Sukses

Survei Charta Politika: PDIP Kuasai Suara Mayoritas di Jawa Tengah

Lembaga penelitian Charta Politika Indonesia merilis hasil survei preferensi pilihan partai politik seandainya Pemilu Legislatif untuk anggota DPR RI dilaksanakan hari ini.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga penelitian Charta Politika Indonesia merilis hasil survei preferensi pilihan partai politik seandainya Pemilu Legislatif untuk anggota DPR RI dilaksanakan hari ini.

Hasilnya, PDIP memimpin dengan suara mayoritas, disusul PKB, Gerindra, Golkar dan PPP dalam urutan lima besar.

"Dalam simulasi partai politik, PDIP masih menjadi partai yang paling mendominasi di Jawa tengah dengan 46.0%, disusul oleh PKB yang terpaut cukup jauh dengan 11.2%, selanjutnya diikuti Gerindra dengan 6.6%. Kemudian Golkar dengan 4.7% dan PPP dengan 3.4%," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya saat pemaparan survei tersebut, seperti dikutip Liputan6.com dari siaran pers diterima, Kamis (14/4/2022).

Dia melanjutkan, partai yang berada di urutan ke enam untuk pemilih di Jawa Tengah adalah PKS (2.4%), Partai Demokrat (2.3%), (PAN 1.7%), Nasdem (1.5%), Perindo (0.8%), dan sisanya masing-masing 0.1% seperti Partai Ummat, PBB, Hanura dan PSI.

"Sedangkan untuk yang menjawab tidak tahu ada sebanyak 19.1%," jelas Yunarto.

Selain itu, survei ini juga bertanya terkait preferensi masyarakat Provinsi Jawa Tengah tentang setuju atau tidaknya jika Pemilu dilangsungkan pada tahun 2024 nanti.

Hasilnya, dari total 1090 responden, mayoritas mengatakan setuju jika Pemilu dilangsungkan pada tahun 2024.

"Kesetujuan pelaksanaan Pemilu tahun 2024, sebanyak 73,1% responden memilih setuju dan 24.6% responden tidak setuju. Sedangkan yang tidak menjawab sebanyak 2.3% responden," Yunarto menandasi.

Sebagai informasi, survei dilakukan pada 14 – 19 Februari 2022 dengan total responden sebanyak 1090 orang. Survei menggunakan multistage random sampling dengan wawancara tatap muka yang dilakukan terhadap responden. Diketahui, Margin of error survei ini adalah sebesar +/- 2.97%.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Survei Lainnya

Indonesia Elections and Strategic (Index) Research merilis hasil survei tiga partai politik dengan elektabilitas tertinggi. PDIP di posisi teratas dengan elektabilitas 17,5 persen, disusul Gerindra 13 persen dan Golkar 8,3 persen. Sementara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di papan tengah dengan elektabilitas menembus 6 persen.

Sebanyak delapan parpol diprediksi lolos ambang batas (parliamentary threshold), sedangkan beberapa parpol terancam terpental dari Senayan. “PDIP, Gerindra, dan Golkar kembali menguasai tiga besar elektabilitas, sedangkan PSI menembus angka 6,1 persen,” ungkap peneliti Index Research, Reza Reinaldi, dalam siaran pers, Kamis (7/4).

Menurut Reza, kenaikan elektabilitas Golkar membuat posisinya kembali pada setahun yang lalu. Posisi Golkar sempat terancam oleh Demokrat yang mendulang lonjakan elektabilitas selama gonjang-ganjing KLB yang akhirnya gagal digulirkan.

“Ditambah dengan manuver Golkar untuk mendorong perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi menjadi 3 periode, sehingga mendulang dukungan dari pemilih Jokowi,” jelas Reza.

Selain Golkar dan PSI, kenaikan elektabilitas juga dialami oleh PKB (6,4 persen). PSI turut mendorong dilakukannya amandemen agar Jokowi berpeluang mencalonkan diri kembali pada Pilpres 2024. Sedangkan PKB mengusulkan penundaan pemilu, dengan alasan pandemi yang membuat situasi menjadi tidak normal dalam dua tahun lebih.

Di antara partai-partai oposisi, hanya Demokrat yang mengalami kenaikan elektabilitas (5,4 persen), sedangkan PKS turun (4,8 persen). Sejumlah parpol yang tergabung dalam koalisi pemerintah bersikap menentang wacana Jokowi 3 periode maupun penundaan pemilu.

Di antaranya Nasdem (4,1 persen), sedangkan parpol lain seperti PPP (2,1 persen) berada di bawah threshold 4 persen. PAN yang juga mendukung pemilu ditunda naik elektabilitasnya (1,5 persen), tetapi juga masih berjuang untuk menembus threshold agar bertahan di Senayan.

Sisanya adalah parpol baru, yaitu Partai Ummat (1,2 persen) dan Gelora (1,1 persen), serta parpol-parpol papan bawah. Ada Perindo (0,9 persen), Hanura (0,7 persen), PBB (0,4 persen), PKPI (0,3 persen), dan Berkarya (0,1 persen).

Garuda dan Masyumi Reborn nihil, sedangkan pilihan lainnya yang mencerminkan dukungan terhadap parpol-parpol baru yang lain hanya 0,6 persen. Lalu masih ada 25,5 persen yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Tercatat beberapa parpol baru yang ingin ikut berlaga, di antaranya Pelita yang didirikan oleh Din Syamsuddin dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang berisi loyalis Anas Urbaningrum. “Parpol-parpol harus mendaftarkan diri ke KPU untuk menjadi peserta pemilu,” ucap Reza.

 

3 dari 3 halaman

Survei SMRC

Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk Prospek Capres 2024 menyebutkan, pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) cenderung memilih Ganjar Pranowo.

Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas menjelaskan, PDIP merupakan partai pemenang pemilu 2019 dan berbagai survei terkini menunjukkan bahwa elektabilitas PDIP masih paling tinggi dibanding partai-partai lain. Karena itu, menurutnya, arah dukungan massa partai ini kepada calon-calon presiden penting diamati.

Dalam survei SMRC terbaru ini, ditemukan bahwa Ganjar Pranowo adalah tokoh yang paling banyak didukung oleh massa pemilih PDIP untuk menjadi presiden dengan 34,2 persen. Disusul Prabowo Subianto 11,1 persen, Anies Baswedan 7,2 persen, dan Puan Maharani 1,9 persen.

"Dalam setahun terakhir dukungan massa PDIP kepada Ganjar naik dari 20,1 persen pada Maret 2021 menjadi 34,2 persen pada Maret 2022," papar Abbas, Kamis (7/4/2022).

"Namun, dalam 3 bulan terakhir, dukungan massa PDIP kepada Ganjar cenderung stagnan dari 36,7 persen pada Desember 2021 menjadi 34,2 persen Maret 2022," imbuh dia.

Sementara itu, kecenderungan dukungan massa pemilih PDIP pada Puan Maharani dalam satu tahun terakhir tidak banyak berubah, tetap sangat sedikit.

"Yaitu, 1,3 persen pada Maret 2021 dan 1,9 persen pada Maret 2022," ujar dia.

Survei ini dilakukan pada 1220 responden yang dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sementara itu, wawancara tatap muka dilakukan pada 13 - 20 Maret 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.