Sukses

KPK Sebut Koruptor Maling Uang Rakyat Secara Berjemaah

KPK menyebut para koruptor, dalam mengambil uang rakyat, tidak mungkin bekerja sendiri. Menurut KPK, para koruptor melakukan aksinya secara berjemaah.

Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut para koruptor, dalam mengambil uang rakyat, tidak mungkin bekerja sendiri. Menurut KPK, para koruptor melakukan aksinya secara berjemaah.

"Korupsi itu dilakukan para koruptor secara berjemaah. Mereka berjejaring dengan sesama koruptor. Tidak mungkin koruptor melakukan korupsi sendirian," ujar Kepala Satuan Tugas Jaringan Pencegahan Korupsi Indonesia (Satgas JAGA) KPK Indira Malik dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (27/2/2022).

Menurut dia, untuk mengantisipasi hal tersebut, KPK telah menelurkan aplikasi JAGA.id untuk memudahkan masyarakat membuat laporan terkait dugaan tindak pidana korupsi.

"Supaya bisa melawan, kita harus juga berjejaring lewat fitur diskusi di JAGA.id," kata Indira.

Aplikasi JAGA merupakan sistem yang difasilitasi KPK untuk pengaduan masyarakat dalam pelayanan publik demi mendorong transparansi pemerintah dengan keterbukaan data, sehingga dapat mengurangi risiko korupsi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlu Partisipasi Masyarakat

Menurut Indira, partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam memberantas korupsi.

"Karena pencegahan korupsi itu ada dua kuncinya. Jangan mau jadi korban, jangan sampai jadi pelaku. Nah JAGA ini bisa memfasilitasinya," kata Indira.

Indira menjelaskan, platform JAGA sudah berevolusi sejak pertama kali diluncurkan pada 2016. Di website dan aplikasinya, masyarakat bisa mendapatkan informasi seputar aksi pencegahan korupsi pemerintah daerah, informasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), dan gratifikasi di daerah tempat masyarakat itu berada.

"Jadi masyarakat bisa melihat, harta kekayaan gubernur di daerah saya berapa ya, bupati berapa ya," ujar Indira.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.