Sukses

Jalan Alternatif Bogor-Cianjur Terputus Akibat Tanah Bergerak

Jalan alternatif yang menghubungkan Bogor dengan Cianjur, Jawa Barat terputus akibat tanah bergerak di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor pada Rabu sore (15/6/2022).

Liputan6.com, Jakarta Jalan alternatif yang menghubungkan Bogor dengan Cianjur, Jawa Barat terputus akibat tanah bergerak di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor pada Rabu sore (15/6/2022).

Kepala Desa Sukawangi, Budianto menyebutkan tanah bergerak mengakibatkan jalan desa amblas sepanjang 500 meter dengan kedalaman mencapai 2-3 meter. Sehingga jalan penghubung antara Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur dengan Desa Batu Lawang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur tidak bisa dilalui kendaraan.

"Jalan desa yang amblas terjadi di Kampung Gombang Lega. Sekarang jalan alternatif ke Pacet, Cianjur tidak bisa dilalui kendaraan," kata Budianto, Kamis (16/6/2022).

Menurutnya, warga dan aparatur desa sampai hari ini masih bergotong royong memperbaiki jalan yang amblas dengan menggunakan peralatan seadanya.

"Kita sekarang sedang memperbaiki jalan amblas supaya bisa dilalui mobil dan motor, minimal untuk warga di RW 6 biar bisa keluar dulu," kata dia.

Selain jalan amblas, lanjut Budianto, bencana tanah bergerak juga mengakibatkan sembilan rumah warga dan satu vila rusak. Kemudian, lahan pertanian yang ada di Kampung Lembong Lega.

"Lahan sawah dan ladang cabai serta jahe milik warga yang jaraknya sekitar 50-300 meter ini juga terancam tanah bergerak," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sudah 3 Kali Terjadi

Ia mengungkapkan kondisi tanah yang labil dan curah hujan tinggi memicu terjadinya pergerakan tanah di wilayah itu. Menurutnya, fenomena alam ini sudah terjadi tiga kali di wilayah yang sama. Bahkan akhir tahun kemarin ratusan jiwa sempat diungsikan ke tempat aman.

"Kalau tanah bergerak sudah terjadi tiga kali, sebelum-sebelumnya kejadian longsor," kata Budianto.

Namun untuk kejadian kali ini, warga tetap memilih bertahan di rumah meskipun potensi pergerakan bisa saja meluas mengingat kondisi tanah labil dan curah hujan masih tinggi.

"Kita memang merencanakan untuk merelokasi warga, hanya saja lokasinya masih dibahas," ujar Budianto.

Di sisi lain, Budianto berharap Pemerintah Kabupaten Bogor merealisasikan keinginan warga agar jalan desa yang amblas akibat gerakan tanah ini dialihkan ke jalur lain.

"Harus disegerakan bikin akses baru, karena sudah sering amblas dan kondisi jalan saat ini sebetulnya sudah tidak layak lagi dilalui kendaraan, apalagi pascakejadian kemarin," ucapnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.