Sukses

HEADLINE: BNPB Rilis Peta Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2022, Antisipasinya?

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah merilis peta daerah rawan bencana di jalur mudik Lebaran 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah merilis peta daerah rawan bencana di jalur mudik Lebaran 2022.

Hal ini dilakukan, agar para pemudik khususnya yang menggunakan moda transportasi darat tetap bisa aman sampai kampung halaman.

Berdasarkan data dari BNPB yang dikutip pada Jumat (22/4/2022), peta wilayah rawan bencana tersebut hanya memuat dua wilayah saja. Yakni Pulau Sumatera dan Jawa.

Untuk Jalur rawan banjir di Sumatera, BNPB memuatnya antara lain; Banda Aceh-Medan, Medan-Padang, Padang-Jambi, Bengkulu-Palembang, dan Palembang-Bandar Lampung.

Sedangkan jalur rawan longsor bagi pemudik di Sumatera diantaranya; Banda Aceh-Medan, Medan-Pekanbaru, Padang-Pekanbaru, Jambi-Palembang, Palembang-Bandar Lampung, Bengkulu-Bandar Lampung.

Sementara itu, jalur rawan banjir di pulau Jawa meliputi; Merak-Serang, Labuan-Bogor, Jakarta-Bogor, Karawang-Purwakarta, Purwakarta-Bandung, Bandung-Kadipaten, Kadipaten-Ciamis, Indramayu-Karang Ampel, Cirebon-Kuningan, Kuningan-Pemalang, Pemalang-Ungaran, Semarang-Purwodadi, Semarang-Kudus, Demak-Solo, Purwodadi-Cepu, Cepu-Jombang, dan Bondowoso-Situbondo.

Untuk jalur rawan longsor di pulau Jawa, diantaranya; Merak-Tangerang, Tangerang-Jakarta, Merak-Pelabuhan Ratu, Jakarta-Bogor, Jakarta-Cikampek, Cikampek-Purwakarta, Cikampek-Cirebon, Kadipaten-Sumedang, Cirebon-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang -Semarang, Semarang-Yogyakarta, Semarang-Solo, Jepara-Tuban, Tuban-Gresik, Gresik-Surabaya, Surabaya-Besuki, Gempol-Malang, Probolinggo-Klakah, Besuki-Ketapang, Jember-Banyuwangi, Pulau Madura: Kamal-Kalianget.

Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan, pihaknya merilis Peta Mudik Aman Bencana 2022 bekerjasama dengan segenap pemangku kepentingan di tingkat nasional seperti PUPR dan BMKG, serta tentu saja dengan pemerintah daerah melalui BPBD-BPBD di sepanjang jalur mudik khususnya Jawa dan Sumatra.

Dia menyebut ini penting, yang pertama adalah ini adalah mudik setelah 2 tahun kita bergulat menghadapi pandemi.

"Dalam 2 tahun ini tentu saja ada perubahan-perubahan karakteristik potensi bencana yang harus diwaspadai oleh pemudik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Suharyanto kepada Liputan6.com, Jumat (22/4/2022).

Menurut dia, akhir bulan April hingga awal Mei saat arus balik nanti, wilayah Jawa dan Sumatra akan didominasi oleh karakteristik cuaca musim peralihan dengan bencana dominan cuaca ekstrim berupa angin puting beliung, angin kencang baik yang disertai hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi pendek maupun tanpa hujan. Disamping itu di beberapa wilayah cuaca ekstrim ini dapat berkembang menjadi bencana lanjutan seperti tanah longsor.

"Catatan BNPB hingga 21 April 2022 tercatat 81 kali kejadian cuaca ekstrim yang sebagian besar terjadi di Jawa dengan dampak pohon tumbang, tiang listik atau papan reklame roboh, kerusakan rumah bagian atas, dan pada beberapa kejadian juga menimpa mobil atau motor yang saat itu berada di lokasi kejadian. Selain itu, potensi banjir juga masih cukup tinggi, di bulan April ini sudah tercatat 60 kejadian banjir yang cukup merata terjadi di jalur mudik Jawa dan Sumatra," jelas Suharyanto.

"Hal-hal inilah yang membuat BNPB merasa perlu merilis peta mudik tersebut agar masyarakat yang melakukan mudik tahun ini bisa lebih waspada dan terhindar dari potensi bencana," sambungnya.

Suharyanto mengatakan, dalam peta tersebut telah dilengkapi dengan nomor telepon BPBD di sepanjang jalur mudik tersebut jika ada kondisi darurat yang membutuhkan pertolongan cepat. Selain itu peta mudik juga bisa diakses secara interaktif melalui aplikasi Inarisk di gawai komunikasi pelaku mudik.

BNPB, lanjutnya, melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) selalu melakukan komunikasi secara harian kepada BPBD-BPBD seluruh Indonesia.

