Sukses

Cuaca Besok Kamis 26 Mei 2022, Jakarta Berawan Sepanjang Hari

Sementara, hujan dengan intensitas ringan terjadi pagi hari di tiga kota penyangga Jakarta yang meliputi Bogor, Bekasi, dan Depok. Sedangka cuaca cerah berawan selimuti Tangerang

Liputan6.com, Jakarta Cuaca berawan diprediksi bakal menyelimuti seluruh wilayah DKI Jakarta, Kamis, 26 Mei 2022. Kondisi tersebut dilaporkan berlangsung pada pagi hingga malam hari. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan tak ada langit cerah dan hujan yang akan turun esok hari, Kamis.

Sementara, hujan dengan intensitas ringan terjadi pagi hari di tiga kota penyangga Jakarta yang meliputi Bogor, Bekasi, dan Depok. Sedangka Tangerang diperkirakan cerah berawan.

Siang harinya, langit berawan menyelimuti keempat kota dan diperkirakan berpotensi hujan dibarengi petir dan angin kencang.

"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang antara siang hingga malam dan dini hari di Kab dan Kota Bogor, Kab dan Kota Bekasi, Kab dan Kota Sukabumi, Kota Depok," kata BMKG.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Jakarta Barat  Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat  Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Selatan  Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Timur  Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Utara  Berawan  Berawan  Berawan
 Kepulauan Seribu  Berawan  Berawan  Berawan
 Bekasi  Hujan Ringan  Berawan  Hujan Ringan
 Depok  Hujan Ringan  Berawan  Hujan Sedang
 Bogor  Hujan Ringan  Berawan  Hujan Sedang
Tangerang Cerah Berawan Berawan Berawan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Peneliti Kembangkan Sensor Fleksibel dan Ekonomis untuk Pelaporan Cuaca

Semetara itu, tim peneliti dari Osaka Metropolitan University dan University of Tokyo tengah  mengembangkan lembaran sensor yang dapat disisipkan dan ringan guna mengantisipasi kejadian cuaca buruk.

Lembaran itu menampilkan sensor resistif fleksibel dan analisis komputasi reservoir.

Sebagai perangkat tunggal, ia memungkinkan pengukuran volume rintik hujan dan kecepatan angin secara real-time. Selain itu, ia juga dapat melaporkan informasi cuaca saat ia dipasang misalnya pada payung, mobil, atau rumah.

"Temuan ini membuka pendekatan ekonomis untuk pelaporan cuaca, yang berkontribusi pada kesiapsiagaan bencana dan keselamatan masyarakat yang lebih besar," ujar Kuniharu Take, profesor di Osaka Metropolitan University dan peneliti utama di riset ini dikutip dari Eurekalert pada Selasa (17/5/2022).

Untuk menentukan volume hujan, sensor mengukur hambatan listrik yang dihasilkan ketika tetesan air hujan mengenai permukaannya. Sensor dilapisi oleh lembaran silikon superhidrofobik yang terbuat dari polydimethylsiloxane (PDMS), yang diresapi dengan graphene dan diproses lebih lanjut dengan laser.

Silikon superhidrofobik menolak tetesan air, yang memastikan daya tahan dan stabilitas sensor. Sementara tekstur laser memungkinkan kontrol dan pengukuran konstan terhadap perilaku tetesan air, baik itu statis (diam), meluncur, memantul, atau membelah pada permukaan sensor. 

3 dari 3 halaman

Smartphone Bisa Bantu Tingkatkan Prakiraan Cuaca

Sejumlah besar data GPS dari smartphone dan perangkat navigasi satelit dapat membantu meningkatkan pemahaman umum tentang fenomena cuaca dan membuat model prakiraan ini lebih presisi. Untuk tujuan ini, proyek CAMALIOT diluncurkan.

CAMALIOT

Mengutip Eurekalert, CAMALIOT adalah aplikasi smartphone berbasis Machine Learning yang bertujuan membangun infrastruktur untuk pengumpulan observasi dalam skala besar dari berbagai jenis dan kualitas penerima berkemampuan GPS.

Infrastruktur ini sedang dikembangkan oleh kelompok peneliti dari Benedikt Soja, profesor Geodesi Luar Angkasa di Departemen Teknik Sipil, Lingkungan, dan Geomatika di ETH Zurich, Swiss.

Aplikasi CAMALIOT memungkinkan pengguna mengakses dan mengumpulkan data satelit GPS mentah dari masing-masing smartphone, memanfaatkan frekuensi ganda dan chipset mult-konstelasi yang sekarang tersedia di smartphone Android modern.

Aplikasi ini dirancang oleh IIASA, di mana Linda See, seorang peneliti di Novel Data Ecosystems for Sustainability Research Group, melakukan supervisi atas proyek tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.