Sukses

Anies-Ganjar Bersaing di Survei, Masyarakat Inginkan Kepala Daerah Berprestasi di Pilpres

Hendri menilai, strategi pencitraan untuk pemenangan pilpres sudah lama atau dianggap sudah usang oleh banyak orang. Menurutnya, srategi yang kini ideal adalah pameran prestasi kinerja.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah survei publik terkait peta politik 2024 dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan potensi persaingan yang ketat antara dua tokoh kepala daerah yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Survei terbaru yang dilakukan Development Technology Strategy (DTS) Indonesia menyatakan beragam simulasi calon presiden pada pilpres 2024, muncul potensi persaingan dua kandidat (head-to-head) hingga putaran kedua antara Anies dengan Ganjar. 

Pengamat politik sekaligus pengajar ilmu komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, potret itu menjadi bukti bahwa referensi pilihan para pemilih bergeser ke kandidat yang berlatar belakang kepala daerah merakyat ke cerdas.

"Kriteria pemimpin yang diinginkan pemilih saat ini memang cenderung bergeser dari merakyat ke cerdas, jadi rakyat menyukai dan membutuhkan presiden yang cerdas,” ungkap Hendri Satrio saat dikonfirmasi Rabu (2/3/2022).

Kemudian, sambung Hendri, strategi pencitraan untuk pemenangan itu sudah lama atau dianggap sudah usang oleh banyak orang. Menurutnya, srategi yang kini ideal adalah pameran prestasi kinerja.

"Maka strategi saat ini yang harus digunakan adalah yang bersifat pameran-pameran. Hanya para kepala daerah yang memiliki hasil-hasil pembangunan yang bisa melakukan strategi-strategi pameran itu, bukan lagi pencitraan,” tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ganjar Terjegal Kasus Desa Wadas

Anies Baswedan, lanjut pendiri lembaga KedaiKOPI ini, memiliki banyak hasil-hasil pembangunan yang bisa dipamerkan. Hal itulah yang membuat rating elektabilitas Anies meningkat.

Selain itu, persaingan ketat antara Anies dan Ganjar bisa jadi karena melemahnya elektabilitas Ganjar karena kasus konflik Wadas di wilayah Purworejo beberapa waktu belakangan.

Hal ini terkait referensi pilihan pemilih yang menuntut pemimpin yang cerdas menemukan solusi bagi persoalan publik luas.

"Persaingan keduanya (head-to-head) juga didukung oleh elektabilitas Pak Ganjar yang terganggu kasus konflik Wadas kemarin. Kerja-kerja yang tidak terlalu rapi atau kurang bisa diselesaikan dengan baik di Wadas itu membuat elektabilitas Pak Ganjar turun,” pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.