Sukses

Polda Metro Jaya Ungkap Perkembangan Terkini Kasus Penganiayaan Ade Armando

Adapun enam orang yang menjadi tersangka kasus penganiayaan terhadap Ade Armando, yakni M Bagja, Komar, Dhia Ul Haq, Abdul Latip, Marcos Iswan, dan Alfikri Hidayatullah.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penganiayaan yang menimpa pengiat media sosial Ade Armando masih diproses kepolisian. Penyidik masih melengkapi berkas perkara keenam tersangka atas nama M Bagja, Komar, Dhia Ul Haq, Abdul Latip, Marcos Iswan, dan Alfikri Hidayatullah.

"Sudah pelengkapan berkas tersangkanya 6 orang itu," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpandi Polda Metro Jaya, Kamis (19/5/2022).

Zulpan menerangkan, pelimpahan tahap satu ke kejaksaan sedang berjalan. Namun, Ia belum mendapatkan informasi lebih lanjut. "Belum P21 nanti kita cek. Tapi sudah berjalan itu," ujarnya.

Sebelumnya, ada tujuh orang sebagai tersangka dalam kasus Ade Armando ini. Kepolisian mengelompokkan para tersangka itu sesuai dengan tindak pidana yang dilakukan.

Adapun, enam orang yang menjadi tersangka kasus penganiayaan terhadap Ade Armando yakni M Bagja, Komar, Dhia Ul Haq, Abdul Latip, Marcos Iswan, dan Alfikri Hidayatullah.

Sementara satu orang tersangka lain atas nama Arif Ferdini W diduga melakukan penghasutan terhadap massa aksi sebelum melakukan pengeroyokan terhadap Ade Armando.

Sementara itu, emak-emak yang diduga sebagai provokator pengiat media sosial Ade Armando kemungkinan besar lolos dari jeratan hukum. Polisi belum berencana mengusut tindak pidana yang dilakukan oleh emak-emak berkerudung pink yang sempat bersitegang dengan Ade Armando.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menegaskan, penyidik masih fokus mengejar pelaku penganiaya ketimbang mencari provokator.

"Oh enggak, kita kan fokus ke kasus pemukulan dan pengeroyokannya," kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Jumat (22/4/2022).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pelaku Pengeroyokan

Zulpan menerangkan, pelaku pengeroyok yang telah teridentifikasi sejauh ini baru enam orang. Mereka adalah Adapun, enam orang tersangka yakni M. Bagja, Komar, Dhia Ul Haq, Abdul Latip, Marcos Iswan, dan Alfikri Hidayatullah.

"Pelakunya ada 6 orang yang kita jadikan tersangka ya, sedang berproses sekarang ya," terang dia.

Sementara itu, dua pelaku lain yakni Ade Permana dan pria bertopi, menurut Zulpan, keberadaannya masih misterius. Pria bertopi itu awalnya diumumkan memiliki nama Abdul Manaf namun ternyata salah besar.

"Yang dua orang itu masih dalam pengejaran ya. Termasuk (pria bertopi)," jelas dia.

Sebelumnya, Kuasa Hukum Ade Armando, Aulia Fahmi menyampaikan bahwa kliennya hadir di Gedung DPR RI, Jakarta dalam rangka mendukung aksi mahasiswa yang menolak isu perpanjangan masa jabatan tiga periode Presiden, termasuk penundaan Pemilu 2024. Namun usai wawancara, ada ibu-ibu yang memprovokasi hingga akhirnya situasi memanas.

"Ade saat di Gedung DPR sempat diwawancara wartawan dan di video viral ada ibu-ibu coba memprovokasi. Karena situasi sudah tidak kondusif, Ade sempat ingin keluar dari kerumunan. Saat ingin keluar kerumunan, terjadi pemukulan yang dilakukan beberapa orang," tutur Aulia di RS Siloam Jakarta, Rabu 13 April 2022.

3 dari 4 halaman

Bukan Mahasiswa

Aulia menyebut, pemukulan itu bukan dilakukan oleh para mahasiswa yang fokus menyuarakan aspirasinya. Bahkan, mereka berupaya membuat barikade agar pengeroyokan terhadap Ade Armando tidak terjadi.

"Jadi kedatangan Ade, yang beredar ada yang bilang untuk provokasi dan sebagainya tidak ada. Kedatangan ke Gedung DPR murni mendukung mahasiswa," jelas dia.

Menurut Aulia, pihak kepolisian punya data atas provokasi yang dilakukan ibu-ibu terhadap Ade Armando dan selebihnya menjadi kewenangan penyidik.

"Kami nggak mau menuduh, tapi pasti bukan dari mahasiswa (pengeroyok Ade Armando) karena mahasiswa ikut melerai dan membentengi agar tidak ada pemukulan," Aulia menandaskan.

Sebelumnya, pria bertopi yang tertangkap kamera menganiaya pengiat media sosial Ade Armando masih misterius. Pria itu awalnya diumumkan memiliki nama Abdul Manaf, namun ternyata sosok yag dimaksud bukan orang tersebut.

"Namanya bukan Abdul Manaf. Kemarin kan dia dengan menggunakan topi teridentifikasi sebagai Abdul Manaf, tapi setelah didatangi orang Abdul Manaf itu bukan Abdul Manaf," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin 18 April 2022.

Zulpan menerangkan, penyidik sedang mencari identitas pria bertopi itu. Sejumlah upaya dilakukan seperti memanfaatkan teknologi face recognition maupun analisis rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.

"Ini penyidik masih di lapangan masih dikejar lah. Tim terus bergerak," ujar dia.

Zulpan menyebut, ada satu nama lain yang turut diburu. Dia adalah Ade Purnama. Identitasnya teridentifikasi melalui face recognition.

"Iya masih dalam pengejaran. Masih dikejar, itu dua orang lagi Ade Purnama sama yang pakai topi itu," ujar dia.

4 dari 4 halaman

Penyusup Demo Mahasiswa

Insiden pengeroyokan yang menimpa pegiat media sosial, Ade Armando di kawasan sekitar Gedung DPR RI pada demo 11 April 2022, diyakini polisi sebagai ulah penyusup.

Ade Armando babak belur dan nyaris ditelanjangi oleh massa dalam demo 11 April. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan, menyatakan, para pelaku pengeroyokan bukan dari kelompok Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI.

Zulpan menilai, kelompok yang berbuat onar saat demo 11 April dipastikan penyusup. Demikian pula dengan kelompok yang melakukan penganiayaan kepada Ade Armando.

"Beberapa orang dalam kelompok ini jadi kelompok yang lakukan pengeroyokan adalah kelompok di luar BEM SI mahasiswa jadi non mahasiswa," kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Rabu 13 April 2022.

Dia mengungkapkan, polisi masih mendalami hubungan antara satu tersangka dengan yang lainnya. Apakah para pelaku pengeroyokan Ade Armando, termasuk dalam satu jaringan atau tidak.

"Iya (penyusup) jadi bagian dari penyusupan, tapi kami periksa lebih lanjut terkait motif apa satu kelompok atau satu jaringan," ujar dia.

Zulpan menerangkan, dugaannya kelompok tersebut tersulut emosi setelah terpovokasi dengan postingan Ade Armando di media sosial.

"Ada kaitan dengan ada yang kirim pesan ke media sosial terkait keberadaan korban di lokasi," bebernya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.