"Khusus untuk mudik ini tentu saja penguatan koordinasi terus kita lakukan karena tidak hanya untuk kesiapsiagaan terhadap potensi bencana alam, tetapi juga untuk penguatan kembali posko-posko satgas penegakan disiplin protokol kesehatan, agar tujuan kita sesuai tagar mudik aman, mudik sehat benar-benar bisa kita laksanakan," kata Suharyanto.

 

Bentuk Antisipasi di Tengah Cuaca Ekstrem

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, memandang, apa yang dilakukan BNPB sebagai langkah kesiap-siagaan atas potensi bencana yang muncul sebagai tindak lanjut Peringatan dini dan Prakiraan Cuaca berbasis Dampak (IBF) yang dirilis oleh pihaknya.

Bahkan, menurut dia, cuaca di Indonesia saat ini dilanda Pancaroba, di mana akan ada cuaca ekstrem dalam waktu singkat terlebih di sore hari.

"Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia memang sedang memasuki periode Pancaroba, yaitu transisi dari musim hujan ke musim kemarau yang ditandai dengan beberapa kejadian cuaca ekstrem dalam waktu singkat, terutana di sore, malam, atau dini hari. Peta rawan bencana yang dikeluarkan oleh BNPB dengan mengacu info peringatan dini dari BMKG sangat penting untuk mendukung keselamatan dan kenyamanan masyarakat yang melakukan mudik," kata Dwikorita kepada Liputan6.com, Jumat (22/4/2022).

Karena itu, pihaknya meminta bagi para pemudik untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrim yang menyebabkan terjadinya potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana.

"BMKG juga menghimbau masyarakat agar lebih mengenali lingkungan dan potensi bencana di lingkungan tempat tingalnya, karena salah satu upaya mitigasi sesungguhnya adalah dengan memahami cuaca dan lingkungan tempat kita tinggal, sehingga dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi yang dapat datang sewaktu-waktu," jelas Dwikorita.

Selain itu, dia meminta agar masyarakat tetap meng-update informasi cuaca dari BMKG (Cuaca Publik, Cuaca Penerbangan Dan Cuaca Maritim) melalui kanal-kanal yang tersedia, baik melalui call centre 196, website www.bmkg.go.id, sosial media infoBMKG di instagram dan YouTube, serta pada aplikasi telepon pintar infoBMKG.

"BMKG selama ini selalu melakukan koordinasi secara Pentahelik pemerintah, masyarakat, akademisi, media massa dan dunia usaha terkait bencana hidrometeorologi melalui update informasi cuaca, potensi cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi di wilayah bencana. Peringatan dini Cuaca juga selalu disampaikan oleh BMKG, termasuk peningkatan Sistem Koordinasi Dan Kecepatan Koordinasi antar kementrian, lembaga, pemerintah daerah, TNI/Polri, LSM dan BNPB, serta pemuka msyarakat di daerah bencana," kata Dwikorita.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penting untuk Pemudik

Pengamat transportasi Deddy Herlambang menilai apa yang dilakukan oleh BNPB ini penting bagi pemudik. Karena bisa menjadi informasi dan edukasi saat hendak jalan menuju kampung halaman. "Semisal kalau hujan deras, wilayah mana yang harus dihindari," kata dia kepada Liputan6.com, Jumat (22/4/2022).

Meski demikian, wilayah ini lebih spesifik bagi jalur non tol. Karena biasanya, jika jalan tol pihak operator sudah menginformasikannya, dan memang ada pelayanan.

"Yang jalan non tol ini yang harus kita waspadai terutama di Sumatera atau yang di selatan Jawa, rawan longsor. Jadi paling tidak, pemudik tahu kondisinya bahwa di sini rawan, kalau hujan tentunya harus hati-hati," jelas Deddy.

Menurut dia, dengan hal ini maka para pemudik sudah bisa mengantisipasinya. Karena banjir maupun longsor masih bisa diprediksi daripada gempa. Sehingga, dengan adanya peta kerawanan ini jelas masyarakat mendapatkan manfaatnya yang bentuknya informasi tersebut.

"Kalau misal ada bencana bisa belok, cari jalur alternatif. Kalau tol kan enggak bisa, disitu terus kan sampai hujannya reda," jelas Deddy.

Senada, Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan memandang data yang dikeluarkan BNPB ini sangat penting. dan wajib mensosialisasikan itu kepada masyarakat.

"Termasuk juga kepada pemerintah daerah dan Pemda kan juga wajib menggunakan data BNPB untuk mengantisipasi kondisi di lokasi tempat mereka masing-masing, termasuk menjaga pelayanan publik agar terus berjalan," kata dia kepada Liputan6.com, Jumat (22/4/2022).

Menurut Tigor, apa yang dikeluarkan BNPB ini wajib digunakan oleh pemerintah daerah guna memastikan mudik Lebaran 2022 berjalan aman.

