Sukses

4 Fakta Bentrokan Mahasiswa di UIN Alauddin Makassar

Bentrokan antarmahasiswa terjadi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Bentrokan antarmahasiswa terjadi di Universitas Islam Negeri atau UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan. Bentrok antara dua kelompok mahasiswa itu terjadi pada Selasa 29 Maret 2022 kemarin.

Akibat bentrokan tersebut, Wakil Dekan Fakultas Hukum dan Syariah UIN Alaudin menjadi korban setelah terkena batu pada bagian kepala. Tak hanya itu, sejumlah fasilitas kampus juga rusak.

"Ada lima orang tadi yang datang dan melempari sekretariat Fakultas Saintek, setelah mereka lari ke Fakultas Syariah. Kemudian beberapa mahasiswa Saintek mendatangi Gedung Fakultas Syariah untuk klarifikasi dan diketahui hanya kesalahpahaman saja," ujar salah satu petugas keamanan kampus Suardi (35), Selasa 29 Maret 2022.

Suardi menyebut, bentrok itu terjadi antara mahasiswa Fakultas Saintek dan Fakultas Syariah.

Sementara itu, Kepala Sekuriti UIN Alauddin, Syarifuddin mengatakan, dua kelompok mahasiswa yang bentrok menggunakan batu dan busur.

"Kita lihat ada anak panah, batu, dan ada parang juga," kata Syarifuddin.

Berikut sederet fakta terkait bentrokan mahasiswa yang terjadi di UIN Alauddin, Makassar, dihimpun Liputan6.com:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Terjadi Antara Mahasiswa di Dua Fakultas

Bentrokan antar mahasiswa tak terhindarkan terjadi di Universitas Islam Negeri atau UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan. Bentrok antar dua kelompok mahasiswa itu terjadi pada Selasa 29 Maret 2022.

Menurut salah satu petugas keamanan kampus Suardi (35), kejadian bentrok itu antara mahasiswa Fakultas Saintek dan Fakultas Syariah.

"Ada lima orang tadi yang datang dan melempari sekretariat Fakultas Saintek, setelah mereka lari ke Fakultas Syariah. Kemudian beberapa mahasiswa Saintek mendatangi gedung Fakultas Syariah untuk klarifikasi dan diketahui hanya kesalahpahaman saja," kata Suardi, Selasa 29 Maret 2022.

Kemudian, lanjut dia, setelah pertemuan itu, tiba-tiba mahasiswa Saintek dilempari batu sehingga mereka membalas. Lau terjadilah tawuran antar fakultas tersebut yang tak terhindarkan lagi.

"Jadi mahasiswa Saintek ini sudah mundur tapi dilempari batu kemudian direspon balik oleh para mahasiswa dari kedua fakultas tersebut," jelas Suardi.

 

3 dari 5 halaman

2. Pemicu Awal Bentrok Belum Diketahui, Petinggi Kampus Jadi Korban

Sementara itu, Kepala Security UIN Alauddin Syarifuddin mengaku belum bisa memastikan fakultas apa yang menjadu pemicu bentrok tersebut. Begitu pula pemicunya belum diketahui.

Dari laporan bahwa ada sekelompok mahasiswa yang melempar di salah satu fakultas. Meski begitu, sejumlah orang menjadi korban lemparan batu.

Namun, pihaknya belum bisa mengindetifikasi berapa jumlah korban luka.

"Kita belum bisa identifikasi berapa jumlah korban yang jelas ada. Wakil Dekan 3 Saintek, Wakil Dekan Syariah, dan Wadek 1 Syariah kena lemparan batu," kata Syarifuddin.

 

4 dari 5 halaman

3. Rusak Fasilitas Kampus dan Kendaraan

Bentrok yang terjadi pada Selasa 29 Maret 2022 itu memang pada akhirnya berhasil diredam, tetapi sejumlah fasilitas terpantau rusak, seperti kaca jendela di sejumlah fakultas.

Begitu juga sejumlah motor juga jatuh berserakan.

Syarifuddin menjelaskan, dua kelompok mahasiswa saling serang menggunakan batu dan busur. Bahkan ada juga mengenakan senjata tajam jenis parang.

"Kita lihat ada anak panah, batu, dan ada parang juga," kata Syarifuddin.

Dia menambahkan kondisi kampus saat ini mulai kondisif. Selain itu, pihaknya mengupayakan hal serupa tidak terulang lagi.

 

5 dari 5 halaman

4. Lokasi Kampus Dijaga Polisi

Dijelaskan, Kapolsek Somba Opu Gowa AKP Ismail, pihaknya masih melakukan pengamanan di sekitar kampus untuk mengantisipasi terjadinya tawuran susulan. Namun, belum diketahui penyebab terjadinya tawuran.

"Kondisinya sekarang sudah kondusif, tapi masih dilakukan penjagaan," kata Ismail.

Ditegaskan dia, saat ini pihaknya masih menyelidiki penyebab bentrok yang terjadi.

"Bentrok sudah kita redam, ada sekitar 15 orang yang turun mengamankan bentrok ini. Kami belum tahu apa penyebab terjadinya bentrok, karena sementara diselidiki," tegas Ismail.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.