Sukses

46 Jemaah Furoda Dideportasi, Kemenag Akan Sanksi Tegas Pihak Travel

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bakal memberikan sanksi tegas kepada travel yang memfasilitasi jemaah calon haji furoda tidak resmi.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bakal memberikan sanksi tegas kepada travel yang memfasilitasi jemaah calon haji furoda tidak resmi. Sebelumnya, 46 jemaah calon haji furoda yang sempat tertahan di bandara Jeddah, Arab Saudi dipulangkan ke Tanah Air.

"Kalau travel yang menurut saya tidak menyelenggarakan sesuai dengan apa yang sudah menjadi peraturan, misalnya kemarin kita dengar ada 46 calon jemaah yang dipulangkan kita akan berikan sanksi yang saya kira paling tegas buat mereka," kata Menag usai umrah, Makkah, Senin (4/7/2022).

Dia menegaskan, travel tidak boleh mempermainkan nasib orang dan mempermainkan keinginan ibadah orang. "Itu dosa besar itu kita akan berikan sanksi yang tepat untuk mereka," tegas Menag Yaqut.

Haji furoda adalah program haji yang mendapat kuota khusus dari pemerintah Arab Saudi.

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan 46 jemaah calon haji furoda yang sempat tertahan di bandara Jeddah, Arab Saudi dipulangkan ke Tanah Air. Saat tiba di Jeddah, mereka sudah menggunakan pakaian ihram.

"Beberapa jemaah yang kemarin sempat terdampar di Jeddah dan alhamdulillah sehat-sehat dan sudah bisa kembali ke Indonesia," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief di Kantor Daker Makkah, Sabtu malam (2/7/2022).

Dia mengatakan, 46 orang tersebut datang untuk berhaji tidak melalui Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Travel Biasa

Travel yang dipakai pun bukan travel yang biasa memberangkatkan jemaah calon haji khusus.

"Tapi ini travel biasa, kemudian dokumen yang digunakan juga tidak sesuai yang dipersyaratkan oleh Kerajaan Saudi Arabia, karena itu sempat terdampar di bandara. Jadi, visanya diperoleh dari negara lain, menggunakan kuota dari negara lain negara tapi berangkat dari Indonesia, tidak menggunakan juga travel dan tentu saja karena tidak menggunakan travel atau PIHK resmi maka mereka juga tidak laporan. Kalau sudah begitu ini sayang sekali," terang Hilman.

Hilman menerangkan, pernah juga ada kasus serupa di kasus umrah. Ada sejumlah orang terdampar sebelum pelaksanaan ibadah haji ini dan akhirnya menimbulkan masalah karena harus tinggal di Arab Saudi menambah waktu dua hingga tiga hari yang semuanya memerlukan biaya.

 

3 dari 4 halaman

Hati-Hati

Hilman meminta kepada masyarakat hati hati memilih organisasi atau perusahaan yang akan memberangkatkan jemaah haji khusus atau umrah atau muzamalah atau furoda --Haji furoda itu haji mandiri, munfarid dan tidak di bawah Kementerian Agama--. Masyarakat harus mengecek apakah perusahaan tersebut terdata resmi.

"Karena kalau ada apa-apa kami bisa menegur, kalau seperti ini, kami tidak bisa melakukan apa-apa, karena tidak terkait sama sekali," jelas Hilman.

Untuk tindaklanjutnya, Hilman mengaku masih konsultasi dengan berbagai pihak.

"Kalau dari kita juga masih diskusi konsultasi dengan berbagai pihak, terutama ada pengaduan ada jemaah yang merasa sudah membayar dengan harga sangat mahal tapi dberi jalan instan yang sangat berisiko dan mereka tidak berhasil, pulang. Bagaimana status perusahaannya akan kita tindaklanjuti," tutur Hilman.

4 dari 4 halaman

Cari Visa dari Negara Lain

Hilman mengatakan, jemaah ini mencari visa Malaysia dan Singapura tapi berangkat dari Indonesia.

"Ini rada aneh, mungkin juga dulu-dulu pernah berhasil, boleh jadi. Tapi saat ini lagi apes ketahuan. Ini ya namanya usaha dilakukan berbagai cara tapi tetap saja saya imbau travel agent tetap melaksanakan sesuai prosedur berlaku," kata dia.

Lantaran bila lolos masuk Saudi dan ternyata masuk Masyair yaitu Arafah, Muzdalifah, dan Mina secara menyelinap maka dendanya bisa mencapai 100 ribu riyal.

"Kita ingatkan dan travelnya juga bisa kena denda. Nanti merembet ke mana mana, mitranya juga akan dicari dan seterusnya," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.