Sukses

Fakta Banjir di Cilacap, Pemicu Hingga Deretan Wilayah yang Tergenang

Banjir yang disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi di wilayah Cilacap membuat sejumlah wilayah ikut tergenang.

Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras dengan intensitas lebat yang melanda Cilacap, Jawa Tengah, Kamis, 17 Maret hingga Jumat dini hari, 18 Maret 2022 kemarin membuat sejumlah titik terendam banjir.

Menurut Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, hujan yang turun tergolong ekstrem, karena curah hujan yang turun  lebih dari 150 milimeter selama 24 jam.

"Berdasarkan pantauan curah hujan di sejumlah lokasi pada tanggal 18 Maret 2022, curah hujan yang terjadi di Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan Purbalingga masuk kategori lebat hingga sangat. Bahkan ada yang masuk kategori (hujan) ekstrem," kata Teguh di Cilacap,Jumat, 18 Maret 2022 dikutip Antara.

Lantas, apa pemicunya? Salah satunya disebabkan oleh tingkat kelembapan yang tinggi hingga memicu terbentuknya awan Cumulonimbus di sekitar wilayah Cilacap dan sekitarnya.

"Analisis citra satelit Himawari pada pukul 23.30 WIB hingga 04.00 WIB, tanggal 17-18 Maret 2022, menunjukkan adanya pertumbuhan awan konvektif (Cumulonimbus) dengan suhu puncak awan hingga minus 100 derajat Celcius," katanya.

Berikut sederet fakta terkait banjir di Cilacap, pemicu hingga deretan wilayah yang ikut tergenang:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Akibat Hujan Lebat

Bencana banjir yang melanda Kabupaten Cilacap dan Banyumas dipicu hujan dengan intensitas sangat lebat pada Kamis malam, 17 Maret 2022.

Menurut Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, dari data curah hujan yang terpantau di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jeruklegi, Cilacap, tercatat mencapai 215 milimeter atau masuk kategori ekstrem karena lebih dari 150 milimeter selama 24 jam.

Sementara di Klapagading, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, tercatat 114 milimeter, dan di Losari, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, sebesar 102 milimeter sehingga masuk kategori sangat lebat.

Sedangkan di Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap tercatat 79 milimeter, Pos Meteorologi Bandara Tunggul Wulung Cilacap sebesar 58 milimeter, dan Kedungreja Cilacap mencapai 85 milimeter, sehingga masuk kategori lebat.

"Hujan sangat lebat jika curah hujan dalam 24 jam berkisar 100-150 milimeter, hujan lebat jika berkisar 50-100 milimeter," kata Teguh menjelaskan.

3 dari 4 halaman

2. Dipicu Cuaca Ekstrem

Lebih lanjut, dia mengatakan berdasarkan analisis cuaca sementara, angin pada ketinggian 3.000 feet yang didominasi dari arah tenggara di wilayah Jawa Tengah menyebabkan peningkatan pembentukan awan Cumulonimbus (Cb) akibat efek orografis di wilayah selatan pegunungan Jateng dengan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir yang dapat disertai dan/atau didahului angin kencang.

Selain itu, kata dia, kelembapan relatif yang tinggi pada lapisan 850 dan 700 milibar (mb) berkisar 70-80 persen dan 90-100 persen didukung dengan nilai indeks labilitas yang cenderung labil di wilayah kejadian mendukung untuk terbentuknya awan Cumulonimbus di sekitar wilayah Cilacap dan sekitarnya.

Menurut dia, kondisi tersebut memicu terjadinya hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat, bahkan ekstrem di sejumlah wilayah Cilacap dan Banyumas pada Kamis, 17 Maret hingga Jumat dini hari, 18 Maret yang berdampak banjir.

Selain banjir, bencana tanah longsor juga terjadi di Desa Jurangbahas dan Randegan, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, pada Jumat dini hari, 18 Maret 2022. 

4 dari 4 halaman

3. Wilayah yang Tergenang

Bencana banjir dilaporkan menggenangi sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, akibat hujan lebat yang terjadi pada Jumat dini hari, 18 Maret 2022. 

"Kalau di Kecamatan Nusawungu, sebenarnya sudah berlangsung sejak Selasa (15/3). Bahkan kemarin sudah mulai surut lebih dari 20 centimeter," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Wijonardi di Cilacap. 

Akan tetapi, kata dia, hujan lebat yang terjadi sejak Jumat (18/3) dini hari mengakibatkan genangan banjir di Kecamatan Nusawungu kembali tinggi.

Selain karena hujan lebat, banjir di wilayah Kecamatan Nusawungu juga merupakan kiriman dari Sungai Gatel yang melimpas di Desa Karanggedang, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, serta limpasan dari Sungai Bodo dan Sungai Ijo yang berada di perbatasan Cilacap dan Kabupaten Kebumen.

"Tapi Insya Allah hari ini (18/3) tidak ada hujan lagi, mungkin nanti siang sudah mulai surut kembali," katanya dilansir Antara.

Selain di Nusawungu, kata dia, ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kroya, Kabupaten Cilacap, dengan Banyumas, pada Jumat 18 Maret pagi kembali tergenang sepanjang 500 meter di sekitar Tugu Pertamina (batas Cilacap dan Banyumas, red.) akibat limpasan dari Sungai Wates.

Ia mengatakan hujan lebat yang terjadi sempat menggenangi ruas jalan nasional di Desa Jambusari, Kecamatan Jeruklegi, sehingga arus kendaraan dari arah Cilacap maupun Wangon, Kabupaten Banyumas, tersendat.

"Ruas jalan di sekitar Pasar Lebeng dan Desa Dondong, Kecamatan Kesugihan, juga sempat tergenang akibat limpasan air sungai, namun pagi ini sudah surut kembali," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.