Sukses

Zulkifli Hasan : PAN, Golkar, PPP Bersatu Cegah Pembelahan Sosial Karena Pemilu

Zulkifli menjelaskan pertemuan bersama Airlangga dan Suharso malam ini merupakan langkah awal untuk menyatukan gagasan-gagasan koalisi.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan, kesepakatan bersatu dan kerja sama antara PAN, Golkar dan PPP terjadi karena kesamaan visi, yakni menyatukan Indonesia dan mengakhiri perpecahan yang sempat terjadi akibat pemilu-pemilu sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan Zulkifli dalam pertemuan silaturahmi dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 12 Mei 2022.

"Kita sudah 24 tahun reformasi, 2 kali pemilu terakhir kita punya pengalaman sukses, tapi juga punya dampak yang kurang baik. Oleh karena itu kami melakukan pertemuan kita melihat kejadian pemilu berapa kali, yang baik itu kita lanjutkan, tapi yang kurang pas akan kita perbaiki. Kita akhiri sengketa yang kemarin. Mari kita saling menyayangi, saling mencintai. Menista membenci, kita hilangkan,” ucap pria yang biasa disapa Zulhas itu. 

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) ini menjelaskan pertemuan bersama Airlangga dan Suharso merupakan langkah awal untuk menyatukan gagasan-gagasan koalisi.

“Bangsa kita bangsa besar, negara besar. Tidak mungkin diurus sendiri-sendiri. Perlu kebersamaan perlu ada politik gagasan. Itulah kami bertemu, selain silaturahmi Idul fitri. Jadi ada bersatunya, bersatu berdaulat maka kita bisa menjadi negara maju. Itulah gagasan-gagasan itulah kita bicarakan,” jelas Zulhas.

“Nah itulah gagasan yg akan kita bangun bersama-sama, Golkar PPP dan PAN. Mudah-mudahan ini akan menjadi awal bagi nanti dengan teman-teman lain bersama-sama membangun negeri merah putih yang kita cintai lebih maju lagi,” pungkasnya.

Sebagai informasi, pada Pemilu 2019 Partai Golkar memperoleh 85 kursi di DPR RI dengan jumlah suara sebesar 17.229.789 (12,31 persen). Sementara PAN memperoleh 44 kursi dengan jumlah suara sebesar 9.572.623 (6,84 persen). Kemudian PPP memperoleh 19 kursi dengan jumlah suara sebesar 6.323.147 (4,52 persen).

Jika ketiga partai ini berkoalisi pada 2024, maka koalisi ini sudah mencukupi ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden atau presidential threshold sebesar 20%.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sepakati Koalisi di 2024

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa melakukan pertemuan di Rumah Heritage Jakarta, Kamis (12/5/2022) malam.

Usai pertemuan yang berlangsung satu setegah jam itu, Airlangga menyatakan bahwa ketiga partai politik ini sepakat berkoalisi untuk Pemilu 2024. Adapun nama koalisinya adalah Koalisi Bertiga Bersatu.

"Insyaallah (2024 bareng), namanya juga bertiga bersatu. Jadi bertiga bersatu, bersatunya itu adalah beringin, matahari, dan kabah,” kata Airlangga usai pertemuan, Jakarta, Kamis malam.

Airlangga menyebut, koalisi itu nantinya bukan hanya setingkat Pilpres, tapi juga hingga Pilkada.

"Jadi kerja sama tiga partai ini mulai dari nasional, provinsi, kabupaten, kota dan kita mulai menyamakan program dan nanti,” kata dia.

“Tentunya kita akan belerja sama ke depan untuk mengawal agenda-agenda politik ke depan. Termasuk dalam pemilu nanti di 2024,” tambah Airlangga Hartarto.

Menko Perekonomian itu juga akan memerintahkan anak buahnya untuk bekerja sama dengan PAN dan PPP di tingkat daerah.

“Kami secara khusus dari Partai Golkar, meminta dan menginstruksikan kepada seluruh jajaran partai Golkar, baik tingkat provinsi, kabupaten, kota untuk menindaklanjuti pertemuan ini, dengan juga kerjasama dengan PAN dan PPP,” ucapnya.

Ia berharap kerja sama ketiga parpol bisa mendorong persatuan bangsa dan hindarkan politik identitas. “Semoga kerja sama ini mendapatkan ridho Allah SWT, karena kita akan mendorong persatuan dan menegasikan risiko akibat dari politik identitas,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.