Sukses

Jokowi Minta Permudah Pengurusan Sertifikat SNI: Jangan Ruwet

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku mendengar adanya keluhan soal sulitnya pembuatan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI).

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku mendengar adanya keluhan soal sulitnya pembuatan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI).

Dia pun meminta agar pembuatan sertifikat SNI disederhanakan dan dipermudah.

"Yang sering dikeluhkan SNI susah, SNI barang apa toh? Sertifikatnya sulit, sertifikat apalagi? Buat sederhana, barang kita sendiri," kata Jokowi saat memberikan Pengarahan dalam Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022).

Dia pun meminta agar biaya pembuatan sertifikat SNI bisa terjangkau oleh semua pihak. Hal ini agar pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) bisa mendapatkan sertifikat SNI.

"Jangan ruwet, mahal bayar sini, bayar sana. Kapan UMKM kita dapat SNI kalau digitu-gituin. Dipermudah, biar semua (UMKM) bisa masuk ke e-catalog," katanya.

"Kalau kita semangat semua seperti ini, UKM (usaha kecil menengah) kita tersenyum semua, UKM kita mau tidak mau berproduski investasi lagi," sambung Jokowi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memperbanyak Produk Dalam Negeri

Dia ingin agar produk UMKM bisa banyak masuk ke dalam e-katalog. Jokowi sendiri telah meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk memperbanyak produk dalam negeri yang masuk e-katalog

"Saya minta kepada Kepala LKPP, kemarin 50.000 sudah loncat ke 161.000 masuk e-catalog," ucapnya.

Jokowi lalu menargetkan produk dalam negeri yang masuk ke e-catalog bisa mencapai 1 juta hingga akhir 2022. Dia juga mengingatkan kepala daerah untuk mengambil produk-produk UKM.

"Akhir tahun harus bisa sampai tembus 1 juta. Lompatannya harus begitu, kepala daerah, gubernur, wali kota, bupati ambil UKm kita yang baik-baik masuk ke e-catalog," tutur Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.