Ancaman bahaya dan risikonya tidak kecil," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Banjir Rendam RT di Jakarta

Sebelumnya, Jakarta tergenang banjir yang disebabkan oleh hujan yang mengguyur sejak Jumat 16 Juli 2022 malam. Akibatnya sejumlah titik di wilayah Jakarta mengalami banjir. 

Kepala Bidang Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Mohammad Insaf mengatakan sebanyak 92 RT di DKI Jakarta terendam banjir dengan ketinggian di atas 40 cm. Hal ini terjadi karena adanya intensitas hujan yang tinggi

"Informasi genangan 16 Juli 2022 sampai dengan pukul 09.0 WIB, dari sebelumnya 71 RT saat ini menjadi 92 RT atau 0,302% dari 30.470 RT yang ada di DKI Jakarta, dengan ketinggian >40 cm," kata Insyaf dalam keterangannya, Sabtu 16 Juli 2022.

Sementara, hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sebanyak empat pintu air di Jakarta berstatus waspada, sementara satu pintu air lainnya berstatus bahaya.

Merujuk data dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Pintu Air Angke Hulu pada Sabtu 16 Juli 2022 pukul 11.00 Wib berstatus bahaya dengan ketinggian air di pintu air tersebut 325 cm.

 

Adapun empat pintu air Jakarta berstatus waspada adalah:

1.Pintu Air Pesanggrahan tinggi muka air 175 cm

2. Pintu Air Manggarai tinggi muka air 785 cm

3. Pintu Air Karet tinggi muka air 490 cm

4. Pintu Air Sunter Hulu tinggi muka air 145 cm

 

Sementara satu pintu air di Jakarta berstatus bahaya

1. Pintu Air Angke Hulu berstatus bahaya dengan ketinggian air 325 cm.

3 dari 3 halaman

Banjir Terjang Jabodetabek, BMKG Beri Penjelasan Soal Hujan di Musim Kemarau

Indonesia pada bulan Juli 2022 ini masih masuk musim kemarau, namun wilayah Jabodetabek diguyur hujan sejak Jumat 15 Juli 2022 hingga saat ini. Akibatnya banjir melanda di banyak titik. BMKG pun memberikan penjelasan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, terjadinya hujan di Jabodetabek tersebut karena adanya fenomena La Nina. Sehingga BMKG memprediksi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia hingga satu pekan ke depan.

"Fenomena La Nina pada bulan Juli ini diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah," ujar Guswanto, Sabtu 16 Juli 2022.

Karena itu, Guswanto mengingatkan wilayah Jabodetabek masih perlu mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di pada siang-sore hari terutama di wilayah barat, timur, dan selatan.

Guswanto juga mengungkapkan, selain La Nina, fenomena Dipole Mode di wilayah Samudra Hindia saat ini juga menunjukkan indeks yang cukup berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.

Sementara itu, dalam skala regional, terdapat beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan, yaitu MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang terjadi pada periode yang sama.

Dia menjelaskan, adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat, mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer.

"Meskipun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun, karena adanya fenomena-fenomena atmosfer tersebut memicu terjadinya dinamika cuaca yang berdampak masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," ujar Guswanto memaparkan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.