Sukses

Jamin Keamanan Jokowi Saat di Ukraina dan Rusia, Paspampres: Kiev Jauh dari Ledakan

Presiden Jokowi akan bertolak ke Ukraina dan Rusia di tengah situasi perang. Paspampres memastikan akan memberi pengamanan ekstra ketat kepada presiden.

Liputan6.com, Jakarta - Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayjen TNI Tri Budi Utomo menjamin keamanan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat berkunjung Kiev, Ukraina dan Moskow, Rusia. Menurutnya, jarak kota tujuan Jokowi jauh dari zona perang.

"Sementara aman, karena kalau kami melihat sampai di Donetsk kurang lebih dari Kiev itu kurang lebih jaraknya sekitar paling dekat yang ledakan itu adalah 380 km dari Kiev, itu yang sudah kita antisipasi," kata Budi saat dihubungi, Jakarta, Kamis (23/6/2022).

"Sementara mereka masih melakukan serangan ya memang di seputaran Donetsk itu saja, jadi alhamdulillah masih jauh lah dari Kiev," sambungnya.

Budi percaya diri terhadap keamanan kepala negara di daerah perang itu. Dia menyatakan bahwa, Paspampres berasal dari satuan-satuan khusus yang sudah terlatih dan siap mengamankan Presiden Jokowi.

"Semuanya dari Paspampres. Paspampres kan punya ada tim penyelamatan sendiri, ada timnya sendiri. Jadi sebelum kereta api jalan 3 jam sebelumnya kita sudah punya deteksi, ada tim deteksi yang sudah kita siapkan dari awal," tutur Budi.

"Dan Paspampres ini banyak terdiri dari pasukan-pasukan khusus juga, sehingga Alhamdulillah kita juga tidak terlalu khawatir, karena Paspampres ini ada dari Kopassus, ada dari Denjaka, ada dari Paskhas. Alhamdulillah kita percaya diri," sambungnya.

Budi menambahkan, beberapa pekan lalu hingga sekarang, Paspampres terus berlatih. Latihan itu berupa antisipasi kejadian dan strategi penyelamatan.

"Contohnya penyelamatan dari kereta api, penyelamatan di stasiunnya sendiri, di jalan seperti apa, meng-escape beliau itu kita sudah latihan, itu dari teknisnya," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

39 Personel Paspampres Diterjunkan

Sebanyak 39 Paspampres akan memberikan pengamanan melekat terhadap Presiden Jokowi selama berunjung ke Kiev, Ukraina dan Moskow, Rusia. Jumlah tersebut terdiri dari 19 orang tim Main Group (pengamanan utama), 10 tim Matan (penyelamat), dan 10 orang tim Advance (pendahulu).

"Untuk main group-nya kita sendiri tetap penyelamatan dengan mengcover beliau secara langsung. Nanti kalau seandainya matan punya tugas masing-masing. Itu juga sidah kita siapkan, matan 10, main groupnya sendiri itu ada 19, kemudian advancenya 10 nanti yang akan berada di sana, memang kita sudah bagi," kata Dapaspampres Mayjen TNI Tri Budi Utomo, Kamis (23/6/2022).

"Kalau kita sendiri yang melekat ke beliau ada 19 ditambah yang matan-nya sendiri 10 di sana, berarti 29 ditambah dengan 10 orang (advance) yang sudah standby di sana," imbuh dia.

Budi melanjutkan, Paspampres sudah menyiapkan helm dan rompi untuk kepala negara. Pihak Ukraina juga sudah memberi keleluasaan untuk menggunakan senjata laras panjang dengan amunisi yang tidak terbatas.

"Perlengkapan pun kita sudah siapkan helm rompi yang kemungkinan kalau memang berkenan digunakan untuk kegiatan di sana kita juga sudah siapkan semuanya, untuk senjata yang biasanya kita tidak menggunakan senjata laras panjang," tuturnya.

"Dari pihak Ukrain juga sudah memberi kita keleluasaan untuk membawa senjata laras panjang sesuai dengan jumlah personil paspampres kita dengan amunisi yang tidak terbatas," sambungnya.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Merdeka.com

 

3 dari 4 halaman

Dorong Perdamaian Rusia-Ukraina

Sebelumnya diberitakan, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bakal mengunjungi Ukraina dan Moskow. Lawatan tersebut dilakukan usai kunjungan ke Jerman.

"Dari Jerman, Presiden Jokowi direncanakan akan mengunjungi Kiev, Ukraina dan Moskow, Rusia," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam Press Briefing online pada Rabu (22/6/2022).

Kunjungan ke dua negara ini, sambung Menlu Retno, merupakan kunjungan dalam situasi yang tidak normal -- di tengah konflik yang memicu perang. "Kita paham situasi saat ini masih sangat complicated. Dunia juga paham mengenai kompleksitas masalah yang ada."

"Meskipun situsinya sulit dan masalahnya kompleks, sebagai presiden G20 dan salah satu anggota champion group dari Global Crisis Response Group yang dibentuk sekjen PBB, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi. Tidak memilih untuk diam," papar Menlu Retno.

Atas kunjungan ke Ukraina dan Rusia, Menlu Retno mengatakan bahwa "Presiden Jokowi akan merupakan pemimpin Asia pertama yang akan melaukan kunjungan ke dua negara tersebut."

"Kunjungan ini menunjukan kepedulian terhadap isu kemanusiaan, mencoba memberikan kontribusi untuk menangai krisis pangan yang diakibatkan karena perang dan dampaknya dirasakan oleh semua negara terutama negara berkembang dan negara dengan penghasilan rendah," tutur Menlu Retno.

Selain itu, Presiden Jokowi juga disebutkan terus mendorong spirit perdamaian. 

4 dari 4 halaman

Jokowi Bertemu Zelensky dan Putin

Menlu Retno Marsudi mengungkap bahwa pada kunjungan ke Ukraina dan Rusia, Presiden Jokowi dijadwalkan untuk bertemu dengan kedua pemimpin negara yang tengah bersitegang tersebut.

"Dalam kunjungan ke Kiev dan Moskow, presiden akan melakukan pertemuan dengan Presiden Zelensky dan Putin," ucapnya.

Setelah kunjungan ke Ukraina dan Rusia, destinasi terakhir kunjungan Jokowi berikutnya adalah ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

"Kunjungan untuk menindaklanjuti kerjasama di bidang ekonomi antara kedua negara," jelas Menlu Retno.

Dalam rangkaian lawatan ke luar negeri akhir bulan Juni ini, Presiden Jokowi direncanakan mengujungi Jerman untuk hadir di acara KTT G7. 

"Presiden RI telah mendapatkan undangan dari Ketua G7 (Jerman) untuk hadir dalam KTT G7 di Elmau pada tanggal 26-27 Juni 2022," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam Press Briefing online pada Rabu (22/6/2022).

"Beberapa negara non-G7 atau disebut G-7 Partner Countries yang mendapatkan undangan untuk hadir dalam KTT G7 adalah Indonesia, India, Senegal, Argentina dan Afrika Selatan," papar Menlu Retno. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.