Sukses

Pendataan Calon Penerima Subsidi Jadi Masalah Krusial MyPertamina

Pertamina Patra Niaga mewajibkan masyarakat melakukan pendaftaran di situs MyPertamina.

Liputan6.com, Jakarta - Uji coba penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yaitu jenis pertalite dan solar melalui aplikasi MyPertamina sudah berjalan sejak Jumat (1/7/2022). Pelaksanaan tersebut baru berlaku di sejumlah kota dan kabupaten.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menyatakan hal yang dilakukan Pertamina merupakan masih langkah awal untuk penyaluran tepat sasaran. Kata dia, fokus saat ini yaitu pendataan calon penerima subsidi atau penerima QR code untuk pengisian BBM di SPBU.

Komaidi menyatakan berdasarkan APBN 2022, kuota untuk Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) telah ditetapkan sebesar 24,3 juta kilo liter. Atau angka tersebut harus mencukupi selama setahun. Sedangkan data dari pemerintah dan Pertamina menetapkan kebutuhan mencapai 28-30 juta kilo liter.

"Konteksnya, kemudian Pertamina kan harus menjaga yang ada sekitar 23 juta tadi cukup sampai dengan akhir tahun. Kalau dibuka mekanismenya sampai sekarang, itu mungkin hanya akan sampai Oktober karena habis," kata Komadi kepada Liputan6.com.

Dia menambahkan, "Jadi, konteks mengaturnya itu adalah kalau dari sisi Pertamina yaitu mengupayakan bagaimana 23 juta kilo liter yang diamanatkan pemerintah kepada mereka untuk didistribusikan kemudian cukup sampai dengan akhir tahun."

Dia menjelaskan, ketika data yang dibutuhkan untuk penerima subsidi telah terkumpul pelaksanaan penyaluran BBM subsidi dapat terealisasi. Sedangkan saat ini semua pihak bisa mendaftarkan diri dan nantinya akan dilakukan verifikasi.

"Kalau yang sekarang ini yang menjadi masalah ada pada faktor penguncinya ini, terdapat pada siapa-siapa yang berhak, yang basisnya apa, kalau mobil yang jenis apa, masyarakatnya dengan pendapatan berapa. Saya kira itu adalah pendataan yang paling krusial untuk dilalui di dalam proses ini," ucap dia.

 

Ada yang Terlewat

Lanjut Komaidi, saat ini ketentuan tersebut belum diputuskan oleh pemerintah, Pertamina dan sejumlah instansi lainnya. Dia juga menyarankan jika aplikasi MyPertamina merupakan salah satu instrumen dalam pelaksanaan penyaluran BBM subsidi.

"Saya melihatnya ada sesuatu yang terlewat untuk dikomunikasikan oleh teman-teman di Pertamina. Jadi, seolah-olah hal ini untuk mengkomunikasikan programnya Pertamina, yaitu MyPertamina. Padahal, MyPertamina sebelum ada program ini kan sudah ada. Aplikasi tersebut sebagai loyalty program," ujar dia.

"Perusahaan-perusahaan lain sebenarnya juga punya, seperti Shell dan lain lain. Mereka memiliki program tersendiri dan hanya berbeda instrumen. Akhirnya, fasilitas adanya aplikasi tersebut digunakan sebagai salah satu instrumen untuk mendata subsidi tepat sasaran," dia menandaskan.

Pertamina melalui anak usaha Pertamina Patra Niaga akan mewajibkan konsumen BBM jenis Pertalite dan Solar melakukan pendaftaran di situs MyPertamina lebih dulu untuk bisa membeli BBM subsidi tersebut. Pendaftaran sendiri dimulai pada 1 Juli 2022.

Lewat pendaftaran tersebut, masyarakat nantinya akan mendapatkan kode QR khusus yang bisa dicetak atau diakses melalui aplikasi MyPertamina. Menjelang penerapan aturan tersebut, animo masyarakat untuk mengunduh aplikasi MyPertamina pun terlihat mulai meningkat.

Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Kamis (30/6/2022), aplikasi tersebut kini sudah diunduh lebih dari 1 juta kali. Namun, ulasan aplikasi besutan Pertamina tersebut ternyata tidak bagus.

Hingga berita ini ditayangkan, ada sekitar 127 ribu ulasan mengenai aplikasi ini dan kebanyakan dari pengguna memberikan rating bintang 1. Akibatnya, rating aplikasi MyPertamina secara keseluruhan kini hanya 1,5.

Dari beberapa ulasan bintang 1, banyak dari mereka mengeluhkan aplikasi ini ternyata tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Salah satu yang kerap dikeluhkan masyarakat adalah aplikasi ini kerap mengalami crash.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sosialisasi di Sejumlah Kota

Sementara itu, warga yang berdomisili atau berencana berpergian ke Kota Semarang dan Kabupaten Cilacap bisa mendaftar di situs Subsidi Tepat MyPertamina mulai Senin (11/7), setelah sebelumnya per 1 Juli 2022 dibuka pendaftaran di situs tersebut untuk Kota Surakarta sebagai satu-satunya untuk Provinsi Jawa Tengah.

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengatakan per Senin (11/7), wilayah pendaftaran subsidi tepat MyPertamina telah dibuka juga dua kota/kabupeten lainnya di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kota Semarang dan Kabupaten Cilacap.

Pendaftaran di situs subsiditepat.mypertamina.id tersebut diperuntukkan pengguna Pertalite dan Solar subsidi dengan kendaraan roda 4, kendaraan roda lebih dari 4, kendaraan komersial penumpang, kendaraan komersial barang, kendaraan layanan umum (ambulans, mobil jenazah, pemadam kebakaran, truk pengangkut sampah), dan nonkendaraan (dengan surat rekomendasi dari instansi pemerintah daerah terkait).

“Pengguna kendaraan roda 2 dan pengguna BBM nonsubsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex) belum perlu mendaftar Subsidi Tepat MyPertamina,” katanya.

Brasto mengatakan pendaftaran dimaksudkan untuk mendapatkan QR Code yang dapat dicetak di kertas atau ditangkap di layar telepon genggam untuk kemudian ditunjukkan ke petugas SPBU saat konsumen akan mengisi Pertalite atau Solar subsidi.

“Jangan khawatir, saat ini adalah masa pendaftaran Subsidi Tepat MyPertamina dan belum masa implementasi penerapan QR code di SPBU. Namun demikian, kami mengimbau agar pengguna Pertalite dan Solar subsidi tersebut dapat mendaftar segera,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.