Sukses

Hasil Survei Point Indonesia, Siapa Capres dengan Elektabilitas Paling Unggul?

Lembaga Strategi Kampanye Politik, Point Indonesia merilis hasil survei nasional. Hasilnya nama Prabowo Subianto menjadi sosok tokoh paling populer dengan raihan suara responden sebesar 28 persen.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Strategi Kampanye Politik, Point Indonesia merilis hasil survei nasional. Hasilnya nama Prabowo Subianto menjadi sosok tokoh paling populer dengan raihan suara responden sebesar 28 persen.

"Calon Presiden di urutan selanjutnya yang masuk dalam ranking 5 besar adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 24,1 %, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 21,7 %, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 10,3 % dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 7,2 %," kata Usmar, Peneliti Senior Point Indonesia dalam keterangan tertulis diterima, Senin (11/4/2022).

Melihat hasil survei itu, Usmar menerangkan ada temuan menarik dalam, yaitu melejitnya elektabilitas Sandiaga Uno yang melampaui Anies Baswedan dan Ridwan Kamil.

Dekan FEB Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) ini membeberkan, hal itu terjadi bukan tanpa alasan. Menurut hasil dari temuan di lapangan diketahui bahwa saat ini masyarakat tengah dihadapkan oleh lapangan kerja dan pengangguran, kenaikan harga kebutuhan pokok dalam hal ini harga minyak goreng, kenaikan harga BBM, hingga rencana kenaikan harga pertalite juga gas LPG 3 kg.

"Fokus pertumbuhan ekonomi menjadi isu sentral dan berkaitan dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19. Publik menginginkan pemimpin yang memiliki perhatian pada ketiga isu di atas. Dari hasil survei, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno muncul sebagai tokoh yang dinilai mampu untuk menjawab tantangan itu." urai Usmar.

Usman menilai, salah satu poin kuat Sandiaga ialah karena dia memiliki pengalaman sebagai pengusaha dan baik dalam menjalin kerja sama. Sandiaga juga dinilai memiliki positioning lebih dalam isu-isu ekonomi.

"Perannya dalam menciptakan kebijakan yang pro-entrepreneurship, hingga membuka lapangan pekerjaan," Usmar memungkasi.

Sebagai informasi, survei Point Indonesia dilaksanakan pada tanggal 11 hingga 22 Maret 2022. Survei menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan sebaran sampel secara proporsional di 34 Provinsi dengan jumlah responden sebanyak 1.916 orang dan margin of error +- 2,24 %.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Survei Terkini SMRC

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali merilis hasil survei terkininya. Survei kali ini bertajuk Prospek Capres 2024.

Salah satu hasil survei menyebutkan, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden cenderung menguat.

"Dalam pertanyaan semi terbuka dengan daftar 43 nama, Ganjar Pranowo mendapatkan 18,1 persen suara, Prabowo Subianto 17,6 persen, Anies Baswedan 14,4 persen, nama-nama lain di bawah 4 persen. Masih ada 13,7 persen yang belum menentukan pilihan," papar Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas, Kamis 7 April 2022.

Kemudian menurut Abbas, dalam satu tahun terakhir, dukungan pada Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan mengalami penguatan.

"Suara untuk Ganjar naik dari 8,8 persen pada survei Maret 2021 menjadi 18,1 persen pada Maret 2022. Demikian pula dengan Anies Baswedan, suaranya naik dari 11,2 persen menjadi 14,4 persen. Sementara dukungan pada Prabowo mengalami pelemahan dari 20 persen menjadi 17,6 persen," kata Abbas.

Adapun survei ini dilakukan pada 1220 responden yang dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling.

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,12% pada tingkat kepercayaan 95%. Sementara wawancara tatap muka dilakukan pada 13 - 20 Maret 2022.