"Di UU Kebencanaan itu kan dinyatakan Pemda memiliki kewajiban menggunakan data yang dikeluarkan oleh BNPB untuk kepentingan pelayanan atau pekerjaan di wilayah mereka masing-masing. Itu enggak boleh dipertanyakan, itu sudah mandatnya undang-undang," jelas dia.

Tigor menjelaskan, dengan disosialisasikan ke masyarakat, otomatis mereka memiliki pengetahuan akan daerah rawan bencana. "Nah mereka harus hati-hati dan juga dipastikan aman, jangan memaksakan diri," tukasnya.

Ketua Komisi V DPR RI Lasarus juga berpandangan, BNPB harus segera mensosialisasikan akan peta kerawanan ini. Karena menurutnya, ini memang tupoksi dari lembaga tersebut.

"BNPB selaku penanggung jawab nasional terhadap penanggulangan bencana wajib hukumnya melakukan koordinasi dengan BPBD baik provinsi maupun kabupaten kota, baik terkait personil maupun sarana prasarana yang diperlukan, serta menyampaikan titik-titik kerawanan bencana yang dimaksud," kata dia kepada Liputan6.com, Jumat (22/4/2022).

Selain itu, perlu juga ada kesiapan di masing-masing pemerintah daerah ini.

"Perlu dipastikan kesiapan terkini di masing-masing daerah dengan kerawanan benana yang sudah terdeteksi. Terkadang di pemerintah yang jadi masalah adalah soal koordinasi karena sering kali muncul ego sektoral," kata Politikus PDIP ini.

 

3 dari 3 halaman

Daerah Bersiap

Demi mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam saat musim mudik Lebaran 2022. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menyiagakan alat berat di titik rawan bencana alam. Gerak cepat itu dilakukan di sepanjang jalur mudik Cianjur.

Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo mengatakan, berdasarkan informasi dari BMKG intensitas hujan hingga akhir bulan April masih tinggi disertai angin kencang, sehingga berpotensi terjadinya bencana alam.

"Karena sebagian besar wilayah Cianjur masuk dalam zona merah bencana, termasuk jalur yang akan dilalui pemudik mulai dari utara hingga selatan termasuk rawan terjadi bencana, sehingga kami imbau pemudik yang melintas untuk ekstra waspada saat melintas," katanya.

Namun untuk penanganan cepat, pihaknya berkoordinasi dengan dinas terkait di Pemkab Cianjur, Pemprov Jabar dan pusat, untuk menyiagakan alat berat di wilayah utara dan selatan, sebagai upaya antisipasi ketika terjadi bencana, sehingga tidak sampai terisolir.

Untuk pengawasan dan pemantauan hingga saat ini, pihaknya masih menyiagakan sekitar 1.000 orang Relawan Tangguh Bencana (Retana) di masing-masing kecamatan dan desa. Bahkan mereka akan dilibatkan dalam pengawasan jalur rawan bencana di wilayah selatan menjelang dan setelah Lebaran.

"Kita akan siagakan relawan di titik rawan longsor yang dapat memutus akses mudik khusus di jalur selatan Cianjur seperti Sukanagara, Pagelaran, Cibinong hingga Naringgul. Mereka akan bertugas bersama TNI/Polri untuk mengimbau pengguna jalan atau pemudik untuk ekstra hati-hati," katanya.

Pihaknya mengimbau warga di wilayah rawan bencana, segera melapor jika melihat tanda alam akan terjadi bencana ke aparat setempat atau langsung ke BPBD Cianjur dan segera melakukan evakuasi mandiri.

"Kita siagakan relawan termasuk melakukan tindakan evakuasi ketika terjadi bencana," katanya.

Meski tak masuk di dalam peta rawan bencana, Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo di Palangkaraya, Jumat (22/04/2022) mengatakan, kesadaran akan potensi bencana dan menyiapkan langkah-langkah antisipasinya perlu menjadi tugas pemda.

Edy mengatakan, kesiapsiagaan Pemprov Kalteng mengantisipasi potensi bencana, tak hanya terhadap bencana alam saja, seperti banjir dan lainnya, tetapi juga bencana non alam seperti pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.

Untuk itu sebagai kesiapsiagaan menghadapi bencana pada masa libur lebaran, Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng melaksanakan rapat kesiapan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) tingkat provinsi.

Kepala Pelaksana BPBPK Kalteng Falery Tuwan mengatakan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam pada masa libur dan mudik lebaran, yang harus dilakukan yaitu memberi rasa aman kepada masyarakat khususnya pemudik.

"Kami mengarahkan BPBD kabupaten dan kota memetakan secara detail daerah-daerah rawan bencana alam, baik rawan banjir, tanah longsor, dan lainnya, yang ada di jalur mudik dan di tempat-tempat wisata," terangnya.

Selain itu, melakukan pemasangan rambu-rambu peringatan dan rambu-rambu jalur mencukupi pada daerah rawan bencana tersebut, dan membangun komunikasi secara memadai kepada seluruh masyarakat menggunakan berbagai media informasi yang tersedia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.