Sukses

Cuaca Besok Senin 27 Juni 2022, Jabodetabek Berawan dan Berpotensi Hujan Angin

BMKG memprakirakan sebagian wilayah Jabodetabek berpotensi hujan diselingi petir dan angin kencang siang hingga menjelang malam hari.

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca cerah menyelimuti wilayah DKI Jakarta hingga Kepulauan Seribu, Senin pagi, 27 Juni 2022.

Langit cerah di Ibu Kota tersebut juga diprediksi terjadi untuk daerah penyangga Jakarta, yaitu Depok, Bogor, Bekasi serta Tangerang.

Siang hari hingga sore hari BMKG mengungkap ada potensi hujan dibarengi petir dan angin kencang terjadi di sebagian wilayah Jakarta. Hujan yang turun cenderung dengan intensitas ringan.

"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang dengan durasi singkat di sebagian wilayah Jaksel dan Jakbar pada siang dan sore hari," kata BMKG diperingatan dini cuaca, Senin.

Potensi yang sama juga dilaporkan BMKG terjadi untuk kota penyangga. Hujan diselingi petir dan angin terjadi siang hingga malam hari.

"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada siang hingga menjelang malam hari di wilayah Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi," jelas BMKG.

Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Jakarta Pusat  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Selatan  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Jakarta Timur  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Utara  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Kepulauan Seribu  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Bekasi  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Depok  Cerah  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Bogor  Cerah Berawan  Berawan  Hujan Ringan
Tangerang Berawan Hujan Ringan Hujan Ringan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BMKG Ungkap Penyebab Kualitas Udara di Jakarta Kembali Jadi Terburuk di Dunia

Di sisi lain, BMKG menjelaskan sejumlah faktor yang mempengaruhi peningkatan konsentrasi PM2.5 yang terjadi di Jakarta dalam kurun waktu beberapa hari terakhir.

Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko mengatakan bahwa pada beberapa hari terakhir PM2.5 mengalami lonjakan peningkatan konsentrasi dan tertinggi berada pada level 148 µg/m3. PM2.5 dengan konsentrasi ini dapat dikategorikan kualitas udara Jakarta tidak sehat.

"Tingginya konsentrasi PM2.5 dibandingkan hari-hari sebelumnya juga dapat terlihat saat kondisi udara di Jakarta secara kasat mata terlihat cukup pekat/gelap," kata Urip yang dikutip dari Antara, Minggu 19 Juni 2022.

PM2.5 merupakan salah satu polutan udara dalam wujud partikel dengan ukuran yang sangat kecil, yaitu tidak lebih dari 2,5 µm (mikrometer).

Dengan ukurannya yang sangat kecil ini, PM2.5 dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem pernapasan, dan dapat menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan dan gangguan pada paru-paru.

3 dari 3 halaman

Analisis BMKG

Selain itu, PM2.5 dapat menembus jaringan peredaran darah dan terbawa oleh darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner.

Berdasarkan analisis BMKG, konsentrasi PM2.5 di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi baik yang berasal dari sumber lokal, seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.

Emisi ini dalam kondisi tertentu yang dipengaruhi oleh parameter meteorologi dapat terakumulasi dan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi yang terukur pada alat monitoring pengukuran konsentrasi PM2.5.

Selain itu, proses pergerakan polutan udara seperti PM2.5 dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain.

Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM2.5.

"Pola angin lapisan permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah timur dan timur laut yang menuju Jakarta, dan memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5 di wilayah ini," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.