Sukses

Update Covid-19 Senin 4 Juli 2022: Positif 6.095.351, Sembuh 5.922.117, Meninggal 156.758

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Minggu 3 Juli 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Senin (4/7/2022) pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Satuan Tugas (Satgas) Penananganan Covid-19 masih terus melaporkan adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona di Indonesia.

Per data hari ini, Senin (4/7/2022) kasus positif Covid-19 bertambah 1.434 orang.

Jadi total akumulatifnya ada 6.095.351 orang di Indonesia sampai saat ini terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Untuk kasus sembuh pada hari ini ada penambahan 1.868 orang. Sehingga sampai kini di Indonesia total akumulatif ada 5.922.117 pasien berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19.

Sementara itu, kasus meninggal dunia bertambah 9 orang pada hari ini. Di Indonesia total akmulatif sebanyak 156.758 orang meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia hingga saat ini.

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Minggu 3 Juli 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Senin (4/7/2022) pada jam yang sama.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pandemi Covid-19 belum berakhir. Banyak negara termasuk Indonesia tengah mengalami peningkatan kasus baru, terutama dari penyebaran virus varian baru Omicron.

"Pandemi belum berakhir, beberapa negara kita lihat dalam 7 hari terakhir ini kasusnya meningkat," kata Airlangga dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/7/2022).

Kasus di Amerika Serikat tercatat 106.304, Australia 32.116 kasus dan India 16.065 kasus. Begitu juga dengan negara-negara di Asia Tenggara, Singapura ada 8.266 kasus, Malaysia 2.0384 kasus, Thailand ada 2.278 dan Indonesia 1.939 kasus.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus Covid-19 di indonesia Saat Ini

Secara khusus Airlangga menyebut kasus harian per 3 juli di Indonesia ada 1.614 kasus. Namun jumlah kasus tersebut masih dibawah ambang batas yang ditetapkan WHO.

"Kita lihat kasus tersebut tentunya masih dibawah positivity rate, di bawah 5 persen," kata Menko Airlangga.

Dia menjabarkan positivity rate di Luar Jawa Bali masih berada di kisaran 1. Antara lain di Sumatera 1,08, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kalimantan masing-masing 1,11. Kemudian Maluku dan Papua 0,99.

Sementara itu secara kasus nasional, disumbang mayoritas dari Jawa dan Bali dengan persentase mencapai 95 persen atau 1.579 kasus. Sedangkan kasus di luar Jawa-Bali hanya 35 kasus atau 4,07 persen.

Senada, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut puncak kasus Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 diprediksi terjadi pada minggu kedua atau ketiga Juli ini. Adapun kasus Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 1.614 pasa 3 Juli 2022.

"Kita tahu kasus per 3 Juli kemarin ada sebanyak 1.614 kasus dan diprediksi puncak kasusnya akan berada di bulan Juli ini, di minggu kedua atau minggu ketiga," kata Jokowi dalam rapat terbatas Evaluasi PPKM di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/7/2022).

 

3 dari 4 halaman

Kata Presiden Jokowi

Jokowi pun meminta jajarannya untuk meningkatkan capaian vaksinasi booster Covid-19, khususnya di daerah-daerah dengan tingkat interaksi tinggi. Pasalnya, kata Jokowi, capaian vaksinasi booster di Indonesia saat ini baru 24,5 persen.

"Saya kira ini terus kita dorong, saya minta Kapolri, Panglima TNI, dan juga Kemenkes, dan BNPB untuk mendorong terus agar vaksinasi booster bisa dilakukan terutama di kota-kota yang memiliki interaksi antarmasyarakatnya tinggi," jelasnya.

Selain itu, dia juga meminta agar terus digencarkan penerapan protokol kesehatan. Jokowi tak mau pengendalian Covid-19 merusak perekonomian nasional.

"Juga perlu kita gaungkan kembali pelaksanaan protokol kesehatan. Ini penting karena kita tidak mau pengendalian covid ini bisa mengganggu ekonomi kita," ujar Jokowi.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus varian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah mulai mendominasi di Indonesia. Berdasarkan hasil pemeriksaan genome sequencing, hampir seluruh Covid-19 di DKI Jakarta adalah varian BA.4 dan BA.5.

Menurut dia, puncak varian BA.4 dan BA.5 umumnya terjadi dalam 30 sampai 40 hari sejak kasus ditemukan. Adapun varian BA.4 dan BA.5 pertama kali ditemukan di Indonesia pada 30 hari lalu.

"Jadi kita mungkin masih ada waktu satu atau dua minggu ke depan. Kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain seharusnya puncaknya sudah tercapai," tutur Budi di Kantor Presiden, Senin.

Dia mengakui saat ini kasus Covid-19 di Indonesia tengah melonjak naik. Namun, Budi menuturkan kasus virus corona di Indonesia maupun Jakarta mulai melandai.

Pasalnya, kata Budi, kasus akan mulai menurun apabila sudah didominasi hampir 100 persen oleh satu varian. Hal ini bisa terlihat saat gelombang Covid-19 varian Delta dan Omicron.

"Jadi sekarang kita juga melihat walaupun kasus yang naik, tapi pelandaian mulai terjadi baik di Jakarta maupun di Indonesia," ucap Budi Gunadi.

 

4 dari 4 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.