Sukses

Menko Muhadjir Targetkan Indonesia Sudah Nol Stunting pada 2030

Muhadjir memastikan, kesehatan yang baik akan mengantarkan Indonesia menuju sumber daya manusia (SDM) yang unggul berbasis keluarga.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai, basis pembenahan generasi anak masa depan berawal dari pembinaan keluarga. Hal itu disampaikan Muhadjir saat meluncurkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 tahun 2022 tentang optimalisasi penyelenggaraan kampung keluarga berkualitas.

“Ini basisnya jelas keluarga, kalau kita melihat keluarga itu basisnya desa. Inti dari program keluarga itu kesehatan, waktu saat itu saya jadi Menteri Pendidikan bersama Bu Nila Moeloek (Menkes) itu saling komplit, beliau selalu bilang sehat dulu baru pendidikan, jadi saya pikir itu bener, apa artinya terdidik kalau tidak sehat?” kata Muhadjir saat ditemui di Ruang Heritage, Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Muhadjir memastikan, kesehatan yang baik akan mengantarkan Indonesia menuju sumber daya manusia (SDM) yang unggul berbasis keluarga. Nantinya, dengan Inpres terbaru yang diluncurkan hari ini, Kementerian Kesehatan bisa melakukan intervensi melalui program posyandu.

“Nanti Pak Menkes juga akan mengintervensi sama program posyandu, nanti akan disiapkan alat ukur dan posyandu tidak hanya akan menangani balita tapi juga semua jenjang usia. Jadi mulai 1.000 hari kehidupan, pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), remaja bahkan sampai tua cukup ke posyandu,” jelas dia.

Selain posyandu, Muhadjir mengatakan, dengan beleid ini Kementerian Kesehatan juga akan menambah fasilitas puskesmas dengan USG. Sehingga nantinya, ibu hamil tidak harus ke rumah sakit untuk memeriksa kandungan.

“Nanti ketika hamil bisa diukur diameter kepalanya karena besar kecilnya diameter kepala akan menentukan orang ini sebetulnya punya gejala akan stunting atau tidak, tapi kalau terlalu besar juga tidak benar juga,” jelas dia.

Muhadjir berharap, dengan payung hukum ini Indonesia semakin mampu mendekati target nol stunting yang ditargetkan bisa tercapai pada tahun 2030.

“Jadi kalau stunting kita tangani serius, target kita 2030 sudah nol stunting Indonesia, seperti negara maju, seperti Singapura sudah di bawah 1 digit, jadi nol koma, kita kejar ketertinggalan itu,” Muhadjir memungkasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Angka Stunting di Tangerang Turun

Angka stunting di Kota Tangerang terus turun. Pada 2018, angka stunting di wilayah ini mencapai 19,1 persen. Pada 2021, angka stunting turun menjadi 15,3 persen.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pun memberikan apresiasi kepada Kota Tangerang dan wilayah lainnya di Indonesia yang dianggap berhasil turunkan angka stunting.

Penilaian atas penghargaan tersebut didasari pada pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting meliputi analisis situasi, rencana kegiatan, rembug stunting, peraturan bupati atau wali kota tentang peran desa, pembinaan KPM, sistem menejemen data, pengukuran dan publikasi stunting, serta review kinerja tahunan.

"Capaian ini merupakan buah dari kolaborasi bersama antara masyarakat dan juga Pemerintah Kota Tangerang," kata Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin, Jumat (8/7/2022).

Dia juga menuturkan, dalam urusan pencegahan dan penanganan stunting, Pemerintah Kota Tangerang mengedepankan semangat kolaborasi dari berbagai OPD yang ada, mulai dari masyarakat usia remaja,ibu hamil, bayi, balita dan keluarga.

"Agar angka stunting bisa terus ditekan, hingga pada akhirnya tidak ditemukan kasus stunting di Kota Tangerang," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni mengatakan, angka prevalensi stunting pada balita berdasar pada hasil survei status gizi Indonesia 2021 berada di posisi yang lebih baik dari standar Provinsi Banten.

"Kita ada diposisi 15 persen, atau lebih baik dari standar Provinsi Banten yang sebesar 24,5 persen dan nasional sebesar 24,4 persen," ungkap Sachrudin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.