Sukses

Dosen ATVI H Ansori: Hikmah Puasa Merasakan Indahnya Perbedaan dalam Kebersamaan

Dia mengajak untuk menjadikan momentum bulan puasa ini sebagai kekuatan bersama saling membangun ketaatan dan kekuatan tanpa membedakan status sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI) H. Anshori mengungkapkan banyak hikmah yang terkandung dalam bulan Ramadhan. Di antaranya ialah adanya sikap saling menghormati antarsesama sehingga terwujud kerukunan dan kedamaian.

“Hikmah puasa begitu sangat dalam dan luas, menjaga diri untuk merasakan indahnya perbedaan dalam kebersamaan, saling menghormati, saling menyayangi, rukun dan damai dalam komunitas menuju kemuliaan,” ujar Dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI) H.A nshori dalam bincang Teras LPPM ATVI Spesial Ramadhan bertema ‘Menyurutkan Ego, Membangun Kebersamaan dalam Bulan Suci’yang ditayangkan via Channel Youtube Teras LPPM ATVI, Kamis malam (14/4/2022).

Acara yang dipandu dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI), Reza Oktavian, tersebut terselenggara atas kerja sama LPPM ATVI, Mastepedia.com, Taman Bacaan Masyarakat Bukit Duri Bercerita, dan didukung dua penerbit, Prenada Jakarta dan Mata Padi Yogya.

Menurut H. Anshori, kerukunan memiliki dimensi yang luas dan jenis yang berbeda beda sesuai konteknya. Yakni kerukunan hidup intern umat beragama, kerukunan hidup antarumat beragama, kerukunan hidup antarkolompok dan komunitas, kerukunan hidup antarbangsa.

"Dalam menjaga kerukunan hidup ada beberapa unsur yang sangat penting yaitu kesamaan tujuan, saling menghormati atas perbedaan baik individu maupun kelompok, kecakapan dalam membangun kerja keras dan kerja waras,” ujar dosen yang mengajar di sejumlah universitas ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Manfaat Keberagaman

Lebih lanjut dia mengemukakan manfaat yang dapat diperoleh atas kehidupan keberagaman yang indah adalah membawa masyarakat pada kemajuan, mudah membangun sikap bantu membantu dan menolong sesama, mencegah masyarakat berlaku koruptif serta menjaga nilai nilai luhur dan kegotongroyongan.

“Allah SWT sangat memerintahkan agar selalu berbuat baik dan adil kepada siapa pun, mendorong toleransi, tidak menyakiti,” katanya.

Ditegaskan lagi oleh H. Anshori, kerukunan hidup sangat ditekankan akan terwujudnya semangat membangun Ukhuwwah Islamiyah. Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Ali Imron 103 yang artinya berpegang teguhlah pada tali Allah dan janganlah kalian bercerai berai.

“Mari kita jadikan momentum di bulan puasa ini menjadi kekuatan bersama saling membangun ketaatan dan kekuatan tanpa membedakan status sosial, golongan, atau posisi kedudukan, dan jabatan,” ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Infrastruktur Jaringan Internet

Dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI) Dewi Yudho Miranti mengungkap pentingnya infrastruktur jaringan internet di wilayah-wilayah terdepan untuk mempermudah akses informasi. 

"Sepanjang pengalaman saya keliling ke berbagai wilayah terdepan, mobilitas dan interaksi masyarakat lebih banyak ke negara tetangga. Mungkin karena akses yang lebih mudah," ujar Dewi Yudho ketika berbicara dalam acara Teras LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ) ATVI, Kamis malam, 17 Maret 2022.

Dewi pun menekankan pentingnya penciptaan pasar di wilayah terdepan, sehingga ekonomi masyarakat bergerak dan perubahan terjadi.

"Saya kira Pemerintah dan pihak terkait memang mesti memprioritaskan soal ini," katanya dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Jumat (18/3/2022). 

 

4 dari 4 halaman

Lunturnya Nilai Kebangsaan

Menjawab pertanyaan peserta, Dewi juga menyoroti mengenai lunturnya rasa atau nilai kebangsaan di kalangan milenial.

"Jika melihat kondisi saat ini memang kita cukup khawatir," katanya. 

“Saya aja di masa teknologi informasi belum masif seperti sekarang ini, saya kadang ngantuk dan bosan menengerkan ceramah soal kebangsaan, apalagi generasi saat ini. Tapi, ketika saya karena pekerjaan CSR berkeliling ke wilayah-wilayah terdepan, semua itu membukakan mata saya pentingnya merajut kebangsaan," papar Dewi.

Karena itu, lanjut Dewi, para generasi milenial diminta untuk melakukan terobosan dengan mengimbangi informasi yang arahnya menoleh ke wilayah Indonesia.

"Kita sebagai pendidik, apakah sudah memberi materi yang menarik? Jadi mari kita bersama berfikir dan berbuat. Paling tidak, kita berperan untuk membuat konsep bagaimana generasi milenial lebih tertarik membahas kebangsaan dan ke-Indonesiaan. Jangan selalu meminta kaum milenial membuat konsep dan melahirkan kecintaan pada Tanah Air," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.