Sukses

Anies Baswedan Ingatkan Pentingnya Kesetaraan Dalam Membangun Kota

Anies menyebut dalam membangun infrastruktur, perlu menggunakan pendekatan gagasan sosiologis.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menekankan pentingnya kesetaraan dalam membangun kota.

Anies menyebut dalam membangun infrastruktur, perlu menggunakan pendekatan gagasan sosiologis.

Hal itu disampaikan Anies saat mengisi ceramah Tarawih Ramadan dengan tema menjadi Manusia Bernilai Menyongsong Indonesia Memimpin Dunia 2045, di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis 7 April 2022 malam.

"Bangun infrastruktur dengan gagasan bukan hanya infrastruktur untuk infrastruktur, tapi infrastruktur untuk tujuan sosial, ada gagasan sosiologi disitu dibalik (pembangunan) infrastruktur," ujar Anies dalam ceramahnya dilihat di akun YouTube Masjid Kampus UGM.

Anies menegaskan, dalam membangun infrastruktur di ibu kota saat ini dengan menerapkan 3 hal yaitu gagasan, narasi dan karya.

"Dengan membangun infrastruktur melalui gagasan, narasi dan karya, kata Anies, memunculkan kesetaraan sosial," kata dia.

"Kalau hanya karya saja tanpa narasi dan gagasan kita tidak bisa jelaskan mengapa ini dibangun. Jadi ada gagasan sosiologi, dan kemasyarakatan dan lalu tranportasi infrastruktur itu narasinya, dan hasilnya apa yang terjadi perasaan kesetaraan hidup," sambungnya.

Anies menambahkan, di Jakarta saat ini pihaknya tengah mewujudkan kesetaraan dalam membangun infrastruktur seperti trotoar dan transportasi. Anies mencontohkan, pentingnya membangun kesetaraan melalui sektor transportasi seperti Jak Lingko saat ini.

"Membangun transportasi umum itu bukan sekedar mengatur mobilitas penduduk, transportasi itu tentang sosiologi masyarakat dan bagaimana kita membangun kesetaraan dan membangun perasaan kebersamaan di ruang ketiga, sama halnya taman begitu trotoar begitu juga," jelas Anies.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pembangunan Trotoar di Jakarta

Anies menuturkan, hal serupa berlaku bagi pembangunan trotoar yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta saat ini.

Mantan Menteri Pendidikan ini mencontohkan seperti pembangunan trotoar di sepanjang jalan Jenderal Sudirman-Thamrin Jakarta, sebagai contoh bahwa adanya keseteraan di setiap masyarakat.

"Setelah di bangun trotoar yang sangat nyaman orang dari mana mana datang dan merasakan tempat ini adalah miliki kita tidak harus menjadi jutawan atau businessman, tapi rakyat kebanyakan bisa menikmati jalan yang paling elit di Republik ini itu kesetaraan," kata dia.

Sebelumnya, dia menyampaikan Pemprov DKI Jakarta selama tiga tahun lebih, 296 taman kota, 29 hutan kota, dan 154 jalur hijau, telah direvitalisasi. Revitaliasi diperuntukan sebagai ruang ketiga bagi warga beraktivitas di Jakarta.

"Ruang ketiga ini sejak tahun 2018 sampai 2021, kita membangun dan merevitalisasi 296 taman kota, 29 hutan kota, 154 jalur hijau," ucap Anies.

Selain bertujuan untuk menghidupkan interaksi antar individu di ruang ketiga, Anies berpandangan bahwa revitalisasi dilakukan karena konsep taman di Jakarta umumya membatasi ruang gerak masyarakat. Seperti contoh larangan menginjak rumput.

 

3 dari 4 halaman

Berkonsep

Anies beranggapan, jika terdapat larangan menginjak rumput di taman atau hutan kota, aktivitas akan terbatas.

"Hampir semua taman kita dibangun konsep garden, konsekuensinya tertulis dilarang menginjak rumput. Bagaimana anak bisa bermain kalau tidak boleh diinjak, nanti (rumput) ya tinggal ditanam lagi. Tujuannya terjadi interaksi warga, yang dibangun bukan garden tapi park," kata dia.

Selain taman dan area hijau, Anies juga menyampaikan telah melakukan revitalisasi trotoar sepanjang 241 km. Namun, ia cukup menyayangkan jika hanya trotoar Jalan Sudirman yang mendapatkan publisitas.

"Trotoar yang dbangun bukan hanya di jalan Sudirman. Selama 3 tahun lebih ini kita bangun adalah 241 km," kata dia.

Diketahui, bahwa Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas hidup warga dan melenyapkan polusi udara tidak main-main. Kebijakan pembatasan kendaraan lewat Ganjil Genap (Gage) dan menghadirkan moda transportasi massal yang nyaman seolah belum cukup.

Sehingga, Pemprov DKI Jakarta juga tengah membangun infrastruktur publik sebagai ruang ketiga bagi masyarakat Ibu Kota. Ruang ketiga merupakan tempat berinteraksinya masyarakat, antara lain taman kota berupa Taman Maju Bersama (TMB) atau ruang terbuka hijau (RTH) lainnya.

 

4 dari 4 halaman

Menanam Pohon

Sementara untuk mengurangi polutan, Pemprov DKI Jakarta menanam 100.000 bunga bougenville di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin sebagai wujud penerapan Ingub Nomor 66 Tahun 2019.

Salah satu isi Ingub itu, yakni mendorong adopsi prinsip bangunan hijau atau green building oleh seluruh gedung melalui penerapan insentif dan diinsentif. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, penanaman pohon tersebut merupakan langkah awal Pemprov DKI untuk mengendalikan kualitas udara di Jakarta.

Dalam Ingub tersebut, Gubernur Anies menggalakkan penanaman tanaman berdaya serap polutan tinggi mulai pada tahun 2019, hingga menekankan para pengelola gedung untuk untuk menerapkan prinsip green building. Beberapa tanaman yang ditekankan untuk massif ditanam tersebut misalnya adalah bougenville, tabebuya, sansiviera (lidah mertua), dan sirih kuning.

Kolaborasi dengan masyarakat juga diintensifkan, antara lain gerakan #200Taman2JutaTanaman untuk melibatkan beragam instansi dan komunitas warga di bidang lingkungan hidup. Hingga September 2019, progres penanaman tanaman hias telah mencapai 339.590 tanaman dan penanaman pohon mencapai 6.787 pohon.

"Pilihan tanaman Bougenville ini karena tanaman dengan serapan polusi udara kategori tinggi. Harapannya semua kawasan di Jakarta ditanami tanaman-tanaman yang relevan dengan kawasannya," ungkap Anies.

Hadirnya beragam taman kota yang telah, sedang, dan terus dilakukan pembangunannya tersebut, membuktikan Pemprov DKI Jakarta berkomitmen penuh untuk meng­implementasikan Ruang Ketiga yang nyaman bagi warganya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.