Sukses

Ketua KPK Minta Kader PDIP Hindari Politik Berbiaya Tinggi

Firli menjelaskan berbagai langkah dan strategi utama KPK dalam menurunkan tingkat perilaku korupsi. Pertama adalah pencegahan dengan cara pendidikan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar sosialisasi dan pembekalan antikorupsi kepada pengurus PDI Perjuangan dari tingkat pusat hingga daerah, lewat program Politik Cerdas Berintegritas (PCB) Terpadu 2022.

Ketua KPK Firli Bahuri memimpin acara ini di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Rasuda Said, Jakarta Selatan, Senin (27/6/2022). Selain Firli, hadir juga Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi Dian Novianti, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Amir Arief, dan Kepala Satgas Sosialisasi dan Kampanye KPK Wuryono Prakoso.

Sementara jajaran DPP PDIP dipimpin oleh Sekjen Hasto Kristiyanto, Bendahara Umum Olly Dondokambey, dan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, I Made Urip, Mindo Sianipar, dan Eriko Sotarduga.

Dalam sambutannya, Firli berharap kader partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini bisa menjalankan politik tanpa biaya tinggi. Menurut Firli, biaya tinggi dalam proses politik bisa menjadi awal terjadinya tindak pidana korupsi.

"Maka kami berharap seluruh kader partai melaksanakan politiknya tanpa biaya tinggi," ujar Firli, Senin (27/6/2022).

Firli membeberkan jalan panjang komitmen membebaskan Indonesia dari perilaku korupsi. Menurut Firli, perjalanan itu dimulai sejak para pendiri bangsa seperti Mohammad Hatta hingga pada 2004, di era Presiden Kelima Megawati Soekarnoputri, lahirlah UU Antikorupsi yang akhirnya membentuk KPK.

"Kalau kita melihat, sungguh besar keinginan dan komitmen pendiri bangsa agar bangsa bebas dari korupsi," kata Firli.

Firli menjelaskan berbagai langkah dan strategi utama KPK dalam menurunkan tingkat perilaku korupsi. Pertama adalah pencegahan dengan cara pendidikan masyarakat.

"Karena hanya dengan pendidikan kita mampu membangun budaya dan peradaban antikorupsi. Kita harus meningkatkan integritas. Dengan itu kita mengajak anak bangsa mewujudkan Indonesia bebas korupsi," kata Firli.

Yang kedua yakni pencegahan dengan melakukan perbaikan sistem. Firli kemudian mengajak seluruh kader partai, merumuskan sistem yang tak membuka celah korupsi.

"Maka itu parpol harus dibangun integritasnya, kita jaga dan bangun sistem agar tak terjadi korupsi," kata Firli.

Terakhir, yakni dengan penindakan. Firli mengatakan, penindakan dilakukan agar penyelenggara negara takut melakukan korupsi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peran Strategis Parpol

Menurut Firli, partai politik memiliki peran strategis dalam memberantas korupsi. Sebab parpol yang berhubungan langsung dengan rakyat, yang menghasilkan wakil rakyat, yang menghasilkan pemimpin dari desa sampai presiden, dan membuat aturan lewat perwakilannya di DPR.

Karena itu pula KPK mengajak peran aktif parpol melalui PCB tersebut. Firli memberi catatan bahwa semua kader parpol harus cerdas dan berintegritas sekaligus. 

"Kita benar-benar berharap akhirnya terbangun budaya antikorupsi. Kami harap kader memegang pakta itu dan melaksanakannya," tegas Firli.

Firli mengungkapkan pihaknya mengapresiasi PDIP yang baru saja mengajak para kepala daerahnya menandatangani pakta integritas berisi komitmen, yang salah satunya adalah komitmen antikorupsi.

"Sesungguhnya karya anda sungguh dinantikan seluruh rakyat Indonesia. 277 jutaan jiwa anak bangsa Indonesia menunggu karya bapak ibu semua. Mari berkarya untuk bangsa, mengabdi untuk negeri, membebaskan bangsa indonesia dari praktik korupsi," pungkas Firli.

Sementara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi langkah KPK dalam sosialisasi antikorupsi itu. Hasto mengatakan, bahwa Ketua Umum Megawati Soekarnoputri selalu menekankan pentingnya antikorupsi dan ancaman pemecatan terhadap kader yang melanggar aturan tersebut.

"Kami berikan apresiasi atas strategi pemberantasan korupsi melalui bentuk pendidikan, pencegahan, dan penindakan oleh KPK," kata Hasto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.