Sukses

Usulan Pemilu 2024 Ditunda, AHY: Ide Ajaib

AHY menyebut penambahan masa jabatan presiden dengan menunda Pemilu 2024 menabrak konstitusi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melantik pengurus DPD Demokrat Banten dan Riau melalui video conference. Putra sulung SBY itu berpesan ke pengurus dan kader partai berlambang mercy tersebut untuk mewaspadai adanya pihak tertentu yang ingin menambah masa jabatan presiden, dengan wacana mengundur pelaksanaan pilpres yang sudah diagendakan tahun 2024.

AHY menyebut penambahan masa jabatan presiden dengan menunda Pemilu 2024 menabrak konstitusi Indonesia.

"Kenapa kita sedang fokus bekerja keras menghadapi pandemi dan keluar situasi ekonomi yang tidak baik ini, kemudian muncul ide ajaib seperti itu," kata Ketua Umum Demokrat, AHY, dalam video conference, saat melantik DPD Demokrat Banten dan Riau, Sabtu (26/02/2022).

Dihadapan pengurus DPD Demokrat Banten dan Riau, AHY menegaskan jika perpanjangan masa jabatan Presiden dan menunda Pilpres 2024, merupakan pelanggaran konstitusi Indonesia. Sehingga harus di suarakan oleh seluruh kader Partai Demokrat.

Dalam peraturan dan perundang-undangan di Indonesia, jabatan kepala daerah, anggota legislatif hingga presiden sudah di atur lama waktunya.

"Ada yang mulai menyuarakan sebaiknya di undur, menurut saya ini pernyataan yang tidak logis, apa dasarnya? Yang jelas itu tidak sesuai dengan konstitusi kita, bahwa ada masa kepemimpinan yang harus di patuhi bersama, baik tingkat nasional, provinsi sampai kabupaten kota," terangnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada yang Ingin Langgengkan Kekuasaan

AHY menduga ada pihak tertentu yang ingin mempertahankan dan tidak ingin kehilangan kekuasaannya, sehingga harus di antisipasi.

Menurutnya, ada pihak yang beralasan penundaan pilpres demi perbaikan ekonomi di massa pandemi dan penanganan covid-19 yang lebih baik lagi. Namun disisi lain, pilkada tetap dilaksanakan di massa pandemi corona.

"Ada mereka yang ingin melanggengkan kekuasaannya dan mereka takut kekuasaan. Negeri kita mau dibawa kemana kalau diisi atau di pimpin oleh orang-orang itu," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.