Sukses

Bocah 10 Tahun Diduga Terjangkit Hepatitis Misterius, Dirawat di RSUD Bekasi

Menurutnya, pasien yang diduga terjangkit hepatitis misterius itu bukan warga Kota Bekasi, melainkan domisili DKI Jakarta.

Liputan6.com, Bekasi - Seorang bocah berusia 10 tahun di Bekasi, Jawa Barat, diduga terjangkit hepatitis misterius. Bocah itu dilaporkan mengalami gejala yang menyerupai penyakit yang sedang mewabah di sejumlah negara tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, mengatakan dugaan penyakit hepatitis misterius diketahui saat pasien tengah berobat di RS Hermina Bekasi.

"Ini termasuk pasien atau kasus yang memang diduga. Kami tidak memastikan bahwa itu adalah hepatitis, tapi baru diduga," kata Tanti kepada awak media, Rabu (11/5/2022).

Menurutnya, pasien bukan lah warga Kota Bekasi, melainkan domisili DKI Jakarta. Kemungkinan bocah tersebut sering berobat ke RS Hermina Bekasi, sehingga publik mengira yang bersangkutan warga Kota Bekasi.

"Saya tekankan kembali, bukan penduduk Kota Bekasi. Saya pastikan barusan, itu warga DKI," tegasnya.

Lanjut Tanti, saat ini pasien telah dirujuk ke RSUD Kota Bekasi dan sedang dalam penanganan petugas Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bekasi.

"Pihak rumah sakit merujuk ke RSCM. Saya sudah menugasi kabid untuk follow up terhadap pasien tersebut meskipun bukan masyarakat Kota Bekasi," tandas Tanti.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Dwi Prasetyo sebelumnya mengingatkan masyarakat untuk menerapkan pola hidup higienis dan sering menjaga kebersihan tubuh. Hal itu merespons laporan WHO mengenai adanya penyakit hepatitis yang tidak diketahui atau hepatitis misterius.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ditularkan Melalui Pola Hidup Tak Sehat

Dwi mengatakan, penyakit tersebut muncul karena salah satunya ditularkan melalui pola hidup yang tidak sehat. Sehingga, masyarakat harus menjaga kebersihan tubuh.

"Utamanya adalah menjaga kebersihan tangan," kata Dwi dikutip dari laman Unpad, Selasa (10/5/2022).

Kendati demikian, lanjut Dwi, masyarakat Indonesia telah banyak belajar menjaga kebersihan dari pandemi Covid-19. Sehingga hal ini dapat memperkuat kewaspadaan masyarakat dalam menghindarkan diri dari penularan hepatitis misterius.

“Masyarakat sudah punya pengalaman tentang hidup sehat dari Covid-19. Ini salah satu cara mencegahnya,” ucapnya.

Jika terindikasi tertular, Dwi menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan. Ciri umum yang mudah terlihat dari hepatitis adalah mata dan kulit yang menguning, warna urine kuning pekat, hingga memiliki gejala demam, mual, dan muntah.

“Segera lapor ke puskesmas. Sekarang tenaga kesehatan sudah diberikan pedoman dan penanganannya, mulai dari petugas kesehatan di tingkat primer. Kalau di luar kompetensinya, pasien akan dirujuk secara berjenjang,” ujar dia.

 

3 dari 3 halaman

Gempar Laporan WHO Soal Hepatitis

Seperti diketahui, dunia saat ini kembali digemparkan dengan laporan WHO mengenai adanya penyakit hepatitis yang tidak diketahui atau hepatitis misterius. Berdasarkan laporan tersebut, kasus yang pertama ditemukan di Inggris awal April lalu, per 1 Mei telah menyebar di 20 negara, termasuk Indonesia.

Dwi menjelaskan, hepatitis misterius sejatinya merupakan penyakit hepatitis yang tidak diketahui etiologinya. Hal ini terungkap setelah pemeriksaan awal yang dilakukan otoritas kesehatan Inggris terhadap pasien anak-anak yang terindikasi terkena penyakit tersebut.

“Hepatitis yang biasa kita kenal ada A, B, C, D, dan E. Kejadian di Inggris itu sudah diperiksa ternyata negatif lima hepatitis tersebut. Makanya mereka melaporkan jenis hepatitis yang tidak diketahui etiologinya atau jenis hepatitis non A, B, C, D, E,” tutur Dwu.

Sampai saat ini, para ahli masih menyelidiki penyebab dari hepatitis misterius tersebut. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit tersebut.

Hal ini pun direspons Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan mengeluarkan imbauan kewaspadaan dini, terutama untuk dokter anak, dokter umum, tenaga kesehatan, hingga masyarakat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.