Sukses

Satu Lagi Penganiaya Ade Armando Ditangkap di Pelabuhan Ratu

Satu pelaku dugaan penganiayaan terhadap Ade Armando yang ditangkap di kawasan Pelabuhan Ratu, Sukabumi atas nama Abdul Latip.

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya kembali menangkap satu orang lagi terkait kasus dugaan pengeroyokan terhadap pengiat media sosial Ade Armando saat demo 11 April 2022 di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Tersangka pengeroyok Ade Armando yang ditangkap atas nama Abdul Latip. Dia ditangkap di kawasan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.

"Hari ini kami tangkap Abdul latip, yang bersangkutan ditangkap di Pelabuhan Ratu," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan kepada wartawan, Kamis (14/4/2022).

Selain Abdul Latip, ada tiga tersangka lain yang telah ditangkap lebih dahulu. Para tersangka yang sudah ditangkap atas nama M Bagja, Komar, dan Dhia Ul Haq.

Zulpan menyebut, saat ini ada dua orang lain lagi yang masih diburu polisi terkait penganiayaan terhadap Ade Armando. Zulpan mengatakan, buronan tersebut atas nama Ade Purnama dan seorang pria bertopi yang belum teridenfikasi.

"Saat ini kami kejar Ade Purnama dan orang bertopi itu masih kami buru," ujar dia.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan meralat pernyataan Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat pada saat mengumumkan nama-nama tersangka penganiaya Ade Armando pada Selasa 12 April 2022 kemarin.

Zulpan menerangkan, tim Polda Metro Jaya menggunakan pendekatan Crime Science Investigation (CSI) dalam mengungkap pelaku pengeroyokan Ade Armando. Ada enam orang yang diduga sebagai pelaku pengeroyokan dosen Universitas Indonesia (UI) tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Abdul Manaf Tak Terbukti Terlibat Penganiayaan Ade Armando

Adapun nama-nama yang teridentifikasi lewat metode face recognition yakni M Bagja, Komar, Dhia Ul Haq, Ade Purnama, Abdul Latip, dan Abdul Manaf.

Namun dari hasil pemeriksaan baru tiga orang yang laik dinaikkan statusnya sebagai tersangka. Mereka adalah M Bagja, Komar dan Dhia UI Haq.

"Jadi keenam orang ini diidentifkasi sebagai pelaku pengeroyokan jadi jangan keliru. Nah kemudian dilakukan pemeriksaan ada dua alat bukti menetapkan ketiga orang ini jadi tersangka," ujar Zulpan di Polda Metro Jaya, Rabu (13/4/2022).

Zulpan menerangkan, satu orang atas nama Abdul Manaf telah ditemukan penyidik di daerah Karawang, Jawa Barat. Namun, dari hasil pemeriksaan terhadap Abdul Manaf, polisi memastikan dia tidak terlibat pengeroyokan terhadap Ade Armando.

Ada pun rujukan kepolisian disamping face recognition juga keterangan sejumlah orang saksi di sekitar kediaman Abdul Manaf.

"Hari itu jam segitu dia ada di Karawang. Dan itu dibenarkan berbagai pihak yang sudah kita periksa di Karawang sehingga tidak terlibat," ujar Zulpan.

3 dari 4 halaman

Pastikan Tri Setia Budi Purwanto Tak Terlibat

Polisi juga memastikan seorang pria bernama Tri Setia Budi Purwanto tidak terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap Ade Armando saat demo di depan Gedung DPR, Jakarta, Senin 11 April lalu. 

Nama dan foto Tria Setia Buda Purwanto sempat viral di media sosial dan dituduh sebagai salah satu pelaku penganiayaan terhadap dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando.

"Enggak (Tri Setia Budi Purwanto bukan pelaku)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan kepada wartawan, Rabu (13/4/2022).

Zulpan menerangkan, pelaku yang teridentifikasi melakukan penganiayaan terhadap Ade Armando berjumlah enam orang. Mereka adalah M Bagja, Komar, Dhia Ul Haq, Ade Purnama, dan Abdul Latip, serta Abdul Manaf.

"Ini enam orang ini (pelakunya)," ujar dia.

Sementara itu, Tri Setia Budi Purwanto tidak ada kaitannya sama sekali dengan kasus penganiayaan Ade Armando saat aksi demo 11 April di DPR. Saat kejadian, dia berada di Way Kanan, Lampung.

"Dia di Way Kanan maka saya sampaikan banyaknya flyer-flayer di masyarkat jangan percaya termasuk di Way Kanan juga hoaks," kata Zulpan.

Tri Setia Budi Purwanto pun telah memberikan klarfikasi lewat rekaman video. Didampingi Kepala Kampung Lembasung, Kabupaten Way Kanan, Lampung menyebut, berita yang menyudutkan dirinya adalah hoaks.

"Saya Tri Setia Budi Purwanto yang berita viral saat ini itu hoax itu palsu. Saya di rumah Kepala Kampung Lembasung, Kabupaten Way Kanan, Lampung. Bahwa berita yang sudah viral itu tidak benar adanya. Rumah saya ada di Kampung Lembasung dan sampai saat ini saya masih ada di Kampung Lembasung," kata Tri seperti dikutip, Rabu.

Tri mengatakan, ia disebut ikut memukul melakukan pengeroyokan terhadap Ade Armando saat aksi demo 11 April 2022 di kawasan DPR RI, Jakarta. Tri kembali menegaskan itu berita hoaks.

"Bahwa saya foto-foto saya yang sudah beredar dan alamat saya sudah beredar, bahwa itu tidak benar. Saya persilakan kepada penegak hukum untuk kroscek langsung ke Kampung Lembasung," tandas dia.

4 dari 4 halaman

DPR Heran Polisi Salah Identifikasi Pelaku

Polisi salah mengidentifikasi seorang terduga pelaku pengeroyokan terhadap pegiat media sosial, Ade Armando. Terkait itu, Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto mengaku heran teknologi pengenalan wajah atau face recognition yang digunakan polisi dalam kasus Ade Armando bisa salah.

"Udah canggih polisi kita canggih, kalau ada kekeliruan jangan-jangan ini ada something wrong, ada sesuatu yang keliru itu. Alatnya udah juara kok, jangankan wajah, retina aja kena kok, itu saya sama Pak Fadil Kapolda Metro dijelasin itu," katanya pria akrab disapa Bambang Pacul ini di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/4/2022).

Sekretaris Fraksi PDIP ini lalu bercerita kecanggihan face recognition di Polda Metro Jaya. Menurutnya, sulit untuk mengelak dari kecanggihan teknologi tersebut. Alamat seseorang juga bisa langsung diketahui.

"Saya pernah datang ke Polda Metro saya dijelaskan alatnya canggih banget. Retina matanya bisa kita lihat disana itu, jadi kalau orang yang berbenturan di depan itu menolak, tidak bisa. Itu komplit sekali. Saya juga coba," ungkap Pacul.

"Jadi mudah-mudahan (salah tangkap) itu kesalahan error itu," tukasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.