Sukses

Cerita Wisatawan Saksikan Gadis Tewas Tersambar Petir di Camping Gayatri Puncak

Sesaat setelah peristiwa gadis tewas tersambar petir itu, semua panik dan berteriak ketakutan. Sebagian lainnya memilih pulang setelah mendengar kabar jatuhnya korban jiwa.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang gadis yang diketahui bernama Ajeng Wahyuni (18), tewas tersambar petir. Peristiwa mengerikan terjadi di area wisata perkemahan Camping Gayatri, Puncak, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (14/5/2022) sore.

Ajeng terkapar ketika petir menyambar tubuhnya, hingga akhirnya wisatawan asal Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ini meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Kejadian mengerikan ini sempat disaksikan wisatawan lainnya yang sedang berkemah di kaki Gunung Gede Pangrango ini. Sesaat setelah peristiwa itu, semua panik dan berteriak ketakutan. Sebagian lainnya memilih pulang setelah mendengar kabar jatuhnya korban jiwa.

Daus Firdaus, salah satu pengunjung Camping Gayatri, Puncak, mengungkapkan, saat itu Ajeng Wahyuni terlihat sedang asyik memasak di depan tenda. Gadis itu tak sendirian. Dia ditemani kekasihnya, Aldi Wijaya (22).

Meski cuaca sore itu sedang gerimis disertai petir menggelegar, namun Aldi dan Ajeng tetap asyik memasak. Sementara pengunjung lainnya memilih masuk ke dalam tenda, termasuk Daus bersama istri dan ketiga anaknya.

"Waktu petir gede situasi masih biasa saja, cuma kebanyakan pada masuk ke tenda. Anak saya juga ketakutan," kata Daus, Minggu (15/5/2022).

Setelah itu, petir dengan kuat kembali menggelegar. Tak lama, Daus dan keluarga kecilnya mendengar beberapa orang berteriak. Bergegas Daus keluar tenda dan menyaksikan seorang perempuan sudah terkapar tak bergerak. Menurutnya, satu orang temannya tidak mengalami luka, namun tampak terlihat syok.

"Kejadiannya sekitar jam 3 sore. Jadi lagi masak kesamber petir, terus jatuh di rumput, terlihat enggak sadar," ungkap Daus.

Usai mengetahui kejadian ini, semua pengunjung panik. Pihak pengelola juga meminta semua keluar tenda dan untuk berlindung di warung, vila dan mushola. "Pengelola pakai pengeras suara minta pengunjung keluar tenda semua," kata dia.

Tak lama kemudian, petugas datang dan membawa korban ke rumah sakit RSPG Cisarua untuk mendapatkan pertolongan. Namun, nyawa korban sudah tidak bisa diselamatkan.

Setelah mendengar kabar korban tersambar petir dinyatakan meninggal dunia, sebagian pengunjung memilih pulang dan membatalkan berkemah di Gayatri. "Sebagian ada yang balik, termasuk saya. Karena anak-anak saya ketakutan pas dengar kabar korban meninggal," ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Camping Gayatri Ditutup Sementara

Camat Cisarua, Ivan Pramudya, menyatakan, dia sudah meminta pihak pengelola untuk menutup sementara Camping Gayatri mengingat pada masa peralihan musim ini kondisi cuaca di Puncak kurang bersahabat.

Terlebih, Camping Gayatri areanya sangat terbuka sehingga potensi angin kencang dan sambaran petir sangat tinggi.

"Saya sudah minta kades untuk memantau dan mewaspadai tempat-tempat wisata terutama yang ada di alam terbuka," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang wisatawan Camping Gayatri Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tewas tersambar petir pada Sabtu (14/5/2022) sore.

Korban tewas diketahui atas nama Ajeng Wahyuni asal Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Peristiwa nahas terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Mulanya, korban bersama pacarnya Aldi Wijaya tiba sekitar pukul 13.00 WIB di Camp Gayatri untuk berkemah.

Sekitar pukul 15.00 WIB, kala kondisi cuaca sedang mendung disertai petir, keduanya tetap melakukan aktivitas memasak di depan tenda.

Sesaat kemudian petir yang amat kuat menyambar Ajeng yang sedang asyik memasak sambil memegang telepon genggam. Ajeng pun langsung tergeletak di tanah. Sedangkan Aldi yang jaraknya tak jauh dari Ajeng tampak syok.

Kapolsek Cisarua Kapolsek Kompol Supriyanto korban langsung dilarikan ke RSPG Cisarua untuk mendapatkan pertolongan.

Namun, saat dilakukan penanganan medis, nyawa korban sudah tidak bisa diselamatkan. Ajeng meninggal dunia sekitar pukul 15.45 WIB.

"Satu orang atas nama Ajeng meninggal dunia, sedangkan rekannya tidak terluka, hanya mengalami syok," kata Supriyanto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.