Sukses

Yenny Wahid Nilai Jokowi Mampu Konsolidasikan Kekuatan Bangsa

Sebagai pemimpin negara yang majemuk, Jokowi dianggap mampu mengkonsolidasikan segenap bangsa yang kemudian menjadi kekuatan NKRI.

Liputan6.com, Jakarta - Gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang senantiasa merangkul seluruh elemen bangsa dinilai menjadi kekuatan dalam mewujudkan misi besar Indonesia Emas 2045.

Sebagai pemimpin negara yang majemuk, Presiden Jokowi mampu mengkonsolidasikan segenap elemen bangsa yang kemudian menjadi kekuatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Tugas pemimpin salah satunya mengkonsolidasi kekuatan agar energi bangsa bisa disatukan untuk sama-sama membangun. Itu saya lihat secara efektif sudah dilakukan oleh Pak Jokowi,” kata Direktur Wahid Institute, Yenny Wahid dalam keterangan tertulis, Kamis (30/6/2022).

Jokowi dinilai tidak pernah memberi ruang perbedaan kepada seluruh rakyat Indonesia di berbagai aspek kehidupan. Meski terkadang ada perbedaan sudut pandang antar sesama anak bangsa dalam menjalankan kehidupan bernegara, Yenny menilai itu sebagai hal yang wajar dalam sebuah negara demokrasi. 

Namun ia mengingatkan agar perbedaan itu tidak menjadi pemicu keretakan bangsa. Selain itu segala aspirasi yang disampaikan juga harus sesuai norma-norma yang berlaku.

“Apapun aspirasi itu sudah dijamin oleh undang-undang. Misalnya kita berbeda pikiran dengan Pak Jokowi boleh enggak, ya boleh. Asal disampaikan dengan baik, disampaikan dalam koridor politik yang benar. Namun jika kemudian aspirasi tersebut disampaikan dengan cara yang anarkis, cara yang bertentangan dengan hukum ya tentu salah,” tegasnya.

Sebagai negara yang plural, Indonesia memiliki kekuatan di mata dunia apabila keberagaman itu mampu dikelola dengan baik. Komitmen untuk menyatukan kekuatan di tengah perbedaan itu yang terus dilakukan oleh Presiden Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi Bawa Misi Khusus ke Ukraina dan Rusia

Sementara itu, Kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Ukraina dan Rusia menuai pujian dan sorotan dari berbagai pihak. Terlebih, Jokowi menjadi presiden Asia pertama yang mengunjungi kedua negara tersebut pasca-perang yang pecah sejak Februari 2022.

"Betul (menjadi presiden Asia pertama yang ke Ukraina dan Rusia)," kata Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah saat dikonfirmasi Liputan6.com, Rabu (29/6/2022).

Jokowi membawa misi khusus dalam kunjungannya Ukraina dan Rusia yakni, mengupayakan perdamaian kedua negara yang berkonflik tersebut. Jokowi sendiri telah tiba di Kyiv Ukraina pada Rabu hari ini, pukul 08.50 waktu setempat.

"Kami memulai misi perdamaian ini dengan niat baik. Semoga dimudahkan," kata Jokowi melalui akun Instagramnya @jokowi, Rabu (29/6/2022).

Menggunakan Kereta Luar Biasa, Jokowi menempuh perjalanan sekitar 11 jam lewat Polandia, untuk sampai ke Kyiv Ukraina. Dia didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Kedatangan Jokowi disambut oleh Deputi Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Senik, Kepala Komisi Hubungan Antar Pemerintah Ukraina-Indonesia Taras Kachka, dan pejabat KBRI Kyiv.

3 dari 3 halaman

Ma'ruf Amin Doakan Misi Perdamaian Jokowi Berhasil

Wakil Presiden Ma'ruf Amin terus mendoakan misi perdamaian yang dibawa Presiden Joko Widodo atau Jokowi selama kunjungan kenegaraan ke Ukraina dan Rusia. Diketahui, kedua negara tersebut tengah bertikai hingga mengerahkan kekuatan militer.

"Presiden kita sedang melawat untuk melakukan misi perdamaian, selain menghadiri G7 di Jerman kemudian ke Ukraina melalui Polandia untuk berunding dengan Presiden Ukraina, kemudian ke Rusia untuk mengupayakan perdamaian," tutur Ma'ruf di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (30/6/2022).

Menurut Ma'ruf, konflik Ukraina dan Rusia tentu menimbulkan keguncangan dan krisis di berbagai belahan dunia. Baik soal krisis energi, pangan, bahkan ekonomi.

"Mudah-mudahan Bapak Presiden berhasil mengemban tugasnya dan selamat sampai kembali ke Tanah Air," kata Ma'ruf.

 

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.