Sukses

KIB: Tokoh Populer Jika Tak Dicalonkan Parpol, Tidak Bisa Calonkan Diri Jadi Presiden

Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyebut saat ini KIB belum memutuskan tokoh yang akan diusung menjadi capres di Pilpres 2024.

Liputan6.com, Jakarta Mesin-mesin partai politik pada bulan ini mulai dipanaskan. Partai NasDem dan PDI Perjuangan memulainya dengan mengadakan Rakernas. Ada juga yang berkoalisi seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) Sementara, partai lain mulai lincah melobi dan melakukan pendekatan untuk berkoalisi.

Lembaga-lembaga survei pun kian sering menyampaikan hasil survei mereka. Nama-nama seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kerap menjadi top-3 sebagi calon presiden (capres) pilihan masyarakat versi berbagai survei.

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) angkat bicara soal elektabilitas Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto yang belum masih tiga besar capres.

Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengaku tak ambil pusing mengenai hasil sejumlah survei tersebut. Ia menyebut saat ini KIB belum memutuskan tokoh yang akan diusung menjadi capres di Pilpres 2024.

Ia mengingatkan, nama-nama populer yang memiliki elektabilitas tinggi tidak menjamin tokoh itu dapat maju sebagai capres dalam pesta demokrasi lima tahunan itu.

"Pada akhirnya calon-calon populer kalau mereka tidak dicalonkan oleh partai politik sebagaimana ketentuan konstitusi kita. Maka pada akhirnya mereka tidak bisa untuk mencalonkan diri menjadi presiden," kata Ace kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Ace menyatakan, saat ini KIB masih membuka pintu ke semua partai politik lain untuk bergabung dan menaikkan elektabilitas Airlangga.

"Masih ada waktu beberapa bulan untuk terus menaikan elektabilitas dan bersosialisasi kepada masyarakat," kata dia.

Ace lantas mengibaratkan pembahasan capres oleh KIB layaknya kesimpulan dari sebuah buku. Ace menyebut untuk awalan KIB akan dilakukan pendahuluan atau pembahasan mengenai kerangka kerja strategi pemenangan, visi-misi, hingga berbagai isu-isu nasional.

"Saya kira kita di dalam membangun koalisi ini enggak bisa dilakukan dalam konteks tergesa-gesa. Tidak bisa kita membangun koalisi ini karena keterpaksaan banyak dari pengalaman Pilpres pasca reformasi sebagian besar koalisi itu di ujung ujung menjelang pendaftaran baru dibentuk koalisi. Kami ingin menghindari itu," ucap dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

PAN: KIB Prioritaskan Ketum Partai Internal Jadi Capres 2024

Sebelumnya, Koalisi Indonesia Bersatu mengungkapkan bahwa sosok prioritas calon presiden yang akan diusung di Pilpres 2024 adalah ketua umum dari parpol yang membentuk KIB yaitu Golkar, PAN dan PPP.

"Dari internal KIB, tiga ketua umum partai politik dicalonkan di pilpres. KIB memprioritaskan calon dari internal," kata Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi.

Lebih lanjut, Viva menjelaskan, sosok yang dipilih dari internal bertujuan untuk membangun koalisi semakin kuat dan memperbesar kekuatan politik di Pilpres 2024.

Akan tetapi, Viva menyampaikan, KIB tidak menutup pintu bagi para tokoh di luar koalisi untuk nantinya diusung sebagai capres dan cawapres.

"Dari luar KIB, ada beberapa nama yang telah beredar di publik akan kami monitor dan masuk radar pencalonan di KIB," ucapnya.

Namun, hingga saat ini KIB belum akan mengumumkan sosok capres dan cawapres yang akan diusung. Sebab, KIB sedang fokus merapikan barisan sampai ke tingkat akat rumput di basis konstituennya masing-masing.

"Waktu penentuan paslon akan ditentukan kemudian," ungkap Viva.

"Jangan tergesa-gesa. Jangan terburu-buru. Jangan grusah-grusuh. Ojo kesusu," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Golkar Bantah KIB Dibentuk untuk Usung Capres yang Didukung Jokowi

Di sisi lain Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) membantah bahwa mereka dibentuk untuk mendorong calon presiden yang didukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2024.

Bantahan itu disampaikan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Zainudin Amali. KIB sendiri diketahui dibentuk oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP.

Kehadiran Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Ketua Umum Projo, Budi Arie di Silahturahmi Nasional yang digelar KIB, melahirkan dugaan bahwa koalisi ini didukung Jokowi.

Zainudin Amali sendiri meminta Presiden Jokowi tidak dibawa-bawa ke isu koalisi Pemilu 2024, termasuk ke KIB. Sebelumnya, Jokowi juga seolah menyiratkan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024.

"Enggak lah. Enggak seperti itu. Kasihan pak Presiden Jokowi," kata Zainudin Amali di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Pria yang menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga ini juga menekankan bahwa tidak ada instruksi maupun arahan khusus dari Presiden Jokowi soal KIB.

"Beliau itu tidak ada instruksi apapun, tidak ada arahan apapun," ujar Zainudin Amali.

Dia berkilah, pembentukan KIB merupakan kerja sama lewat proses yang alami, tanpa ada campur tangan dari Presiden Jokowi dalam membangun koalisi tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.