3 dari 4 halaman

1. Elektabilitas Ganjar dan Anies Cenderung Menguat di Pilpres 2024

Temuan survei opini publik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru, bertajuk Prospek Capres 2024 menyebutkan elektabilitas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden cenderung menguat.

Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas dalam paparannya menunjukkan dalam pertanyaan semi terbuka dengan daftar 43 nama, Ganjar Pranowo mendapatkan 18,1 persen suara, Prabowo Subianto 17,6 persen, Anies Baswedan 14,4 persen, nama-nama lain di bawah 4 persen.

Namun, lanjut dia, masih ada 13,7 persen yang belum menentukan pilihan.

Abbas melanjutkan bahwa dalam satu tahun terakhir, dukungan pada Ganjar dan Anies mengalami penguatan.

"Suara untuk Ganjar naik dari 8,8 persen pada survei Maret 2021 menjadi 18,1 persen pada Maret 2022. Demikian pula dengan Anies Baswedan, suaranya naik dari 11,2 persen menjadi 14,4 persen. Sementara dukungan pada Prabowo mengalami pelemahan dari 20 persen menjadi 17,6 persen," kata Abbas, Kamis 7 April 2022.

Meski demikian, Abbas memberikan catatan terhadap dukungan pada Ganjar yang peningkatannya tidak tinggi dalam tiga bulan terakhir.

"Walaupun suara Ganjar mengalami peningkatan signifikan dalam setahun terakhir, namun cenderung datar dalam tiga bulan terakhir. Dari 19,2 persen pada Desember 2021 menjadi 18,1 persen pada Maret 2022,” papar Abbas.

4 dari 4 halaman

2. Beberkan Faktor Penentuan Capres dan Cawapres

Temuan survei opini publik SMRC terbaru bertajuk Prospek Capres 2024 menyebutkan Pasangan Anies Baswedan–Agus Harimurti Yudhoyono memiliki peluang untuk menang pemilihan presiden dan wakil presiden.

Abbas dalam paparannya menyebut kemungkinan pemilihan presiden mendatang maksimal hanya diikuti oleh tiga pasangan mengingat presidential threshold yang cukup tinggi, 20 persen.

Menurut Abbas, pembentukan pasangan calon presiden–wakil presiden dapat ditentukan oleh pola hubungan antar partai untuk berkoalisi.

Pertama, jika ideologi penting, maka partai paling kebangsaan dan partai paling Islam mungkin tak mudah berkoalisi. PDIP dan PKS mungkin tak berkoalisi di tingkat nasional.

"Partai-partai lain di antara dua partai tersebut dapat saling berkoalisi baik dengan PDIP maupun PKS," terang Abbas.

Faktor kedua, kata Abbas, adalah komunikasi antara elite partai. Ada beberapa partai, menurutnya, yang tak mudah berkomunikasi bukan karena ideologi tapi suasana kebatinan di antara pemimpin partai: PDIP vs Demokrat dan vs NasDem. Juga NasDem vs Gerindra.

"Karena itu kemungkinan PDIP tidak berkoalisi dengan Demokrat maupun NasDem. Sementara NasDem mungkin tak bisa berkoalisi dengan Gerindra," kata Abbas.

Faktor ketiga adalah adanya partai tiga besar, yaitu PDIP, Golkar, dan Gerindra. Abbas memperkirakan kemungkinan masing-masing partai ini menuntut kadernya jadi nomor 1 atau miminal nomor 2.

"Maka Prabowo, Puan, dan Airlangga mungkin akan maju untuk nomor 1 atau nomor 2," kata dia.

Faktor keempat adalah intensitas untuk menjadi calon nomor satu. Hal ini ditemukan pada sosok Prabowo yang secara intens didorong oleh partainya, Gerindra, untuk menjadi calon presiden. Faktor kelima adalah pertimbangan elektabilitas calon.

"Tiga nama dengan elektabilitas teratas adalah Prabowo, Ganjar, dan Anies," ucap Abbas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.