Sukses

Komisi IX DPR: Vaksinasi Gratis Kunci Indonesia Mampu Kendalikan Pandemi

Hasil survei menyatakan meningkatnya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden didorong keberhasilan penanganan Covid-19 dan penyelenggaraan mudik.

Liputan6.com, Jakarta Keputusan Presiden Jokowi menggratiskan vaksin menjawab keraguan dan perdebatan publik dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Saat ini, Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil mengendalikan pandemi.

Publik pun mengapresiasi kinerja Presiden. Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terhadap kinerja Presiden menyebutkan, dari total 1.245 responden sebanyak 76,7% di antaranya mengaku sangat dan cukup puas dengan kinerja Presiden. Survei pada 10-12 Mei 2022. 

Hasil survei menyatakan meningkatnya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden didorong keberhasilan penanganan Covid-19 dan penyelenggaraan mudik. Sebanyak 74,6% responden puas dengan penanganan pandemi, 88% responden puas dengan pelayanan moda transportasi umum saat mudik. 

Anggota Komisi IX DPR Darul Siska meyakini efektifitas penanganan pandemi di Indonesia antara lain karena kebijakan Presiden menggratiskan vaksin. Masyarakat mendukung dengan mengikuti vaksinasi.

"Tentu masyarakat melihat perkembangan penanganan Covid-19. Dulu kan kita berdebat soal harga, bagaimana kalau vaksin gotong royong, bagaimana vaksin yang berbayar, dan segala macam. Presiden Jokowi ambil inisiatif menggratiskan vaksin untuk masyarakat. Saya kira itu jadi poin plus ke Presiden. Dan itu menenangkan semua," kata Darul, Jumat (27/5/2022).

Selain itu, Darul menilai, kebijakan PPKM juga tepat untuk mengendalikan pandemi. Menurutnya, Presiden mengeluarkan kebijakan dengan strategi gas rem tersebut saat orang lain berdebat menerjemahkan lockdown jika diterapkan di Indonesia.

"Tapi ternyata kebijakan (PPKM) yang dibuat Presiden itu tepat," tegas Darul. 

Darul mengatakan, awalnya masyarakat cukup sulit menerima kebijakan vaksin dan PPKM. Namun, kerja bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, legislatif, dan semua unsur mampu meyakinkan masyarakat agar mau divaksin dan menjalankan PPKM.

"Kebijakan itu mendapat respons positif dan didukung masyarakat. Sehingga sekarang tidak ada kenaikan kasus yang tinggi, karena masyarakat disiplin protokol kesehatan," kata Darul.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apresiasi PBB

Sebelumnya , Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid pada acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 menyampaikan penghargaan atas kesuksesan Presiden Jokowi dalam menangani dan mengendalikan pandemi Covid-19.

"Ini merupakan bukti komitmen kuat dan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Yang Mulia Presiden Joko Widodo untuk memerangi Covid-19 dan mengembalikan negara ke jalur pemulihan,” kata Abdulla.

Dalam ksempatan itu, Abdulla terkesan dengan capaian vaksinasi Covid-19 lengkap di Indonesia. Persentase masyarakat Indonesia yang sudah divaksinasi lengkap terbilang tinggi.

"Saya terkesan dengan upaya Indonesia dalam menghadapi pandemi dan pentingnya pemerataan vaksin sebagai solusi akhir untuk mengakhiri pandemi," ucap Abdulla dalam rangkaian acara 'The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022' di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Rabu, 25 Mei 2022.

"Ini terbukti dengan tingginya persentase dari total populasi Indonesia yang sekarang sudah disuntik vaksinasi COVID-19 lengkap."

Perkembangan vaksinasi COVID-19 di Tanah Air pada 25 Mei 2022 pukul 18.00 WIB, capaian vaksinasi dosis pertama di angka 96,05 persen atau lebih dari 200 juta yang disuntik. Vaksinasi dosis kedua di angka 80.24 persen atau 167,11 juta orang yang disuntik.

Data Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia juga mencatat, vaksinasi dosis ketiga atau booster di angka 21,50 persen atau 44,7 juta orang yang baru disuntik booster. Sasaran vaksinasi COVID-19 di Indonesia berjumlah 208,2 juta orang dari 270 juta penduduk.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.