Sukses

Sejarah, Asal Usul, dan Makna Ogoh-Ogoh saat Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi 2022 akan diperingati besok, Kamis 3 Maret 2022. Pada perayaan Nyepi, biasanya identik dengan adanya ogoh-ogoh.

Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Nyepi 2022 akan diperingati besok, Kamis 3 Maret 2022. Pada perayaan Nyepi, biasanya identik dengan adanya ogoh-ogoh.

Lantas apakah itu ogoh-ogoh? Melansir laman resmi ISI Denpasar, sejak 1980-an, umat Hindu memanfaatkan ogoh-ogoh sebagai atribut acara mengelilingi desa dengan membawa obor.

Umumnya, ogoh-ogoh diarak menuju sema, yakni tempat persemanyaman umat Hindu, sebelum dibakar dan pada saat pembakaran mayat. Kemudian, ogoh-ogoh yang sudah diarak mengelilingi desa tersebut dibakar.

Karena bukan sarana upacara, ogoh-ogoh diarak setelah upacara pokok selesai diiringi irama gamelan khas Bali, Bleganjur Patung. Alat musik ini biasanya berbahan dasar bambu, kertas, dan kain.

Benda-benda sederhana tersebut merupakan kreativitas dan spontanitas masyarakat demi memeriahkan upacara. Seiring waktu, ogoh-ogoh lekat dengan berbagai perayaan demi menyemarakkan suasana, termasuk saat Nyepi.

Ogoh-ogoh sendiri umumnya berbentuk boneka raksasa yang merupakan manifestasi Bhutakala. Dalam ajaran Hindhu Dharma, Bhutakala merupakan kekuatan Bhu (alam semesta) dan Kala (waktu) yang tak terukur dan tak terbantahkan.

Ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk hidup di mayapada, surga, dan neraka, seperti naga, gajah, garuda, widyadari, serta dewa. Ogoh-ogoh biasanya dibuat dari styrofoam, bambu, koran bekas, kain, cat, kawat besi, dan kayu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Makna Ogoh-Ogoh

Ogoh-ogoh melambangkan pengakuan manusia akan kuasa alam semesta dan waktu dengan kekuatan yang dapat dibagi dua. Pertama, kekuatan Bhuana Agung (alam semesta) dan kedua, Bhuana Alit (kekuatan dalam diri manusia).

Kedua kekuatan ini dapat digunakan untuk menghancurkan atau membuat dunia lebih baik. Masyarakat Bali percaya bahwa ogoh-ogoh mempresentasikan sifat buruk di dalam diri manusia. Karenanya, mereka membuat ogoh-ogoh sebelum perayaan Nyepi.

Setelah ogoh-ogoh selesai dibuat, lalu diarak berkeliling kota atau desa, ogoh-ogoh dibakar sebagai simbol telah hilangnya sifat buruk di dalam diri manusia. Sehingga, mereka pun siap melakukan tapabrata pada Hari Raya Nyepi keesokan harinya.

3 dari 3 halaman

Nyepi di Bali tanpa Internet

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.